Jumat, 14 Februari 2020

Dimensi-dimensi Efikasi Diri Pengasuhan (skripsi dan tesis)

Sanders dan Woolley (2005) mengemukakan efikasi diri dapat diukur pada 3 tingkatan, yaitu:
 a. A Global/ general level (global self-efficacy), tanpa referensi tugas-tugas atau kondisi khusus. General self-efficacy didefinisikan sebagai persepsi individu tentang kemampuan individu untuk menunjukkan performa pada berbagai situasi yang berbeda.
 b. An intermediate level (domain-level parental self-efficacy) mengukur tentang performansi dengan domain khusus (seperti efikasi diri pengasuhan) 
c. A specific level (task self-efficacy) mengukur efikasi diri untuk tugas-tugas khusus dengan kondisi-kondisi khusus. Pada tingkat ketiga ini kemudian dibagi kedalam dua bagian yaitu, Behavioral setting self-efficacy adalah keyakinan orang tua untuk mampu mengatasi perilaku spesifik yang muncul pada anak dan setting self-efficacy adalah keyakinan orang tua untuk mampu mengatasi perilaku sulit anak. 
Menurut Gibaud-Wallston dan Wandersman (Johnston & Mash, 1989) efikasi diri pengasuhan terdiri dari tiga dimensi, yaitu: 
1. Kompetensi Orang tua harus mampu dalam mengatur aktivitas dan perilaku anak, terutama terkait dengan pendisipilan. 
2. Kemampuan menyelesaikan masalah Orang tua memandang masalah sebagai hal yang dapat diatasi, mampu menemukan alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi.
 3. Kemampuan dalam peran pengasuhan Orang tua memiliki tugas untuk bisa mengenal perannya dengan baik. Orang tua merasa mampu menjadi contoh yang baik, mampu memenuhi harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan anak dengan baik. 
Berdasarkan uraian dimensi efikasi diri pengasuhan Gibaud-Wallston dan Wandersman (Johnston & Mash, 1989) terdapat tiga dimensi efikasi diri pengasuhan yaitu kompetensi, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan dalam peran pengasuhan. Coleman dan Karraker (2000), ada lima dimensi dari efikasi diri pengasuhan, yaitu: 
a. Dicipline (Displin) 
Secara spesifik, kompetensi yang perlu dimiliki orangtua dalam hal ini antara lain kemampuan untuk membuat aturan yang sesuai dengan usia anak, memiliki ketertarikan dalam hal disiplin, merasa bertanggung jawab untuk disiplin anak, menegakkan aturan, menggunakan teknik yang sesuai dengan usia anak dan tidak kasar dalam memperbaiki tingkah laku sulit anak, serta memiliki kemampuan untuk mengatur rutinitas dalam kehidupan anak-anak. 
b. Achievement (Pencapaian)
 Orang tua dengan anak usia sekolah memiliki tugas untuk memfasilitasi perkembangan kognitif anak. Adapun secara spesifik kompetensi yang harus dimiliki orang tua antara lain mampu memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi, menyediakan permainan dan bahan bacaan yang merangsang, terlibat dalam interaksi yang merangsang kognitif anak, memberi dorongan semangat terhadap tugas sekolah, menunjukkan ketertarikan dalam kegiatan sekolah, memberi dukungan terhadap keterampilan pemecahan masalah anak, mampu menjadi penasihat bagi anak, serta memberi dorongan terhadap kreativitas anak.
 c. Recreation (Rekreasi)
 Secara spesifik kompetensi yang perlu dimiliki oleh orang tua antara lain kemampuan untuk mengatur interaksi anak dengan teman sebaya, memfasilitasi keikutsertaan anak dalam kegiatan rekreasi, terlibat bermain bersama anak, menunjukkan ketertarikan terhadap rekreasi anak, menyediakan berbagai kegiatan dan kesempatan untuk rekreasi, menyediakan perlengkapan rekreasional yang sesuai dengan usia anak, serta menyediakan ruang fisik untuk bermain.
 d. Nurturance (Pengasuhan) 
Orang tua perlu memiliki beberapa kompetensi spesifik seperti kepekaan terhadap kebutuhan anak, dapat memberikan kehangatan secara emosional, kesadaran dan minat akan perasaan anak, kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri, kemampuan untuk mendengarkan anak dengan penuh perhatian, serta mendorong kebebasan bagi anak namun yang sesuai dengan usia anak.
 e. Health (Kesehatan) 
Kompetensi khusus yang perlu dimiliki orang tua dalam hal ini yaitu kemampuan untuk menyediakan nutrisi yang tepat, perawatan kesehatan preventif dan korektif yang tepat waktu, deteksi tanda-tanda penyakit pada anak, mendukung pemeliharaan kebersihan yang tepat, penyediaan pencegahan cedera yang tepat, mendorong anak untuk memiliki waktu tidur yang cukup, serta mendorong anak untuk melakukan kegiatan diluar. Berdasarkan uraian dimensi efikasi diri pengasuhan menurut Coleman dan Karraker (2000) terdapat lima dimensi efikasi diri pengasuhan yaitu disiplin, pencapaian, nurturance, rekreasi, kesehatan

Tidak ada komentar: