Moos dan Moos (2002), mengungkapkan tiga dimensi dalam keberfungsian
keluarga, antara lain:
a. Dimensi relationship atau hubungan memiliki aspek sebagai berikut:
1) Cohesion
Derajat komitmen, bantuan, dan dukungan yang diberikan anggota
keluarga satu sama lainnya.
2) Expressiveness
Sejauhmana anggota keluarga diperbolehkan untuk mengekspresikan
perasaannya secara langsung.
3) Conflict
Banyaknya kemarahan dan konflik yang diekspresikan secara terbuka
diantara anggota keluarga.
b. Dimensi personal growth memiliki aspek sebagai berikut:
1) Independence
Sejauh mana anggota keluarga mampu bersikap tegas, mandiri, dan
membuat keputusan sendiri
.
2) Achievement Orientation
Seberapa banyak aktivitas keluarga yang berorientasi pada prestasi
atau persaingan.
3) Intellectual-Cultural Orientation
Tingkat ketertarikan anggota keluarga terhadap hal-hal politik,
intelektual, dan budaya.
4) Active-recreational Orientation
Jumlah partisipasi anggota keluarga dalam kegiatan sosial dan
rekreasi.
5) Moral-religious emphasis
Sejauhmana anggota keluarga aktif berdiskusi terkait isu-isu etika dan
penerapan nilai-nilai agama.
c. Dimensi system maintenance memiliki aspek sebagai berikut:
1) Organization
Derajat pentingnya pengaturan yang jelas dalam merencanakan
aktivitas dan tanggung jawab dalam keluarga.
2) Control
Seperangkat aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjalankan
kehidupan keluarga.
Berdasarkan teori The McMaster of family functioning (Epstein, Baldwin &
Bishop, 1983) keberfungsian keluarga terdiri atas enam dimensi:
a. Penyelesaian Masalah (Problem Solving)
Keluarga yang fungsional adalah keluarga yang dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi secara efektif dan memiliki sedikit masalah yang tidak
terselesaikan. Dimensi ini merujuk kepada kemampuan keluarga untuk
memecahkan masalah pada setiap tingkatan sehingga dapat menjaga
keberfungsian keluarga dengan efektif. Keluarga yang berfungsi dengan efektif
dapat menyelesaikan permasalahan yang ada secara positif.
b. Komunikasi (Communication)
Komunikasi memiliki peran penting dalam keluarga. Komunikasi
berfungsi sebagai jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi. Komunikasi
sebagai jalan untuk mengkomunikasikan sikap dan perasaan pada anggota
keluarga.
c. Peran (Roles)
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas
dalam keluarga. Keluarga yang sehat adalah keluarga yang memiliki proses
penyebaran dan pelaksanaan tanggung jawab yang jelas dan tepat. Dalam
menjelaskan dimensi peran, terdapat dua konsep yaitu alokasi peran dan
akuntabilitas peran. Alokasi peran dilihat dari bagaimana sebuah keluarga
melakukan proses alokasi atau penyebaran tanggung jawab bagi seluruh
anggota keluarga. Akuntabilitas peran dilihat dari bagaimana anggota keluarga bisa menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan secara penuh dan
berkomitmen dalam melaksanakannya.
d. Keterlibatan Afektif (Affective Involvement)
Keterlibatan secara afektif antar anggota keluarga merupakan sejauh mana
anggota keluarga menunjukkan ketertarikan dan penghargaan kepada aktivitas
dan minat anggota keluarga lainnya. Dimensi ini memfokuskan kepada
seberapa banyak ketertarikan yang ditunjukkan oleh anggota keluarga satu
sama lain.
e. Respon Afek (Affective Responsiveness)
Keluarga yang efektif mampu mengekspresikan atau menunjukkan emosi
perasaan mereka secara bebas. Afek dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu
emosi sejahtera dan emosi darurat. Emosi sejahtera terdiri dari afeksi,
kehangatan, kelembutan, dukungan, cinta, dan kesenangan. Emosi darurat
terdiri dari takut, marah, sedih, kecewa, dan depresi. Pada keluarga yang sehat,
seluruh anggota keluarga memiliki kemampuan untuk mengekspresikan
berbagai macam emosi, emosi yang ditampilkan sesuai dengan konteks situasi,
dan memiliki kesesuaian dalam intensitas dan durasi.
f. Kontrol Perilaku (Behaviour Control)
Dimensi ini merujuk pada bagaimana keluarga mengatur standar dan nilai.
Dimensi ini menjelaskan mengenai pola yang diadopsi oleh keluarga untuk
menangani perilaku anggota keluarga dalam tiga area berikut ini yaitu, situasi
yang membahayakan secara fisik, situasi yang melibatkan pemenuhan
kebutuhan dan dorongan psikobiologis, situasi yang melibatkan perilaku sosialisasi interpersonal anggota keluarga maupun dengan orang lain. Setiap
keluarga memiliki aturan standar masing-masing tentang perilaku yang bisa
diterima pada setiap anggota keluarga.
Berdasarkan uraian mengenai dimensi keberfungsian keluarga yang
diungkapkan oleh Epstein, Baldwin, dan Bishop (1983) dapat disimpulkan bahwa
keberfungsian keluarga terdiri atas enam dimensi yaitu: pemecahan masalah,
komunikasi, peran, kemampuan untuk bereaksi, keterlibatan efektif, serta kontrol
perilaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar