1) Preeklampsia Ringan
Klien dengan preeklampsia ringan biasanya tidak dirawat dan
harus lebih sering melakukan pemeriksaan antenatal. Klien
diminta untuk istirahat dan diberi obat penenang fenobarbital
3x30 mg, obat antihipertensi dan diuretika belum
direkomendasikan untuk digunakan pada penderita preeklampsia
ringan.
2) Preeklampsia Berat
a) Penanganan umum
i. Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan
antihipertensi sampai tekanan diastolik di antara 90-110
mmHg.
ii. Pasang infus Ringer Laktat.
iii. Ukur keseimbangan cairan.
iv. Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan
proteinuria.
v. Jika jumlah urin < 30 ml per jam :
- Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam
- Pantau kemungkinan edema paru
vi. Jangan tinggalkan klien sendirian. Kejang disertai
aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
vii. Observasi tanda vital, reflex, dan denyut jantung janin
setiap jam.
viii. Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru.
Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika terjadi
edema paru, hentikan pemberian cairan dan berikan
diuretik misalnya furosemide 40 mg intravena.
ix. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan darah
bedside. Jika pembekuan tidak terjadi setelah 7 menit,
kemungkinan terdapat koagulopati.
b) Antikonvulsan
Pada kasus preeklampsia berat dan eklampsia, magnesium
sulfat yang diberikan secara parental adalah obat anti kejang
yang efektif tanpa menimbulkan depresi susunan syaraf
pusat baik bagi ibu maupun janinnya. Obat ini dapat
diberikan secara intravena melalui infus kontinu atau
intramuskuler dengan injeksi intermitten.
c) Antihipertensi
i. Obat pilihan adalah hidralazin yang diberikan 5 mg
intravena pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan
darah turun.
ii. Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap
jam atau 12,5 mg intramuscular setiap 2 jam.
iii. Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan :
20
- Nifedipin dosis oral 10 mg yang diulang setiap 30
menit.
- Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika
tekanan darah tidak membaik dalam 10 menit,
maka dosis dapat ditingkatkan sampai 20 mg
intravena.
d) Persalinan
Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24
jam. Jika seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa
tidak terdapat koagulopati. Anestesi yang aman/terpilih
adalah anestesi umum. Jangan lakukan anestesi lokal,
sedangkan anestesi spinal berhubungan dengan hipotensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar