Rabu, 04 Maret 2020

Overconfidence (skripsi dan tesis)

 Overconfidence adalah perasaan percaya pada dirinya sendiri secara berlebihan. Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan oleh Griffin & Varey (1996), menyatakan bahwa overconfidence terbagi menjadi dua tipe yaitu seseorang yang bersikap overconfidence karena terlalu percaya akan pengetahuan yang dimilikinya dan dikarenakan terlalu percaya diri akan kemampuan dirinya sendiri. Mahajan (1992, p. 330) dalam Ricciardi dan Simon (2000) mendefinisikan overconfidence sebagai “an overestimation of the probabilities for a set of events”. Berarti, overconfidence adalah terlalu tingginya penilaian seseorang terhadap kemampuan atau suatu kondisi. Pendapat lain adalah bahwa overconfidence dapat dikatakan sebagai suatu kondisi dimana seorang individu memiliki positive rating yang terlalu tinggi tentang karakteristik personal dan mempunyai optimism yang tak terbatas tentang masa depan atau memiliki perasaan mampu untuk mengontrol kejadian (Bazerman, 2002, p. 65). Menurut Trevelyan (2008), overconfidence berbeda dengan optimism baik karakteristiknya maupun konsekuensi yang dihasilkannya. 
Overconfidence cenderung berakibat buruk. Salah satu cara mengukur overconfidence adalah dengan memberi pertanyaan umum sekaligus ditanyakan keyakinan kebenaran 17 jawabannya. Confidence dianggap over jika tingkat kebenaran jawaban lebih rendah dari pada anggapan terhadap kebenaran jawaban suatu pertanyaan. Wirausahawan cenderung overconfidence. Menurut Trevelyan, (2008) overconfidence kadang diartikan sebagai self efficacy yang dalam kasus wirausaha studi empiris membuktikan dukungan self efficacy terhadap niat berwirausaha. Baik wirausaha maupun investor bisa terkena overconfidence bias (Koellinger, Minniti, & Schade, 2007) tetapi dalam hal yang berbeda. Kalau wirausaha berkaitan dengan produknya, melakukan judgement terhadap kemampuan manajerialnya ataupun kemampuan mengontrol keadaan

Tidak ada komentar: