Subtansi atau akar budaya organisasi adalah karakteristik inti yang
mengidentifikasikan ciri-ciri, sifat-sifat, unsur-unsur, atau elemen-elemen yang
melekat pada budaya organisasi. Tiap organisasi disamping mempunyai elemen
yang umum juga mempunyai karakteristik yang umum.
Diantara karakteristik tersebut menurut Arni Muhammad (2011:29) adalah
1. “Dinamis
2. Memerlukan informasi
3. Mempunyai tujuan
4. Struktur”
Dari karakteristik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dinamis
Orgaisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami
perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari
lingkungannya dan perlu menyesuaikan didri dengan keadaan
lingkungan yang selalu berubah tersebut. Salah satu faktor yang
membuat sifat dinamis ini ialah perubahan teknologi. Perubahan
teknologi yang terjadi dalam masyarakat akan memberikan dampak
pada organisasi.
2. Memerlukan informasi
Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa
informasi organisasi tidak dapat jalan. Dengan adanya infromasi
bahan mentah dapat diolah menjadi hasil produkasi yang
dimanfaatkan oleh manusia.
3. Mempunyai tujuan
Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, setiap organisasi harus
mempunyai tujuannya sendiri-sendiri. Tentu saja tujuan organisasi
dengan organisasi lainnya sangat bervariasi.
4. Struktur
Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat
aturan-aturan, undang-undang dan hierarki hubungan dalam
organisasi, hal ini dinamakan struktur organisasi.
Karakteristik budaya organisasi menurut Jerald Greenberg dan Robert A.
Baron dalam Wibowo (2010:36) :
1. “Innovation (inovasi)
2. Stability (stabilitas)
3. Orientation toward people (orientasi pada orang)
4. Result-orientation (orientasi pada hasil)
5. Attention to detail (perhatian pada hal-hal detail)
6. Collaborative orientation (orientasi pada kolaborasi)”
Dari karakteristik-karakteristik tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Innovation (inovasi), suatu tingkatan dimanana orang diharapkan
kreatif dan membangkit gagasan baru.
2. Stability (stabilitas), bersifat menghargai lingkungan kerja yang
stabil, dapat diperkirakan, dan berorientasi pada aturan.
3. Orientation toward people (orientasi pada orang), merupakan
orientasi untuk menjadi jujur, mendukung, dan menunjukan
penghargaan pada hak individual.
4. Result-orientation (orientasi pada hasil), meletakan kekuatan pada
kepeduliannya untuk mencapai hasil yang diharapkan.
5. Attention to detail (perhatian pada hal-hal detail), dimaksudkan
dengan berkepentingan untuk menjadi analitis dan seksama.
6. Collaborative orientation (orientasi pada kolaborasi), merupakan
orientasi yang menekankan pada bekerja tim sebagai lawan dari
bekerja individual.
Victor tan dalam Syamsir Torang (2014:110) juga mengidentifikasi
beberapa karakteristik budaya organisasi, yaitu :
22
a) “Individual intiative (tanggung jawab, kebebasan dan ketidak
tergantungan yang dimiliki individu)
b) Risk tolerance (pekerja didorong mengambil resiko, menjadi
agresif dan inovatif)
c) Direction (kemampuan organisasi menciptakan sasaran yang jelas
dan menetapkan target kinerja)
d) Integration (setiap unit dalam organisasi didorong untuk bekerja
dengan cara terkoordinasi)
e) Management support (tersedia bantuan, dan dukungan untuk
bawahannya)
f) Control (jumlah aturan, ketentuan, dan pengawasan langsung
terhadap perilaku karyawan)
g) Identity ( identitas)
h) Reward system (didasarkan pada relatif kinerja)
i) Confict tolerance ( konflik dan kritikan secara terbuka)
j) Communication pattern (pola komunikasi dibatasi pada
kewenangan hierarki formal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar