Dalam pendekatan bentuk pararel ini, tes yang akan diestimasi
reliabiltasnya harus ada pararelnya, yaitu tes lain yang sama tujuan
ukurnya dan setara isi aaitemnya baik secara kualitas maupun
kuantitasnya (Azwar, 2010). Untuk membuat dua tes menjadi
paralel, penyusunannya haruslah didasarkan pada satu spesifikasi
yang sama. Spesifikasi ini meliputi antara lain tujuan ukur,
batasan objek ukur dan operasionalisasinya, indikator-indikator
perilakunya, banyaknya aaitem, format aaitem, dan juga kalau
perlu meliputi taraf kesukaran aaitem. Secara empirik, kedua tes
yang pararel itu haruslah menghasilkan mean skor dan varians
yang setara dan korelasi yang juga tidak berbeda dengan suatu
variabel ketiga. Analisis korelasi digunakan untuk
membandingkan dua kelompok skor tersebut. Koefisien korelasi
ini menunjukkan koefisien ekuivalansi (coefficient of
38
equivalence) dari alat ukur. Koefisien korelasi yang tinggi
menunjukkan ekuivalensi atau kesamaan atau stabilitas atau
konsistensi alat ukur antar kelompok subjek berbeda (Jogiyanto,
2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar