Jumat, 14 Februari 2020

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Job Satisfaction (skripsi dan tesis)

 
Hartline dan Ferrel (1996) dalam Karatepe dan Killic (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat digambarkan melalui kepuasan terhadap berbagai hal yang terkait dengan (1) kepuasan terhadap pekerjaan secara keseluruhan, (2) kepuasan terhadap rekan kerja, (3) kepuasan terhadap atasan, (4) kepuasan terhadap kebijakan organisasi, (5) kepuasan terhadap dukungan organisasi kepada karyawan, (6) kepuasan terhadap gaji/ upah, dan (7) kepuasan terhadap pengembangan diri di organisasi. Berkaitan dengan kepuasan terhadap pimpinan, Ranupandoyo (1997) mengatakan bahwa setiap atasan mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan bawahannya. Khan dalam Husna (1997) mengemukakan keinginan karyawan terhadap fungsi pimpinan yaitu memenuhi kebutuhan bawahan, memberikan pedoman dalam pencapaian tujuan perusahaan sekaligus pencapaian tujuan karyawan, menghilangkan hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan, dan menciptakan tujuan karyawan yang menunjang tujuan perusahaan. Mengenai kepuasan terhadap gaji/ upah, Arnold dan Fieldman (1986) menyatakan bahwa gaji memainkan peran nyata dalam kepuasan kerja, sebab gaji dapat digunakan sebagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan, symbol dari prestasi, dan sumber pengakuan pada pekerja sebagai refleksi penghargaan atas sumbangan karyawan pada perusahaan. Selanjutnya mengenai kepuasan terhadap kesempatan pengembangan diri di organisasi, Robbins (2003) mengatakan bahwa karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beberapa tugas, kebebabasn dan umpan balik tentang seberapa baiknya mereka melakukan pekerjaan itu, yang secara mental menantang. Smith, Kendal, Hulin dalam Luthans (1998: 144) mengidentifikasikan lima dimensi atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya, yaitu: 1. Gaji/ upah (pay) Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup karyawan yang dianggap layak atau tidak 2. Pekerjaan itu sendiri (work itself) 
 Setiap pekerjaan memerlukan keterampilan tertentu. Sukar atau tidaknya suatu pekerjaan akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja 3. Promosi (promotion) Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja 4. Penyelia (supervision) Penyelia yang baik adalah yang mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bawahan seringkali menganggap bahwa penyelianya adalah sebagai figur ayah atau ibu sekaligus atasan 5. Teman sekerja (coworkers) Dapat digambarkan sebagai hubungan antara karyawan dengan atasannya dan dengan karyawan lain baik yang sama maupun berbeda jenis pekerjaannya Menurut Robbins (2006), aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah: 
1. Pekerjaan yang Menantang Merupakan pekerjaan-pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan dan menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baiknya melakukan pekerjaan itu, yang secara mental menantang. Karyawan lebih memilih pekerjaan-pekerjaan yang dapat meningkatkan kepuasan dan menyebabkan angka ketidakhadiran menjadi lebih rendah. 
 2. Ganjaran yang Pantas Imbalan yang pantas merupakan keinginan karyawan terhadap sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka pandang adil dan segaris dengan harapan mereka. Bila upah yang didapat dirasa adil oleh karyawan berdasarkan tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, maka akan dapat menghasilkan kepuasan. 3. Kondisi Kerja yang Mendukung Karyawan lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak berbahaya atau yang nyaman. Selain itu kebanyakan karyawan lebih suka bekerja tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern, dan dengan alat dan perlengkapan yang memadai. Kondisi kerja yang mendukung baik dari fisik maupun non fisik dapat memberikan kepuasan kerja karyawan. 4. Rekan Kerja yang Mendukung Robbins (2006) mengatakan bahwa “dari kerja, orang mendapatkan lebih dari sekadar uang atau prestasi-prestasi yang berwujud. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial”. Perilaku dari pimpinan juga merupakan penentu utama kepuasan kerja. 5. Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan Orang yang berkepribadian kongruen dengan pekerjaan mereka akan merasa bahwa mereka memiliki bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut sehingga kemudian mereka akan merasa puas pada pekerjaannya

Tidak ada komentar: