Pendekatan tes retest dilakukan dengan menyajikan tes dua
kali pada satu kelompok subjek dengan tenggang waktu diantara
kedua penyajian tersebut. Asumsi yang menjadi dasar dalam cara
ini adalah bahwa suatu tes yang reliabel tentu akan menghasilkan
skor-tampak yang relatif sama apabila dikenakan dua kali pada
waktu yang berbeda (Azwar, 2010). Prosedur reliabilitas tes retest
dimana reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan
pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif
dam signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel
(Sugiyono, 2010; Jogiyanto, 2008). Pengujian ini sering disebut
stability.
Dalam menggunakan pendekatan retest ini harus diperhatikan
kemungkinan adanya perubahan kondisi subjek sejalan dengan
berbedanya waktu diantara kedua penyajian tes. Perubahan
kondisi subjek yang terjadi tidak pada keseluruhan subjek dan
tidak searah sedikit-banyak akan ada pengaruhnya terhadap
koefisien reliabilitas yang diperoleh. Disamping itu, masih
ingatnya subjek akan jawaban yang pernah diberikan pada tes
37
yang pertama menjadi efek bawaan dalam pendekatan ini. Hal ini
dapat mengakibatkan distribusi skor pada kedua penyajian tes dan
korelasinya akan tinggi lebih dari semestinya (over estimasi).
Koefisien sedemikian itu pun tentu tidak mencerminkan derajat
reliabilitas yang benar karena tingginya korelasi bukan disebabkan
kecilnya varians error, tetapi diakibatkan oleh pengulangan
jawaban yang diberikan oleh subjek (Azwar, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar