Sanders dan Woolley (2005) mengemukakan efikasi diri dapat diukur pada
3 tingkatan, yaitu:
a. A Global/ general level (global self-efficacy), tanpa referensi tugas-tugas
atau kondisi khusus. General self-efficacy didefinisikan sebagai persepsi
individu tentang kemampuan individu untuk menunjukkan performa pada
berbagai situasi yang berbeda.
b. An intermediate level (domain-level parental self-efficacy) mengukur
tentang performansi dengan domain khusus (seperti efikasi diri
pengasuhan)
c. A specific level (task self-efficacy) mengukur efikasi diri untuk tugas-tugas
khusus dengan kondisi-kondisi khusus. Pada tingkat ketiga ini kemudian
dibagi kedalam dua bagian yaitu, Behavioral setting self-efficacy adalah
keyakinan orang tua untuk mampu mengatasi perilaku spesifik yang
muncul pada anak dan setting self-efficacy adalah keyakinan orang tua
untuk mampu mengatasi perilaku sulit anak.
Menurut Gibaud-Wallston dan Wandersman (Johnston & Mash, 1989)
efikasi diri pengasuhan terdiri dari tiga dimensi, yaitu:
1. Kompetensi
Orang tua harus mampu dalam mengatur aktivitas dan perilaku anak,
terutama terkait dengan pendisipilan.
2. Kemampuan menyelesaikan masalah
Orang tua memandang masalah sebagai hal yang dapat diatasi, mampu
menemukan alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi.
3. Kemampuan dalam peran pengasuhan
Orang tua memiliki tugas untuk bisa mengenal perannya dengan baik.
Orang tua merasa mampu menjadi contoh yang baik, mampu memenuhi
harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan anak dengan baik.
Berdasarkan uraian dimensi efikasi diri pengasuhan Gibaud-Wallston
dan Wandersman (Johnston & Mash, 1989) terdapat tiga dimensi efikasi diri
pengasuhan yaitu kompetensi, kemampuan menyelesaikan masalah,
kemampuan dalam peran pengasuhan.
Coleman dan Karraker (2000), ada lima dimensi dari efikasi diri
pengasuhan, yaitu:
a. Dicipline (Displin)
Secara spesifik, kompetensi yang perlu dimiliki orangtua dalam hal
ini antara lain kemampuan untuk membuat aturan yang sesuai dengan usia
anak, memiliki ketertarikan dalam hal disiplin, merasa bertanggung jawab
untuk disiplin anak, menegakkan aturan, menggunakan teknik yang sesuai dengan usia anak dan tidak kasar dalam memperbaiki tingkah laku sulit
anak, serta memiliki kemampuan untuk mengatur rutinitas dalam
kehidupan anak-anak.
b. Achievement (Pencapaian)
Orang tua dengan anak usia sekolah memiliki tugas untuk
memfasilitasi perkembangan kognitif anak. Adapun secara spesifik
kompetensi yang harus dimiliki orang tua antara lain mampu memberikan
kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi, menyediakan permainan dan
bahan bacaan yang merangsang, terlibat dalam interaksi yang merangsang
kognitif anak, memberi dorongan semangat terhadap tugas sekolah,
menunjukkan ketertarikan dalam kegiatan sekolah, memberi dukungan
terhadap keterampilan pemecahan masalah anak, mampu menjadi
penasihat bagi anak, serta memberi dorongan terhadap kreativitas anak.
c. Recreation (Rekreasi)
Secara spesifik kompetensi yang perlu dimiliki oleh orang tua antara
lain kemampuan untuk mengatur interaksi anak dengan teman sebaya,
memfasilitasi keikutsertaan anak dalam kegiatan rekreasi, terlibat bermain
bersama anak, menunjukkan ketertarikan terhadap rekreasi anak,
menyediakan berbagai kegiatan dan kesempatan untuk rekreasi,
menyediakan perlengkapan rekreasional yang sesuai dengan usia anak,
serta menyediakan ruang fisik untuk bermain.
d. Nurturance (Pengasuhan)
Orang tua perlu memiliki beberapa kompetensi spesifik seperti
kepekaan terhadap kebutuhan anak, dapat memberikan kehangatan secara
emosional, kesadaran dan minat akan perasaan anak, kemampuan
mengekspresikan perasaan sendiri, kemampuan untuk mendengarkan anak
dengan penuh perhatian, serta mendorong kebebasan bagi anak namun
yang sesuai dengan usia anak.
e. Health (Kesehatan)
Kompetensi khusus yang perlu dimiliki orang tua dalam hal ini yaitu
kemampuan untuk menyediakan nutrisi yang tepat, perawatan kesehatan
preventif dan korektif yang tepat waktu, deteksi tanda-tanda penyakit pada
anak, mendukung pemeliharaan kebersihan yang tepat, penyediaan
pencegahan cedera yang tepat, mendorong anak untuk memiliki waktu
tidur yang cukup, serta mendorong anak untuk melakukan kegiatan diluar.
Berdasarkan uraian dimensi efikasi diri pengasuhan menurut
Coleman dan Karraker (2000) terdapat lima dimensi efikasi diri
pengasuhan yaitu disiplin, pencapaian, nurturance, rekreasi, kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar