Menurut Goleman (2004) kecerdasan emosi dibagi
menjadi lima aspek, yaitu :
a. Kesadaran
Diri : Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya
untuk memandu pengambilan keputusan sendiri; memiliki tolak ukur yang realistis
atas kemampuan sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.
b. Pengaturan
Diri : Menangani emosi kita sedemikan sehingga berdampak positif kepada
pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan
sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
c. Motivasi
: Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun kita
menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangay efektif
dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d. Empati : Merasakan yang dirasakan oleh orang lain,
mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan
menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Keterampilan
Sosial : Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan
dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar;
menggunakan keterampilan-keterampilan ini mempengaruhi dan memimpin,
bermusyawarah dan menyelesaikan perselselisihan dan untuk bekerja sama dan
bekerja dalam tim.
Dalam
penelitian Abrori (2012) aspek-aspek kecerdasan emosional oleh Goleman ini
kemudian diaplikasikan menjadi beberapa pengukuran Kecerdasan emosional yang terdiri
dari lima unsur, yaitu sebagai berikut:
a. Kesadaran
diri (self awareness)
Kesadaran
diri emosional merupakan pondasi hampir semua unsur kecerdasan emosional,
langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan untuk berubah. Sudah
jelas bahwa seseorang tidak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak ia
kenal (Stein and Book, 20030. Ada tiga kemampuan yang merupakan ciri kesadaran
diri yaitu:
1)
Kesadaran emosi, yaitu mengenali emosi
diri sendiri dan mengetahui bagaimana pengaruh emosi tersebut terhadap kinerjanya.
2)
Penilaian diri secara teliti, yaitu
mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, memiliki visi yang jelas
tentang mana yang perlu diperbaiki dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
3)
Percaya diri, yaitu keberanian yang
datang dari keyakinan terhadap harga diri dan kemampuan sendiri (Goleman,
1996).
Kesadaran
diri dalam kecerdasan emosi yakni mampu mengenal dan memilah-milah perasaan,
menyadari kehadiran eksistensi emosi, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri. Sehingga dengan mengetahui hal tersebut seseorang bisa mendayagunakan,
mengekspresikan, mengendalikan dan juga mengkomunikasikan dengan pihak lain.
b. Pengaturan
Diri (Self Regulation)
Pengaturan
diri adalah kemampuan mengelola kondisi, impuls dan sumber daya sendiri.
Tujuannya adalah keseimbangan emosi bukan menekan dan menyembunyikan gejolak
perasaan dan bukan pula langsung mengungkapkannya (Alder, 2001: 125). Ada lima kemampuan
utama pengaturan diri yang merupakan indikator cerdas emosi, yaitu:
1)
Kendali diri, yaitu menjaga agar emosi
dan impuls yang merusak tetap
terkendali.
2)
Dapat dipercaya, yaitu menunjukkan
kejujuran dan integritas.
3)
Kewaspadaan, yaitu dapat diandalkan dan
bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban.
4)
Adaptabilitas, yaitu keluwesan dalam
menghadapi perubahan dan tantangan.
5)
Inovasi, yaitu bersikap terbuka terhadap
gagasan-gagasan, pendekatan-pendekatan dan informasi baru
Pengaturan
diri yang dimaksud di sini yakni mampu mengelola, menguasai dan mengendalikan
emosi sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka
terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum terciptanya suatu
sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
c. Motivasi
(motivation)
Motivasi
adalah kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran. Ada
empat kecakapan utama dalam memotivasi diri, yaitu:
1)
Dorongan berprestasi, yaitu dorongan
untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.
2)
Komitmen, yaitu menyelaraskan diri
dengan sasaran kelompok atau lembaga.
3)
Inisiatif, yaitu kesiapan untuk
memanfaatkan kesempatan.
4)
Optimis, yaitu kegigihan dalam
memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.
Motivasi
yang dimaksud dalam kecerdasan emosi yaitu kemampuan menggunakan hasrat yang
paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu kita
mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi
kegagalan dan frustasi.
d. Empati
(Emphaty)
Empati
dapat dipahami sebagai kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain.
Menurut Goleman, kemampuan empati ini dapat dicirikan antara lain:
1)
Memahami orang lain, yaitu mengindra perasaan
dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
2)
Orientasi pelayanan, yaitu
mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.
3)
Mengembangkan orang lain, yaitu
merasakan kebutuhan orang lain untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
mereka.
4)
Mengatasi keragaman, yaitu menumbuhkan
kesempatan melalui pergaulan dengan banyak orang.
5)
Kesadaran politis, yaitu mampu membaca
arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
Empati
dalam hal ini yaitu mampu menyadari, memahami dan menghargai perasaan dan
pikiran orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri
dengan bermacam-macam orang.
e.
Ketrampilan Sosial (Sosial Skill)
Ketrampilan
sosial dapat dipahami sebagai kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik
ketika berhubungan dengan orang lain. Orang dengan kecakapan ini pandai
menggugah tanggapan orang lain seperti yang dikehendakinya. Tanpa memiliki
ketrampilan ini, orang akan dianggap angkuh, mengganggu dan tak berperasaan
yang akhirnya akan dijauhi orang lain. Ada delapan kecakapan utama yang menjadi
indicator ketrampilan sosial, yaitu:
1. Pengaruh,
yaitu trampil menggunakan perangkat persuasi secara efektif.
2. Komunikasi,
yaitu mendengarkan secara terbuka dan mengirim pesan secara meyakinkan.
3. Manajemen
konflik, yaitu merundingkan dan menyelesaikan ketidaksepakatan.
4. Kepemimpinan,
yaitu mengilhami dan membimbing individu atau kelompok.
5. Katalisator
perubahan, yaitu mengawali dan mengelola perubahan.
6. Kolaborasi
dan kooperasi, yaitu bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan
bersama.
7. Pengikat
jaringan, yaitu menumbuhkan hubungan sebagai alat.
8. Kemampuan
tim, yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam
e. memperjuangkan
tujuan bersama
Ketrampilan sosial
yang dimaksud yakni mampu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan
orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi
dengan lancar, menggunakan ketrampilan-ketrampilan ini untuk mempengaruhi dan
memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar