Kesiapan individu untuk berubah menurut Armenakis dkk (1993) adalah keyakinan,
perilaku dan intensi seseorang terhadap perubahan yang dibutuhkan dan terkait dengan
persepsi mereka terhadap kapasitas individual dan organisasinya untuk mencapai keberhasilan
dalam perubahan tersebut. Armenakis dkk (1993) mendefinisikan kesiapan untuk berubah
sebagai perilaku kognitif baik itu dalam bentuk resistensi maupun dukungan atas upaya
perubahan. Lebih lanjut, Armenakis dkk (1993), dan Anderson (2002) menyatakan bahwa
kesiapan pekerja adalah prekursor kognitif perilaku yang mendukung upaya perubahan dan
tercermin dalam kesediaan anggota organisasi untuk mengadopsi perubahan (Mangundjaya,
2016).
Pengertian ini ditunjang oleh Holt dkk (2007) yang menyatakan bahwa kesiapan
individu untuk berubah adalah seberapa besar individu secara kognitif dan emosional
menampilkan penerimaan dan usaha untuk dapat melaksanakan rencana dalam rangka
melakukan perubahan terhadap kondisi saat itu. Definisi lain mengenai kesiapan individu
untuk berubah menurut Hanpachern (1997) adalah sejauh mana individu-individu siap secara mental, psikologi, maupun fisik siap atau prima untuk berpartisipasi dalam kegiatan
pengembangan organisasi.
Secara umum, Hanpachern (1997) menjelaskan terdapat tiga (3) dimensi kesiapan untuk
berubah, yaitu: 1) Mempromosikan perubahan. Dimensi ini menurut Hanpachern
menggambarkan sikap atau respon individu dalam menunjukkan dukungan terhadap
perubahan organisasi dengan cara mempromosikan perubahan organisasi terhadap orang lain;
2) Berpartisipasi pada perubahan. Dimensi ini mencerminkan respon atau sikap individu
dalam mendukung implementasi perubahan di organisasi dengan cara melakukan berbagai
usaha untuk mencapai keberhasilan tersebut; 3) Penolakan/resistensi terhadap perubahan.
Dimensi ini mencerminkan respon atau sikap individu yang menolak perubahan yang
ditunjukkan dengan adanya sikap negatif terhadap perubahan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar