Miller dan Dollard (1941) memerinci kerangka teori tentang instrumental
conditioning dan mengemukakan ada tiga kelas utama perilaku yang diberi
label imitasi, yakni:
1. Same behavior
Same behavior yakni dua individu memberi respon masing- masing secara
independen, tapi dalam cara yang sama, terhadap stimuli lingkungan yang
sama. Sebagai hasilnya sekalipun tindakan mereka sepenuhnya terpisah
satu sama lain, tapi bisa tampak seakan-akan yang satu meniru yang
lainnya.
2. Copying
Copying yakni seorang individu berusaha mencocokan perilakunya
sedekat mungkin dengan perilaku yang lain. Jadi ia haruslah mampu untuk
memberi respon langsung terhadap syarat atau tand-tanda kesamaan atau
perbedaan antara perilakunya sendiri dengan penampilan orang yang
dijadikan modelnya.
26
3. Matched dependent behavior
Matched dependent behavior, yakni seorang individu, (pengamat atau
pengikut) belajar untuk menyamai dengan tindakan orang lain (model atau
si pemimpin) karena amat sederhana ia memperoleh imbalan dari perilaku
tiruan (imitatifnya) itu. Jadi, Matched dependent behavior, si pengikut
mempunyai kecenderungan kuat untuk meniru tindakan si model melalui
proses instrumental conditioning.
Bandura (dalam, rakhmat, 2009: 246) mengidentifikasi efek- efek yang
ditimbulkan oleh eksposure terhadap perilaku dan hasil pembuatan orang lain,
yakni:
1. Inhibitory & Disinhibitory Effects (efek malu dan tidak memalukan)
Efek inhibitory merupakan efek yang dikerjakan orang lain yang
menyebabkan perilaku tertentu menjadi malu atau menahan diri untuk
melakukan atau mengulangi perbuatan yang sama. Sedangkan efek
disinhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang lain tidak malu
untuk melakukan perbuatan yang dilihatnya.
2. Reponse Fasilitating Effects
Bahwa kesempatan melihat eksposure kepada tindakan orang lain dapat
berfungsi memudahkan (facilitate) penampilan bermacam perilaku yang
menurut biasanya tidak dilarang.
3. Observational learning
Jika seseorang individu terkena terpaan perilaku dari suatu model sosial,
maka dapat terjadi efek observational learning.
Dalam arti lebih spesifik obsever tadi dapat memperoleh bentuk perilaku yang baru semata-mata
dengan melihat atau mengamati tindakan model tindakan secara terbuka
menunjukkan respons dihadapan model yang ditiru. Model akan
meningkat efektivitasnya jika model secara fisik menarik, model berhasil,
model dapat dipercaya, model memiliki kemiripan dengan pengamat, dan
model yang ditampilkan mampu mengatasi kesulitan dan kemudian
berhasil.
Observational learning ditentukan oleh empat proses pengamatan
(Observational) yang khas tapi, saling berkaitan yaitu:
a. Perhatian (Attention)
Proses perhatian seseorang mengamati peristiwa secara langsung atau
tidak langsung. Meskipun ada ratusan peristiwa yang dialami setiap
hari, namun hanya beberapa saja yang menarik perhatian mereka.
b. Proses Mengingat (Retention)
Retention adalah peristiwa yang menarik perhatian dimasukkan ke
dalam benak dalam bentuk lambang secara verbal atau imaginal
sehingga menjadi ingatan (memory).
c. Reproduksi Gerak ( Motoric Reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkah laku, subjek juga
dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang
disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil,
bermain tenis. Jadi setelah subyek memperhatikan model dan
menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk benar-benar melakukan
28
perilaku yang diamatinya. Praktek lebih lanjut dari perilaku yang
dipelajari mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.
d. Proses Motivasi (Motivational)
Suatu motivasi sangat tergantung kepada peneguhan (reinforcement)
yang mendorong perilaku seseorang ke arah peneguhan tujuan tertentu.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, teori ini didukung adanya faktor
internal yang mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu keputusan pembelian dari
pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi
dari pembeli (Philip Kotler dan Gary Armstrong, 1996). Faktor psikologi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Pemilihan
barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu
motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan. Motivasi merupakan
kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara
untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Selanjutnya, orang dapat memiliki persepsi
yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya proses persepsi yaitu
perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, mengingat kembali yang selektif.
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Konsumen dalam proses pembeliannya selalu mempelajari sesuatu,
proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menanggapi
dan memperoleh suatu kepuasan (Rismiati dan Suratno, 2001). Kepercayaan
merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar