Senin, 06 April 2020

Aspek-aspek Kecerdasan Emosi (Skripsi dan tesis)

Menurut Goleman (2004) kecerdasan emosi dibagi menjadi lima aspek, yaitu :
a.       Kesadaran Diri : Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan sendiri; memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.
b.      Pengaturan Diri : Menangani emosi kita sedemikan sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
c.       Motivasi : Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangay efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d.      Empati : Merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e.       Keterampilan Sosial : Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar; menggunakan keterampilan-keterampilan ini mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.
Dalam penelitian Abrori (2012) aspek-aspek kecerdasan emosional oleh Goleman ini kemudian diaplikasikan menjadi beberapa pengukuran Kecerdasan emosional yang terdiri dari lima unsur, yaitu sebagai berikut:
a.     Kesadaran diri (self awareness)
Kesadaran diri emosional merupakan pondasi hampir semua unsur kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan untuk berubah. Sudah jelas bahwa seseorang tidak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak ia kenal (Stein and Book, 20030. Ada tiga kemampuan yang merupakan ciri kesadaran diri yaitu:
1)        Kesadaran emosi, yaitu mengenali emosi diri sendiri dan mengetahui bagaimana pengaruh emosi tersebut terhadap kinerjanya.
2)        Penilaian diri secara teliti, yaitu mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, memiliki visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
3)        Percaya diri, yaitu keberanian yang datang dari keyakinan terhadap harga diri dan kemampuan sendiri (Goleman, 1996).
Kesadaran diri dalam kecerdasan emosi yakni mampu mengenal dan memilah-milah perasaan, menyadari kehadiran eksistensi emosi, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri. Sehingga dengan mengetahui hal tersebut seseorang bisa mendayagunakan, mengekspresikan, mengendalikan dan juga mengkomunikasikan dengan pihak lain.
b.     Pengaturan Diri (Self Regulation)
Pengaturan diri adalah kemampuan mengelola kondisi, impuls dan sumber daya sendiri. Tujuannya adalah keseimbangan emosi bukan menekan dan menyembunyikan gejolak perasaan dan bukan pula langsung mengungkapkannya (Alder, 2001: 125). Ada lima kemampuan utama pengaturan diri yang merupakan indikator cerdas emosi, yaitu:
1)        Kendali diri, yaitu menjaga agar emosi dan impuls yang merusak  tetap terkendali.
2)        Dapat dipercaya, yaitu menunjukkan kejujuran dan integritas.
3)        Kewaspadaan, yaitu dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban.
4)        Adaptabilitas, yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan dan tantangan.
5)        Inovasi, yaitu bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan, pendekatan-pendekatan dan informasi baru
Pengaturan diri yang dimaksud di sini yakni mampu mengelola, menguasai dan mengendalikan emosi sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum terciptanya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
c.     Motivasi (motivation)
Motivasi adalah kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran. Ada empat kecakapan utama dalam memotivasi diri, yaitu:
1)        Dorongan berprestasi, yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.
2)        Komitmen, yaitu menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga.
3)        Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.
4)        Optimis, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.
Motivasi yang dimaksud dalam kecerdasan emosi yaitu kemampuan menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.


d.    Empati (Emphaty)
Empati dapat dipahami sebagai kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain. Menurut Goleman, kemampuan empati ini dapat dicirikan antara lain:
1)             Memahami orang lain, yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
2)             Orientasi pelayanan, yaitu mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.
3)             Mengembangkan orang lain, yaitu merasakan kebutuhan orang lain untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka.
4)             Mengatasi keragaman, yaitu menumbuhkan kesempatan melalui pergaulan dengan banyak orang.
5)             Kesadaran politis, yaitu mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
Empati dalam hal ini yaitu mampu menyadari, memahami dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Ketrampilan Sosial (Sosial Skill)
Ketrampilan sosial dapat dipahami sebagai kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain. Orang dengan kecakapan ini pandai menggugah tanggapan orang lain seperti yang dikehendakinya. Tanpa memiliki ketrampilan ini, orang akan dianggap angkuh, mengganggu dan tak berperasaan yang akhirnya akan dijauhi orang lain. Ada delapan kecakapan utama yang menjadi indicator ketrampilan sosial, yaitu:
1.    Pengaruh, yaitu trampil menggunakan perangkat persuasi secara efektif.
2.    Komunikasi, yaitu mendengarkan secara terbuka dan mengirim pesan secara meyakinkan.
3.    Manajemen konflik, yaitu merundingkan dan menyelesaikan ketidaksepakatan.
4.    Kepemimpinan, yaitu mengilhami dan membimbing individu atau kelompok.
5.    Katalisator perubahan, yaitu mengawali dan mengelola perubahan.
6.    Kolaborasi dan kooperasi, yaitu bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan bersama.
7.    Pengikat jaringan, yaitu menumbuhkan hubungan sebagai alat.
8.    Kemampuan tim, yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam
e.     memperjuangkan tujuan bersama
Ketrampilan sosial yang dimaksud yakni mampu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan-ketrampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan 

Tidak ada komentar: