Jumat, 14 Februari 2020

Dimensi-dimensi Keberfungsian Keluarga (skripsi dan tesis)

Moos dan Moos (2002), mengungkapkan tiga dimensi dalam keberfungsian keluarga, antara lain:
 a. Dimensi relationship atau hubungan memiliki aspek sebagai berikut: 
1) Cohesion Derajat komitmen, bantuan, dan dukungan yang diberikan anggota keluarga satu sama lainnya.
 2) Expressiveness Sejauhmana anggota keluarga diperbolehkan untuk mengekspresikan perasaannya secara langsung. 
3) Conflict Banyaknya kemarahan dan konflik yang diekspresikan secara terbuka diantara anggota keluarga. 
 b. Dimensi personal growth memiliki aspek sebagai berikut:
 1) Independence Sejauh mana anggota keluarga mampu bersikap tegas, mandiri, dan membuat keputusan sendiri
. 2) Achievement Orientation Seberapa banyak aktivitas keluarga yang berorientasi pada prestasi atau persaingan.
 3) Intellectual-Cultural Orientation Tingkat ketertarikan anggota keluarga terhadap hal-hal politik, intelektual, dan budaya.
 4) Active-recreational Orientation Jumlah partisipasi anggota keluarga dalam kegiatan sosial dan rekreasi.
 5) Moral-religious emphasis Sejauhmana anggota keluarga aktif berdiskusi terkait isu-isu etika dan penerapan nilai-nilai agama. 
c. Dimensi system maintenance memiliki aspek sebagai berikut: 
1) Organization Derajat pentingnya pengaturan yang jelas dalam merencanakan aktivitas dan tanggung jawab dalam keluarga. 
2) Control Seperangkat aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjalankan kehidupan keluarga. 
 Berdasarkan teori The McMaster of family functioning (Epstein, Baldwin & Bishop, 1983) keberfungsian keluarga terdiri atas enam dimensi:
 a. Penyelesaian Masalah (Problem Solving) 
Keluarga yang fungsional adalah keluarga yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara efektif dan memiliki sedikit masalah yang tidak terselesaikan. Dimensi ini merujuk kepada kemampuan keluarga untuk memecahkan masalah pada setiap tingkatan sehingga dapat menjaga keberfungsian keluarga dengan efektif. Keluarga yang berfungsi dengan efektif dapat menyelesaikan permasalahan yang ada secara positif.
 b. Komunikasi (Communication)
 Komunikasi memiliki peran penting dalam keluarga. Komunikasi berfungsi sebagai jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi. Komunikasi sebagai jalan untuk mengkomunikasikan sikap dan perasaan pada anggota keluarga. 
c. Peran (Roles) 
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dalam keluarga. Keluarga yang sehat adalah keluarga yang memiliki proses penyebaran dan pelaksanaan tanggung jawab yang jelas dan tepat. Dalam menjelaskan dimensi peran, terdapat dua konsep yaitu alokasi peran dan akuntabilitas peran. Alokasi peran dilihat dari bagaimana sebuah keluarga melakukan proses alokasi atau penyebaran tanggung jawab bagi seluruh anggota keluarga. Akuntabilitas peran dilihat dari bagaimana anggota keluarga bisa menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan secara penuh dan berkomitmen dalam melaksanakannya. 
d. Keterlibatan Afektif (Affective Involvement) 
Keterlibatan secara afektif antar anggota keluarga merupakan sejauh mana anggota keluarga menunjukkan ketertarikan dan penghargaan kepada aktivitas dan minat anggota keluarga lainnya. Dimensi ini memfokuskan kepada seberapa banyak ketertarikan yang ditunjukkan oleh anggota keluarga satu sama lain.
 e. Respon Afek (Affective Responsiveness)
 Keluarga yang efektif mampu mengekspresikan atau menunjukkan emosi perasaan mereka secara bebas. Afek dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu emosi sejahtera dan emosi darurat. Emosi sejahtera terdiri dari afeksi, kehangatan, kelembutan, dukungan, cinta, dan kesenangan. Emosi darurat terdiri dari takut, marah, sedih, kecewa, dan depresi. Pada keluarga yang sehat, seluruh anggota keluarga memiliki kemampuan untuk mengekspresikan berbagai macam emosi, emosi yang ditampilkan sesuai dengan konteks situasi, dan memiliki kesesuaian dalam intensitas dan durasi.
 f. Kontrol Perilaku (Behaviour Control) 
Dimensi ini merujuk pada bagaimana keluarga mengatur standar dan nilai. Dimensi ini menjelaskan mengenai pola yang diadopsi oleh keluarga untuk menangani perilaku anggota keluarga dalam tiga area berikut ini yaitu, situasi yang membahayakan secara fisik, situasi yang melibatkan pemenuhan kebutuhan dan dorongan psikobiologis, situasi yang melibatkan perilaku  sosialisasi interpersonal anggota keluarga maupun dengan orang lain. Setiap keluarga memiliki aturan standar masing-masing tentang perilaku yang bisa diterima pada setiap anggota keluarga. Berdasarkan uraian mengenai dimensi keberfungsian keluarga yang diungkapkan oleh Epstein, Baldwin, dan Bishop (1983) dapat disimpulkan bahwa keberfungsian keluarga terdiri atas enam dimensi yaitu: pemecahan masalah, komunikasi, peran, kemampuan untuk bereaksi, keterlibatan efektif, serta kontrol perilaku

Tidak ada komentar: