Jumat, 14 Februari 2020

Pengaruh Work Family Conflict terhadap Job Performance dimoderasi Self efficacy (skripsi dan tesis)

Self-efficacy didefinisikan sebagai kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuannya untuk mengelola dan mengeksekusi tindakan yang dapat dikatakan sebagai kinerja/ performance (Bandura, 1986, p.391). Bandura mengatakan bahwa sel-efficacy berpengaruh penting pada human action dan performance. Bandura menambahkan bahwa kebiasaan seseorang juga dapat mempengaruhi performance, dimana penelitian empiris telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara self-efficacy dengan kebiasaan manusia (e.g., Barling dan Beattie, 1983; Stumpf, Brief, dan Hartman, 1987; Taylor, Locke, Lee, dan Gist, 1984). Meta-analysis yang telah dilakukan oleh Sadri dan Robertson (1993) menunjukkan bahwa self-efficacy berhubungan positif dengan performance dan kebiasaan dalam konteks organizational behavior. Speier dan Frese (1997) dalam penelitiannya pada warga Jerman Timur mengatakan bahwa self-efficacy berperan penting untuk menghasilkan performance yang baik. Jika seseorang berpikiran bahwa dirinya tidak mampu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, maka kemungkinan dia akan benar-benar tidak mampu menyelesaikannya. Lebih lanjut Bandura (1986) menambahkan bahwa self-efficacy mempengaruhi ekspektasi seseorang dalam berkinerja untuk mencapai kesuksesan dalam pekerjaan.  
Dalam Cognitive Social Theory yang dikemukakan oleh Bandura, dikatakan bahwa self-efficacy merupakan kunci dalam perubahan psikologis dan kualitas dari performance ketika individu tersebut mengalami suatu pengalaman negatif atau tekanan/ stress. Fungsi dari self-efficacy ini dapat diaplikasikan dalam work family conflict. Bernas et al. (2000) dalam penelitiannya menemukan bahwa self-efficacy berperan sebagai moderator dalam hubungan antara bakat skolastik, kinerja akademik, dan ketekunan. Selain itu, Matsui et al. (2008) menemukan bahwa self-efficacy berperan sebagai moderator dalam hubungan antara work family conflict dan tekanan kerja. Penelitian ini kemudian memberikan gambaran bahwa self-efficacy memungkinkan menjadi variabel moderator dalam hubungan antara work family conflict dengan job performance. Seorang individu yang memiliki self-efficacy tinggi, meskipun dia mengalami work family conflict, maka dia akan tetap dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Tidak ada komentar: