Teori pertukaran sosial dilandasakan pada prinsip transaksi ekonomis yang
elementer, orang menyediakan barang atau jasa yang diinginkan. Ahli teori
pertukaran ini memiliki asumsi sederhana bahwa interaksi sosial itu mirip
dengan transaksi ekonomi, akan tetapi mereka mengakui bahwa pertukaran
sosial tidak selalu dapat diukur dengan nilai uang, sebab dalam berbagai
transaksi sosial dipertukarkan juga hal-hal yang nyata dan tidak nyata.
Homans (2007:118) tertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam
perilaku untuk memperoleh ganjaran dan menghindari hukuman. Proses
pertukaran dapat dijelaskan lewat lima pernyataan proposional yang saling
berhubungan dan berasal dari psikologi ini sebagai berikut :
a. Proposisi sukses: Dalam tindakan, semakin sering suatu tindakan
tertentu memperoleh ganjaran, semakin banyak tindakannya semakin
banyak pula ganjarannya. Dalam proposisi ini menurut Homans, bahwa
bilamana seseorang berhasil memperoleh ganjaran (menghindari
hukuman) maka akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut.
26
Hal yang ditetapkan Homans (2007:118) mengenai proposisi sukses :
1) Semakin sering hadiah diterima menyebabkan semakin sering
tindakan dilakukan, akan tetapi hal ini tidak dapat berlangsung
tanpa batas.
2) Semakin pendek jarak waktu antara perilaku dan hadiah, maka
semakin besar kemungkinan orang mengulangi perilaku. Pemberian
hadiah secara intermitten lebih besar kemungkinannya
menimbulkan perulangan perilaku ketimbang menimbulkan hadiah
yang teratur.
b. Proposisi pendorong: Bila dalam kejadian di masa lalu dorongan
tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan tindakan orang
diberi hadiah, maka semakin serupa dorongan kini dengan dorongan di
masa lalu, dan dengan demikian semakin besar kemungkinan orang
melakukan tindakan serupa.
c. Proposisi nilai: Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka semakin
senang seseorang melakukan tindakan itu. Proposisi ini khusus
berhubungan dengan ganjaran atau hukuman yang merupakan hasil
suatu tindakan.
d. Proposisi deprivasi-satiasi: Semakin besar keuntungan yang diterima
seseorang sebagai hasil tindakannya, maka semakin besar kemungkinan
ia melaksanakan tindakan itu.
e. Proposisi persetujuan-agresi: Bila tindakan seseorang tidak memiliki
sebuah ganjaran yang diharapkannya, atau menerima hukuman yang
tidak diharapkan, maka dia akan marah, dia menjadi sangat cenderung
melakukan perilaku agresif, dan hasil perilaku lebih bernilai baginya.
f. Proposisi rasionalitas: Dalam memilih di antara berbagai tindakan
alternatif, seseorang akan memilih satu diantaranya, yang dia anggap
27
saat itu memiliki value (V), sebagai hasil, dikalikan dengan probabilitas
(P), untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar