Keterikatan mengacu pada kegigihan dan meliputi keadaan afeksi-kognitif
yang tidak fokus pada obyek, peristiwa, perorangan atau perilaku tertentu bukan
keadaan sesaat dan spesifik (Schaufeli et al., 2006). Berdasarkan jenis yang berbeda
dari konseptualisasi, berbagai instrumen diusulkan untuk menilai keterikatan kerja,
baik untuk penelitian terapan dalam organisasi serta untuk tujuan ilmiah. Instrumen
20
tersebut ialah Gallup’s Workplace Audit (GWA) atau Q12 dan Utrecht Work
Engagement Scale (UWES).
Kuesioner Gallup dipublikasi pada 1998. Q12 telah secara eksplisit
dirancang dari sudut pandang kemampuan bertindak. Q12 telah dirancang sebagai
alat manajemen (Schaufeli & Bakker, 2009). Sedangkan UWES merupakan
indikator untuk mengukur keterikatan kerja. Teknik UWES original terdiri dari 17
item pernyataan. Keterikatan kerja yang dinilai dengan UWES, membangun
kesatuan yang didasari oleh tiga aspek berbeda namun terkait erat (Schaufeli et al.,
2006). Pada penelitian ini, variabel keterikatan kerja akan diukur dengan dimensi
keterikatan kerja yang dikembangkan oleh Schaufeli et al. (2006) diantaranya:
1. Vigor (semangat). Semangat ditandai oleh tingkat energi dan ketahanan mental
saat bekerja, kemauan untuk menginvestasikan usaha dalam pekerjaan, dan
ketekunan bahkan dalam menghadapi kesulitan.
2. Dedication (dedikasi). Dedikasi mengacu menjadi sangat terlibat dalam
pekerjaan dan mengalami rasa penting, antusiasme, inspirasi, kebanggaan, dan
tantangan.
3. Absorption (penyerapan). Penyerapan ditandai dengan sepenuhnya
terkonsentrasi dan perasaan menyenangkan dalam pekerjaan seseorang,
dimana waktu berlalu dengan cepat dan susah untuk memisahkan diri dari
pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar