Senin, 06 April 2020

Pengertian Keterikatan Kerja (skripsi dan tesis)


Keterikatan kerja diasumsikan berlawanan dengan burnout. Kontras dengan karyawan yang tertekan dari burnout, karyawan yang terikat memiliki rasa energik dan efektif terkoneksi dengan aktivitas kerja, dan karyawan melihat diri mereka mampu menangani dengan baik tuntutan pekerjaan yang dihadapi (Scaufeli & Bakker, 2002). Keterikatan kerja didefinisikan sebagai suatu hal positif, bekerja dengan keseluruhan pikiran yang dikarakteristikan dengan vigor (semangat), dedication (dedikasi), dan absorption (penyerapan) (Schaufeli et al., 2006). Robbins dan Judge (2013:77) mendefinisikan keterikatan kerja (Employee Engagement) sebagai sebuah konsep baru dimana keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme seseorang untuk pekerjaan yang dilakukan. Luthans (2011:124) mendefinisikan keterikatan kerja sebagai sesuatu yang secara emosional ditanamkan dalam pekerjaan karyawan itu sendiri. Keterikatan kerja dipengaruhi dan mempengaruhi banyak faktor. Penelitian Shantz et al. (2013) menyebutkan bahwa karyawan yang memegang pekerjaan yang 19 memiliki tingkat otonomi tinggi, tugas yang beragam, tugas yang signifikan dan umpan balik akan memiliki keterikatan yang lebih tinggi, timbal baliknya, mendapat peringkat kinerja yang lebih tinggi dari penyelia, dan sedikit atau tidak sama sekali melakukan perilaku yang menyimpang. Keterikatan secara signifikan mempengaruhi perilaku kerja inovatif (Agarwal, 2013). Dengan memperhatikan keterikatan kerja, suatu organisasi dapat berpotensi mengembangkan budaya inovatif yang kuat (Park et al., 2013), keterikatan kerja juga meningkatkan hubungan antara karyawan dan pimpinan yang mana dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan (Breevaart et al., 2015). Keterikatan kerja merupakan perilaku aktif tentang keterlibatan tinggi dalam pekerjaan (Wijhe et al., 2011: Gorgievski et al., 2013; Bakker et al., 2013). Karyawan yang terikat tidak bekerja keras karena dorongan dari dalam yang kuat dan tidak tertahankan, tapi karena perasaan bahwa bekerja itu menyenangkan (Bakker et al., 2013)

Tidak ada komentar: