Ikatan emosional seorang ibu terhadap bayinya mulai
terbentuk sejak berada di dalam kandungan dan semakin meningkat
intensitasnya seiring dengan pertumbuhan janin. Pada saat
melahirkan, seorang ibu harus memisahkan diri dari bayinya baik
secara fisik maupun psikologis.37 Peristiwa kematian bayi di dalam
kandungan atau sesaat setelah dilahirkan dapat diasumsikan sebagai
pengalaman yang mengakibatkan pemutusan ikatan emosional yang
seolah-olah tidak pada waktu yang semestinya dan oleh karenanya
rasa duka yang dialami oleh perempuan yang kehilangan bayinya
tidak dapat dianggap ringan.
Dampak kehilangan akibat kematian anak sangat jelas
terlihat pada periode awal kehilangan. Dampak ini sangat luas
hingga menguras energi dan mengarahkan tenaga emosional kepada
anak yang sudah meninggal. Kematian anak secara umum
menimbulkan rasa duka yang kronis dan juga rasa bersalah yang
irasional pada orang tua, sehingga anak yang sudah meninggal tidak
pernah dapat terlupakan.
Besarnya rasa kehilangan seringkali
ditentukan oleh seberapa besar orang tua menginginkan atau
menanti-nanti anak tersebut.\
Perasaan-perasaan yang seringkali timbul pada masa
kedukaan antara lain rasa marah dan depresi karena merasa
ditinggalkan oleh anak tersebut, dan sisi lain juga terdapat perasaan
tidak berdaya dimana sebagai orang tua mereka hanya bisa bersedih
menghadapi kematian anaknya. Sadar maupun tidak, orang tua
cenderung merasa bertanggung jawab atas kematian anak mereka
dan perasaan ini bercampur dengan rasa bersalah, tidak berdaya, dan
frustasi.16
Pada bulan-bulan awal masa kedukaan, hubungan
pernikahan ataupun keluarga banyak dipengaruhi oleh reaksi emosi
masing-masing pasangan terhadap peristiwa kehilangan. Sebagian
pasangan menjadi sangat tertekan namun sebagian lainnya justru
berusaha untuk saling membantu dan melindungi.16 Namun
demikian, hasil studi Cain and Cain pada tahun 1964, menunjukkan
adanya dampak yang bersifat patologis dari kematian anak yang
disebut sebagai replacement childsyndrome. Sindrom ini
merefleksikan proses berduka pada orang tua yang tidak
terselesaikan, sehingga anak yang lahir berikutnya berperan sebagai
pengganti dari anak yang meninggal dan juga pemutus proses
kedukaan yang menyakitkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar