Jumat, 14 Februari 2020

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Pengasuhan (skripsi dan tesis)

Bandura (1977) menjelaskan bahwa efikasi diri dapat dipengaruhi oleh empat hal yaitu: (1) pengalaman pribadi, yaitu pengalaman sukses dan gagal yang pernah dialami; (2) vicarious experience, yaitu observasi yang dilakukan terhadap perilaku seseorang; (3) persuasi verbal, bisa berupa umpan balik yang diberikan oleh orang lain mengenai perilaku yang ditampilkan; (4) kondisi psikologis dan emosional, dimana ketika individu merasakan rasa takut, maka  akan menurunkan efikasi dirinya, sebaliknya jika individu merasakan energi positif, maka dapat meningkatkan efikasi dirinya. Menurut Salonen, dkk (2009) dan Carless, dkk (2015) salah satu yang faktor yang mempengaruhi efikasi diri pengasuhan adalah keberfungsian keluarga.
 Coleman dan Karraker (2005;1997) mengemukakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi efikasi diri pengasuhan, yaitu: 
1. Dukungan sosial dan pernikahan (sociomarital support).
 Dukungan sosial dan pernikahan berperan penting dalam perkembangan efikasi diri pengasuhan melalui persuasi sosial atau feedback dan modeling. Maternal self-efficacy beliefs memiliki korelasi signifikan dengan dukungan sosio-marital yaitu bagaimana pasangan memberikan dorongan, dukungan emosional dan memberi perhatian pada pasangannya (Coleman & Karraker, 2005).
 2. Pengalaman diri semasa keci
l Efikasi diri pengasuhan dapat timbul sebagai bagian dari pengalaman orang tua pada masa kanak-kanaknya. Pemikiran dasarnya adalah bahwa orang tua membawa representasi internal attachment, yang terbentuk dari pengalaman pengasuhan pada masa kanak-kanaknya. Crockenberg (Coleman & Karraker, 2005) menemukan korelasi signifikan antara ingatan positif dengan pengasuh (caregiver) dan tingginya efikasi diri pengasuhan pada pengalaman menjadi ibu. 
3. Tingkat kesiapan kognitif/perilaku untuk parenting
 Efikasi diri pengasuhan dipengaruhi tingkat kesiapan kognitif menjadi  orang tua untuk melaksanakan proses parenting. Coleman dan Karraker (1997) menemukan bahwa efikasi diri pengasuhan berhubungan dengan beberapa komponen kesiapan kognitif untuk parenting, termasuk child centeredness yang kuat, dan preferensi orangtua dalam menggunakan gaya parenting yang positif.
 4. Budaya dan komunitas
 Budaya dan komunitas menyediakan berbagai pesan dan informasi mengenai pengasuhan dan perkembangan anak-anak. Melalui informasi tersebut, efikasi diri pengasuhan dapat berkembang melalui proses vicarious learning dimana dengan melihat orang lain melakukan aktivitas tertentu dapat membangkitkan penilaian terhadap kemampuan diri sendiri dalam menguasai situasi tertentu. Melihat orang tua lain mampu mengatasi tantangan dalam proses pengasuhan secara efektif diharapkan dapat mengembangkan efikasi diri pengasuhan orangtua yang melihatnya (Coleman & Karraker, 2005). Orangtua yang memiliki keyakinan dan perilaku yang sesuai dengan budaya yang ada cenderung merasa lebih yakin dan memiliki efikasi diri pengasuhan yang tinggi.
 5. Pengalaman dengan anak. 
Pengalaman ibu sebelumnya dengan anak-anak dapat memprediksi efikasi diri pengasuhan. Goodnow (Coleman & Karraker, 2005) membuktikan bahwa feedback dari interaksi orangtua dan anak merupakan sumber penting dalam informasi kompetensi dan berpengaruh pada persepsi orangtua terhadap kemampuan mereka untuk mengatasi  tantangan dalam proses parenting secara efektif. Sejalan dengan itu, Coleman dan Karraker (1997) mengemukakan bahwa pengalaman langsung orangtua dengan anak-anak. berhubungan dengan tingginya level efikasi diri pengasuhan. Ibu yang memiliki pengalaman lebih banyak dengan anak-anak, baik anak orang lain maupun anak sendiri memiliki level efikasi diri pengasuhan yang tinggi. Hal ini bisa jadi dikarenakan pengalaman sebelumnya dengan anak-anak dapat meningkatkan keyakinan pada kemampuannya dalam mengasuh dan mengurus anaknya sendiri. 

Tidak ada komentar: