Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hal ini
dimensi tulang, otot, dan jaringan lemak (Hendarto, 2011). Antropometri saat ini
telah digunakan untuk menilai status nutrisi, kesehatan, dan perkembangan dari anak
(Srivastava, 2012). Ada beberapa dasar pengukuran tinggi dan berat badan, berdasarkan buku Nutrisi
Pediatrik dan Penyakit Metabolik tahun 2011, ukuran – ukuran yang lazim digunakan
dalam menilai tumbuh kembang anak, antara lain:
1. Tinggi badan
Panjang badan diukur dengan menggunakan papan pengukur panjang
untuk anak dibawah 2 tahun atau PB kurang dari 85 cm. Pengukuran panjang
badan dilakukan oleh 2 orang pemeriksa. Pemeriksa pertama memposisikan
sang bayi agar lurus dipapan pengukur sehingga kepala sang bayi agar lurus di
papan pengukur sehingga kepala sang bayi menyentuh papan penahan kepala
dalam posisi bidang datar. Pemeriksa kedua menahan agar lutut dan tumit
sang bayi menempel dengan papan penahan kaki (Hendarto, 2011).
Untuk anak yang dapat berdiri tanpa bantuan dan kooperatif, tinggi
badan diukur dengan menggunakan stadiometer, yang memiliki penahan
kepala yang bersudut 90 terhadap stadiometer yang dapat digerakkan. Sang
anak diukur dengan telanjang kaki atau dengan kaus kaki tipis dan dengan
pakaian minimal agar pengukur dapat memeriksa apakah posisi anak tersebut
sudah benar. Saat pengukuran sang anak harus berdiri tegak, kedua kaki
menempel, tumit, bokong, dan belakang kepala menyentuh stadiometer, dan
menatap kedepan pada bidang datar (Hendarto, 2011).
2. Berat badan
Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan berat badan.
Sampai anak berumur 24 bulan atau berdiri sendiri, maka digunakan
timbangan bayi. Sebelum menimbang, timbangan dikalibrasi sehingga jarum
menunjuk angka nol. Pada saat melakukan penimbangan, sebaiknya
menggunakan pakaian seminimal mungkin. Berat badan dicatat dengan
ketelitian 0,01 Kg pada bayi dan 0,1 Kg pada anak yang lebih besar
(Hendarto, 2011)
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita pengukur fleksibel
yang tidak dapat diregangkan. Panjang lingkar sebaiknya diambil dari lingkar
maksimum dari kepala, yaitu diatas tonjolan supraorbital dan melingkari
oksiput. Saat pengukuran harus diperhatikan agar pita pengukur tetap datar
pada permukaan kepala dan paralel di kedua sisi. Pengukuran dicatat dengan
ketelitian sampai 0,1 cm (Hendarto, 2011)
.
4. Lingkar lengan atas (LILA)
Untuk pengukuran LILA, anak harus berdiri tegak lurus dengan lengan
dilemaskan disisi tubuh. Pita ukur yang fleksibel dan tidak dapat diregangkan
diletakkan tegak lurus dengan aksis panjang dari lengan, dirapatkan
melingkari lengan, dan dicatat dengan ketelitian sampai ke 0,1 cm. sebaiknya
dilakukan 3 kali dan diambil nilai rata – ratanya (Hendarto, 2011).
5. Tebal lipatan kulit triseps (TLK)
Dalam mengukur TLK, seorang anak harus dalam posisi tegak dengan
lengan disisi tubuh. TLK diukur di pertengahan lengan atas, tepat ditengah
otot triseps di lengan bagian belakang (diukur dan diberi tanda sebelumnya).
Pengukur mencubit lemak dengan ibu jari dan jari telunjuk, sekitar 1 cm
diatas titik tengah yang telah ditandai, dan dengan menempatkan caliper pada
titik yang telah ditandai. Empat detik kemudian, caliper dilepaskan, hasil
pengukuran diambil lalu caliper dilepaskan. Pengukuran sebaiknya dilakukan
3 kali, lalu diambil rata – ratanya (Hendarto, 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar