Kesuksesan karier didefinisikan dalam dimensi obyektif dan subyektif (Judge
& Bretz, 1994; Judge et al., 1995). Kesuksesan karier subyektif meliputi di dalamnya
pencapaian karier yang dapat diukur, seperti dapat dilihat dari tingkat kompensasi
atau promosi yang diperoleh individu. Sedangkan kesuksesan karier subyektif
didefinisikan sebagai perasaan individu dalam pencapaian dan kepuasan yang
mereka rasakan atas karier mereka (Judge, et al., 1995). Berdasar pada definisi ini,
indikator kesuksesan karier subyektif adalah laporan dari individu tentang kepuasan
karier yang mereka rasakan, termasuk di dalamnya peningkatan jenjang karier,
peningkatan gaji, dan peningkatan profesionalisme kerja (Greenhaus, Parasuraman,
& Wormley, 1990). Hasil temuan Judge dan Bretz, 1994 menunjukkan bahwa
political influence behavior menghasilkan tingkat kesuksesan karier yang lebih
tinggi. Konsisten dengan perspektif interaksionis, hipotesis yang dikembangkan dalam
penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa individu yang lebih proaktif menerima
kesuksesan karier obyektif dan subyektif yang lebih besar, karena mereka mampu
memilih, menciptakan dan mempengaruhi situasi tempat mereka bekerja. Hasil
penelitian Seibert, et al. (1999) menunjukkan bahwa kepribadian proaktif
berhubungan langsung secara positif dengan kesuksesan karier obyektif dan
subyektif. Menurut Crant (1995) individu yang proaktif memilih dan menciptakan
situasi yang dapat meningkatkan tingkat kinerja yang tinggi.
Mereka lebih dapat
menggunakan kegiatan yang proaktif dalam manajemen karier, seperti melihat
informasi pekerjaan dan di luar organisasinya. Memperoleh sponsorship dan
dukungan karier, mengadakan perencanaan karier, dan bertahan dalam menghadapi
rintangan berkarier (Ashford & Black, 1996).
Menurut Seibert et al. (1999), individu yang lebih proaktif akan memilih dan
menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang
mereka miliki. Kristoff (1996) menemukan bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan antara individu yang proaktif terhadap kesuksesan karier mereka seperti :
memiliki sense-determination yang lebih besar dalam pekerjaan dan karier mereka.
Istilah teknis dalam administrasi personal (personnel administration). Dalam
beberapa literature lama atau paradigma tradisional karir adalah semua pekerjaan
atau jabatan yang dimiliki atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Karir
suatu arah kemajuan professional kata yang penggunaannya terbatas pada pekerjaan
yang memiliki kemajuan hierarki formal. Jadi paradigma tradisional karir hanyalah
dipandang semata-mata perkembangan seseorang secara individu dalam jenjang
43
jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi,
pengalaman kerja dalam jalur karir tradisional hanya berpengaruh pada orang yang
menikmati penghargaan institusional karena keberhasilannya meningkatkan
kedudukan dalam struktur organisasi yang ditetapkan.
Dalam literatur "baru" atau paradigma modem, menumt Dries et al, (2008)
istilah karir secara etimologis dapat dipandang dua perspektif yaitu karir obyektif dan
karir subyektif yang keduanya terfokus pada diri individu. Karir obyektif adalah
urutan-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama masa hidupnya, sedangkan
karir subyerktif adalah suatu perubahan nilai-nilai, sikap dan motivasi yang berjalan
karena proses kehidupan seseorang menuju ke hari tua. Dan perspektif obyektif
maupun perspektif subyektif menganggap bahwa orang memiliki beberapa tingkat
pengendalian terhadap karir mereka, sehingga mereka dapat mengubah peluang
untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karir mereka.
Selanjutnya kedua perspektif tersebut mengasumsikan bahwa aktivitas sumber daya
manusia haruslah mengenali tahap karir (career stage) dan membantu mereka
dengan tugas-tugas pengembangan yang mereka hadapi disetiap tahap karir.
Konsekuensi keberhasilan atau kegagalan karir berhubungan erat dengan konsep diri
yakni bakat, minat, kebutuhan, kemampuan dan identitas diri serta kepuasan setiap
individu terhadap karir dan kehidupannya. Lebih j atilt Dries et al (2008) mengatakan
dewasa ini, orang tidak lagi memfokuskan diri hanya pada karir obyektif Saja, tetapi
juga karir subyektif. Oleh karena itu, telah banyak ditulis tentang pergeseran secara
perlahan dari dasar karir organisasi tradisional dan kontrak psikologis yang lama
mengarah pada kontrak psikologis jenis karir yang bam.
44
Satu evolusi nyata perjalanan teori karir dan kesuksesan karir telah terjadi.
Wilensky, (1996) seperti dikutip oleh Dries et al (2008) melihat karir dari perspektif
karir obyektif dan subyektif, sehinggga menyatakan karir sebagai satu rangkaian dan
keterkaitan pekerjaan, disusun pada satu hirarki prestise, melalui orang lain yang
masuk dalam urutan yang sudah diprediksi. Sedangkan, Super (1980) juga
memandang karir. dari perspektifkarir obyektif dan subyektif karir didefiniskan
sebagai kombinasi dan urutan dari peran yang dimainkan oleh seseorang selama
sepanjang umur hidupnya. Selanjutnya, Arthur, Hall dan Lawrence, (1989) karir
dianggap sebagai peningkatan urutan dari pengalaman pekerjaan seseorang
sepanjang waktu yaitu ketetapan mana pilihan karir. Evolusi dari "pengalaman kerja"
dicerminkan pada post-modem dalam ilmu pengetahuan sosial selama 1980an,
sehingga perhatian terns meningkat pada evolusi pembahan dari karir obyektif
kearah karir subyektif dari lingkup pekerjaan. Pada umumnya yang mempengaruhi
karir seseorang adalah: keluarga, lingkungan, pendidikan, saran-saran mengenai
sumber karir, peran karyawan itu sendiri.
Menurut Gibson, Ivancevich & Donnelly, (2009:304) mendefinisikan karir
sebagai; "Serangkaian perasaan individual dari sikap dan prilaku yang berkaitan
dengan pengalaman kerja dan aktivitas selama rentang waktu dalam kehidupan
seseorang". Kesuksesan karir berhubungan dengan kepuasan terhadap hasil yang
didapatkan dalam suatu pengalaman kerj a. Mempertegas itu Judge and Bretz (1994);
Stumpf (1982) dalam Chen (2010): "kesuksesan karir adalah hasil psikologis positif
dan akumulasi dari pengalaman kerj a yang dialami seorang karyawan dalam sebuah
organisasi. Pada kondisi tersebut individu merasakan telah memperoleh keberhasilan
45
dalam menjalani karimya Dengan kata lain kesuksesan karir adalah bagaimana sisi
psikologis dari individu dalam menilai hasil akumulasi dari hasil kerja, dan manfaat
yang didapatkan oleh individu tersebut.
Berdasarkan riset terakhir Super, Savickas, & Super dalam Jin, Watkins dan
Yuen, (2009) menggambarkan bahwa perjalanan karir seseorang melalui suatu
rangkaian tahapan yang relatif bisa diprediksi, mulai dengan eksplorasi dan
investigasi awal terhadap kesempatan karir dan berakhir dengan pensiun.
Pertama, tahap karir awal adalah suatu tahap dimana seseorang/individu pada
saat memasuki sebuah organisasi (getting-in phase), seseorang/individu mencari
gambaran realistik mengenai organisasi, dan mencari pekerjaan yang paling cocok
dengan keahlian, pengalaman, referensi, dan minat serta nilai-nilai yang sesuai
dengan dirinya. Selanjutnya seseorang/individu mencoba menjadi partisipan yang
baik agar dapat diterima atau masuk pada sebuah kelompok kerja; menjalin
hubungan dengan rekan sekerja atau para atasan dan menunjukkan kompetensi, serta
menentukan perannya (breaking-in phase), sampai pada penataan (setting-in phase).
Karir awal (early career) seseorang/individu tidaklah selalu berjalan
sesuai dengan harapan. Biasanya muncul berbagai masalah yang dihadapi: seperti
harapan tidak sesusai dengan kenyataan yang ada seseorang/individu akan frustrasi
dan tidak puas. Oleh karena itu, organisasi hams membantu dalam eksplorasi karir
dan menentukan jalur karir yang realistik dan fleksibel serta memformulasikan
rencana karir sesuai dengan harapan mereka.
Kedua, tahap karir pertengahan adalah suatu tahap di mana
seseorang/individu telah dapat mengatasi masalah pada karir awal, berikutnya
46
bergerak menuju ke periode stabilitas karena sudah dianggap produktif, sudah lebih
tampak, dan dapat memikul tanggung jawab yang lebih berat yang ditandai dengan
kemapanan dan promosi. Tahap karir pertengahan (middle career) seringkali
ditunjukkan dalam bentuk penugasan khusus, transfer dan promosi yang lebih tinggi
kedudukannya dan lain sebagainya.
Di tengah perjalanan melalui tahap pertengahan karir ini kebanyakan individu
mengalami suatu transisi atau perubahan menjadi krisis pertengahan karir
(midcareer). Seseorang/individu mengkaji ulang pencapaiannya sampai pada saat itu
dan kemungkinan untuk mencapai karirpribadi dan tujuan hidup di masa akan
datang. Pembahan pada pertengahan karir dapat terjadi dengan pengkajian ulang
terhadap faktor-faktor, seperti merekonstruksi keputusan karir, mencari kemapanan
keuangan, posisi jabatan, kejenuhan, kegelisahan, tempat kerj a yang lebih baik atau
pencarian iklim organisasi yang lebih kondusif.
Ketiga, tahap karir akhir adalah di mana individu menjemihkan dirinya
sendiri dan anggota organisasi lainnya dengan peran yang tepat yang hendak
dinaikkan di dalam orgaisasi. Individu yang mampu dan produktif dapat memikul
peran yang tinggi sebagai pilihan karir. Dan sebaliknya akan memikul peran yang
lebih rendah bagi individu yang tidak mampu atau tidak produktif.
Sebagai akhir dari perjalan karir, individu mulai mengendurkan diri dari
beban tugasnya dan bersiap untuk masuk ke masa pensiun. Tidak sedikit individu
dalam menjalankan tugas-tugas utama periode karir akhir (late career) adalah agar
tetap produktif dan mempersiapkan diri untuk memasuki masa pensiun yang efektif.
47
Individu akan dapat menyesuaikan diri dengan karir akhir bilamana mampu menjaga
sikap positif, berfikir ke depan dengan menerima dukungan dari semua pihak.
Menurut Noe, et al, (2006: 378) konsep baru tentang karir adalah yaitu karir
yang senantiasa berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan
lingkungan kerja seseorang. Dalam pengembangan karir perlu dipahami dua proses,
yaitu bagaimana seseorang merencanakan dan mengimplementasikan tujuan karimya
sendiri (career planning) dan bagaimana institusi merancang dan
mengimplementasikan program pengembangan karimya (career management).
Edgar Schein dalam Dessler (2007) mengatakan bahwa perencanaan karir
merupakan satu proses penemuan yang berkesinambungan, proses dimana seseorang
secara perlahan-lahan mengembangkan suatu konsep diri tentang okupasi yang lebih
jelas dilihat dari segi apa yang merupakan bakatnya, kemampuannya motif,
kebutuhan dan sikap serta nilai-nilainya.
Berdasarkan kepada kajian pustaka, pertanyaan mengenai pada situasi seperti
apa seorang individu menyatakan telah mencapai karir yang sukses, dapat terjawab.
Kesuksesan karir dirasakan individu ketika is mendapatkan kesuksesan karir secara
objektif dan subjektif Menurut Luthans (2008:244) kesukesan karir individu, secara
objektif dan subjektif di ukur ke dalam lima indikator utama penilaian akan
kesuksesan karir yaitu:
1. Pekerjaan itu sendiri, kepuasan akan tipe pekerjaan yang dimiliki adalah sumber
utama kepuasan. Karakteristik pekerjaan dan kompleksitas pekerjaan dihubungan
dengan minat, sistem nilai dan kemauan dari diri individu.
2. Gaji, nilai moneter yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar individu,
yang diberikan organisasi sebagai balas jasa atas kontribusi yang diberikan.
3. Promosi, penghargaan yang diberikan organisasi dengan meningkatkan hirarki
kedudukan dalam organisasi. Pemberian promosi ini dilakukan dengan
memberikan kedudukan dan tanggungjawab yang lebih besar terhadap individu.
4. Pengawas, seberapa baik pimpinan dapat memberikan nasihat, pengarahan dan
bantuan terhadap individu ketika membutuhkan.
5. Kelompok kerja, sejauhmana tingkat kohektivitas (kooperatif) kelompok dalam
bekerj a sama
6. Kondisi kerja, bagaimana kondisi lingkungan dalam menciptakan kondisi kerja
yang kondusifuntuk melaksanakan aktivitas kerjanya.
Kesuksesan karir menurut para ahli terdiri dari kesuksesan karir dalam
pandangan objektif dan subjektif. Penilaian pada pandangan kesuksesan karir secara
objektit diukur oleh faktor-faktor yang "tangible" yang diukur secara jelas (gaji dan
promosi). Pada pandangan secana subjektif dilihat dari faktor-faktor "intangible"
seperti: kepuasan pekerjaan, kondisi kerja, kelompok kerja, dan lain sebagainya
(Luthans, 2006:244).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar