Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (1997) adalah proses
penerimaan informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut
adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, atau peraba), sedangkan alat
untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi. Menurut Walgito (1994)
persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Individu kemudian
melakukan pengorganisasian dan interpretasi terhadap stimulus yang diindera
31
tersebut, sehingga dapat disadari dan dimengerti. Menurut Robbins (1998)
persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera agar memberi makna pada lingkungan. Lebih lanjut
Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa persepsi adalah cara individu atau
kelompok dalam memandang sesuatu. Persepsi seseorang terhadap suatu realitas
akan mendasari perilaku seseorang.
Stimulus dapat datang dari luar diri individu dan dari dalam diri individu.
Stimulus yang datang dari luar diri individu dapat bermacam-macam, yaitu dapat
berwujud benda-benda, situasi dan manusia. Objek persepsi yang berwujud benda
disebut persepsi benda (things perception) atau non-social perception, sedangkan
apabila objek persepsi berwujud manusia atau orang disebut social perception.
Persepsi yang menggunakan diri sendiri sebagai objek persepsi disebut dengan
persepsi diri (self-perception). Menurut Schiffman (dalam Sukmana, 2003)
persepsi seseorang tentang lingkungan tidak hanya didasarkan atas alat indera saja
(penglihatan, pendengaran, sentuhan), akan tetapi juga melibatkan unsur perasaan.
Persepsi diri dapat menjadikan orang memahami keadaan dirinya sendiri dan
mampu melakukan evaluasi diri (Walgito, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar