Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit
reumatik autoimun yang ditandai adanya inflamasi tersebar luas, yang
mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan
dengan deposisi autoantibodi dan kompleks imun sehingga mengakibatkan kerusakan
jaringan1. Penyakit ini menyerang wanita muda dengan insiden puncak usia 15-40
tahun selama masa reproduktif dengan ratio wanita dan pria 5:11. Manifestasi
klinik dari LES beragam tergantung organ yang terlibat, dimana dapat melibatkan
banyak organ dalam tubuh manusia dengan perjalanan klinis yang kompleks, sangat
bervariasi dapat ditandai oleh serangan akut, periode aktif, terkendali ataupun
remisi. Berdasarkan berat-ringannya gejala yang muncul, LES dibagi menjadi 3
tingkatan yaitu ringan, sedang, dan berat3. Untuk menilai aktivitas penyakit
LES dapat dilakukan penilaian dengan skor, salah satunya adalah MEX-SLEDAI.
Sedangkan, untuk menilai status kesehatan pasien LES dapat dilakukan penilaian
dengan kuesioner SF-36 (Isbagio H, Albar Z, Kasjmir YI, et al. 2009).
Menurut kriteria MEX-SLEDAI, pasien yang
memiliki skor < 2 memiliki aktivitas penyakit LES ringan. Kemudian, pasien
yang memiliki skor 2-5 memiliki aktivitas penyakit LES sedang. Terakhir, pasien
yang memiliki skor > 5 memiliki aktivitas penyakit LES berat4. Pada SF-36,
skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 1005. Setiap pertanyaan memiliki skor
maksimal 100 dan skor minimal 0. Setiap pertanyaan dibagi menjadi 8 sub
penelitian, antara lain fungsi fisik, peranan fisik, rasa nyeri, persepsi
kesehatan umum, vitalitas, fungsi sosial, peranan emosi, dan kesehatan jiwa.
Semuanya dirangkum menjadi 2 skor komponen, yaitu gabungan skor komponen mental
dan gabungan skor fisik sehingga didapatkan total skor status kesehatan/
kualitas hidup6. Pada beberapa penelitian, aktivitas penyakit pada LES dianggap
mempengaruhi status kesehatan pasien LES sehingga akan mempengaruhi prognosis
pada tiap pasien LES (McMurry RW, May W, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar