Perilaku proaktif merupakan pengambilan inisiatif terhadap suatu keadaan
saat terjadi maupun yang akan terjadi. Perilaku proaktif memerlukan adaptasi yang
bersifat menantang status quo dibandingkan adaptasi pasif pada saat kejadian
berlangsung (Crant, 2000). Proaktif adalah jalan untuk meningkatkan kinerja (Grant
et al., 2011). Menjadi proaktif adalah tentang mengambil kontrol untuk membuat
sesuatu terjadi daripada menonton sesuatu terjadi, mengantisipasi dan mencegah
masalah, dan merebut peluang. Hal ini melibatkan upaya diri, berinisiatif untuk
membawa perubahan di lingkungan kerja dan/atau diri sendiri untuk mencapai
masa depan yang berbeda (Parker et al., 2010).
Manajer dan penyelia mengharapkan karyawan untuk melampaui batas dari
deskripsi pekerjaan yang telah disepakati dan menuntut prestasi dari karyawan
dengan menunjukkan perilaku yang proaktif, yang merupakan jati diri karyawan, tindakan antisipatif karyawan terhadap perubahan, dan perbaikan situasi dari diri
karyawan sendiri (Maden, 2015). Pada penelitian Grant et al. (2011) menyatakan
bahwa perilaku proaktif adalah sifat kedua, dimana perilaku yang sesuai di tempat
kerja diciptakan melalui budaya, kehidupan keluarga, pengalaman pendidikan atau
dampak kumulatif dari tempat kerja yang tidak menerima proaktif karyawan. Hal
tersebut bertolakbelakang dengan penelitian Bateman dan Crant (1993) yang
menyatakan bahwa seseorang dengan perilaku proaktif secara sengaja merubah
lingkungan mereka.
Presbitero (2015) menyoroti pentingnya menjadi proaktif ketika mengelola
karir seseorang.
Carson et al. (2014) lebih lanjut memaparkan bahwa kepribadian
proaktif dimana individu mengambil inisiatif dan terlibat dalam tindakan yang
berorientasi masa depan memainkan peran penting dalam perencanaan dan
pembuatan karir seseorang.
Erkutlu (2012) menyatakan bahwa saat anggota tim merasa dihargai, diakui
dan didukung oleh pimpinan, anggota tim akan lebih bersedia untuk berbagi
tanggung jawab, bekerja sama dan berkomitmen untuk tujuan kolektif tim, yang
kemudian dapat menyebabkan perilaku proaktif tim yang lebih tinggi. Secara
khusus, tim menunjukkan sikap proaktif tertinggi ketika kecerdasan emosional
pemimpin dan kepribadian anggota tim juga memiliki proaktif tinggi (Erkutlu et
al., 2012). Saat karyawan merasa bahwa kontribusinya tidak didengar, motivasi
kayawan akan turun (demotivasi) dan produktivitas akan terganggu (Grant et al.,
2011). Hasil penelitian Tummers et al. (2015) menunjukkan bahwa praktik SDM
sangat efektif untuk meningkatkan perilaku proaktif.
Jadi, secara keseluruhan perilaku proaktif merupakan tindakan seseorang
yang dilakukan atas kehendak sendiri untuk mencegah, menciptakan atau
mengatasi suatu keadaan saat terjadi maupun yang akan terjadi, dan memungkinkan
untuk membuat perubahan pada perusahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar