Gaya kepemimpinan transformasional pertama kali diperkenalkan oleh
Burns pada tahun 1978 kemudian dikembangkan lagi oleh Bass (1985, 1998).
Pada sebuah organisasi, pemimpin merupakan seseorang yang memiliki peran
penting terkait dengan masa depan yang akan terjadi pada organisasi tersebut. Jika
organisasi tidak mempersiapkan secara serius dengan orientasi jangka panjang,
maka dikhawatirkan akan muncul orang-orang yang diposisikan tidak pada posisi
yang tepat. Pada umumnya, seorang pemimpin dianggap berhasil dan dikatakan
memiliki kepemimpinan yang efektif adalah jika unit organisasi yang dipimpin
berhasil menjalankan tugas pencapaian sesuai sasarannya.
Gaya kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses transformasi
atau perubahan perilaku organisasi, budaya dan individu, dan secara bersamaan
pemimpin juga mengubah dirinya sendiri (Suresh dan Rajini, 2013). Menurut
Riggio (2008) gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan
di mana pemimpinnya menginspirasi para pengikut melalui visi dan
pengembangan budaya organisasi yang merangsang kinerja. Bass (1990),
kepemimpinan transformasional adalah bentuk kepemimpinan di mana
pemimpinnya mampu memperluas serta meningkatan minat bekerja para
bawahannya, sistem kepemimpinan di mana para pemimpinnya mampu memicu kepekaan dan penerimaan visi misi serta tujuan perusahaan, dan di mana
pemimpinnya memiliki kontrol terhadap para bawahannya agar bawahan-bawahan
mampu menggali potensi masing-masing demi kemajuan perusahaan tersebut.
Kepemimpinan terkait dengan sebuah proses yang disengaja dari seseorang untuk
menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing,
membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan kelompok dalam suatu
organisasi (Yukl, 2005).
Orang yang diharapkan untuk melaksanakan peran
kepemimpinan disebut sebagai “pemimpin”. Anggota kelompok yang lainnya
sering disebut “pengikut”, walaupun dalam praktiknya sebagian dari anggota
dapat membantu pemimpin utama tersebut dalam melaksanakan fungsi
kepemimpinannya. Menurut pandangan teori kepemimpinan, ada beberapa
pendekatan untuk mengenali seorang pemimpin, diantaranya dari ciri, perilaku,
proses mempengaruhi dan situasional (Yukl, 2005).
Seorang pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin transformasional
diukur dalam hubungannya dengan pengaruh pemimpin terhadap bawahan. Upaya
pemimpin transformasional dalam mempengaruhi bawahan dapat melalui tiga
cara, yaitu (1) mendorong bawahan lebih sadar akan pentingnya hasil suatu
pekerjaan, (2) mendorong bawahan untuk lebih mementingkan organisasi
daripada kepentingan individual, (3) mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan bawahan
pada tingkat yang lebih tinggi (Yukl, 2005). Kepemimpinan transformasional
merupakan kepemimpinan yang berusaha untuk mengubah perilaku bawahan agar
memiliki kemampuan dan motivasi tinggi, serta berupaya mencapai prestasi kerja
yang tinggi dan bermutu untuk mencapai tujuan bersama. Menurut O’Leary
35
(2001), kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang
digunakan oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu kelompok melebarkan batas
dan memiliki kinerja melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran
organisasi yang sepenuhnya baru. Kepemimpinan transformasional pada
prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa
dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri
bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar