Selasa, 03 Maret 2020

Reliabilitas (skripsi dan tesis)

Reliabilitas berasal dari kata “rely” yang berarti kepercayaan dan “ability” yang berati kemampuan. Reliabilitas berarti kemampuan mengukur sejauhmana hasil suatu alat ukur dapat dipercaya. Reliabilitas berkorelasi juga dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi (Azwar, 2010; Sugiyono, 2010; Supratiknya, 2014). Secara psikometrik, reliabilitas memiliki dua makna (Klein dalam Supratiknya, 2014) yaitu self consistency atau konsistensi internal dan stabilitas tes. Konsistensi internal adalah kesesuaian antar bagian-bagian dalam suatu tes. Dalam artian jika salah satu bagian dari sebuah tes mengukur suatu variabel tertentu maka bagian-bagian lainnya jika tidak konsistensi dengan bagian yang disebut pertama pastilah tidak mengukur variabel yang sama. Reliabilitas yang didasarkan pada kesesuaian antar  bagian-bagian dalam suatu tes semacam ini dikenal sebagai reliabilitas konsistensi internal. 
Menurut Klein (Supratiknya, 2014) konsep reliabilitas konsistensi internal inilah yang mendasari prinsip umum dalam psikometri yang menyatakan bahwa reliabilitas (konsistensi internal yang tinggi) merupakan salah satu syarat validitas. Sementara makna kedua mengenai stabilitas merupakan kesamaan skor yang dicapai oleh setiap testi yang sama dalam pengetesan ulang seperti skor yang dicapai dalam pengetesan pertama atau sebelumnya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Pengukuran yang memiliki reliabiltas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien korelasi berarti konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik dan hasil ukur kedua tes tersebut dikatakan semakin reliabel. Secara teoretik besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0.0 sampai 1.0 (Azwar, 2010). Koefisien korelasi dapat bertanda negatif, tetapi akan selalu mengacu pada angka positif, dikarenakan angka yang negatif tidak ada artinya bagi interpretasi reliabilitas hasil ukur. Guilford (Supratiknya, 2014), batas minimum koefisien korelasi reliabilitas yang dipandang cukup memuaskan adalah 0.70. Sebuah tes yang memiliki koefisien 36 korelasi kurang dari 0.70 dipandang kurang bermanfaat sebab hal itu berarti bahwa standard error atau kesalahan baku yang terkandung dalam skor tampak adalah sedemikian besar sehingga sulit ditafsirkan. 

Tidak ada komentar: