Selasa, 21 April 2020

Dampak Kehilangan Bayi (skripsi dan tesis)

 Ikatan emosional seorang ibu terhadap bayinya mulai terbentuk sejak berada di dalam kandungan dan semakin meningkat intensitasnya seiring dengan pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan, seorang ibu harus memisahkan diri dari bayinya baik secara fisik maupun psikologis.37 Peristiwa kematian bayi di dalam kandungan atau sesaat setelah dilahirkan dapat diasumsikan sebagai pengalaman yang mengakibatkan pemutusan ikatan emosional yang seolah-olah tidak pada waktu yang semestinya dan oleh karenanya rasa duka yang dialami oleh perempuan yang kehilangan bayinya tidak dapat dianggap ringan. Dampak kehilangan akibat kematian anak sangat jelas terlihat pada periode awal kehilangan. Dampak ini sangat luas hingga menguras energi dan mengarahkan tenaga emosional kepada anak yang sudah meninggal. Kematian anak secara umum menimbulkan rasa duka yang kronis dan juga rasa bersalah yang irasional pada orang tua, sehingga anak yang sudah meninggal tidak pernah dapat terlupakan.
Besarnya rasa kehilangan seringkali ditentukan oleh seberapa besar orang tua menginginkan atau menanti-nanti anak tersebut.\ Perasaan-perasaan yang seringkali timbul pada masa kedukaan antara lain rasa marah dan depresi karena merasa ditinggalkan oleh anak tersebut, dan sisi lain juga terdapat perasaan tidak berdaya dimana sebagai orang tua mereka hanya bisa bersedih menghadapi kematian anaknya. Sadar maupun tidak, orang tua cenderung merasa bertanggung jawab atas kematian anak mereka dan perasaan ini bercampur dengan rasa bersalah, tidak berdaya, dan frustasi.16 Pada bulan-bulan awal masa kedukaan, hubungan pernikahan ataupun keluarga banyak dipengaruhi oleh reaksi emosi masing-masing pasangan terhadap peristiwa kehilangan. Sebagian pasangan menjadi sangat tertekan namun sebagian lainnya justru berusaha untuk saling membantu dan melindungi.16 Namun demikian, hasil studi Cain and Cain pada tahun 1964, menunjukkan adanya dampak yang bersifat patologis dari kematian anak yang disebut sebagai replacement childsyndrome. Sindrom ini merefleksikan proses berduka pada orang tua yang tidak terselesaikan, sehingga anak yang lahir berikutnya berperan sebagai pengganti dari anak yang meninggal dan juga pemutus proses kedukaan yang menyakitkan.

Tidak ada komentar: