1. PLS bisa mengolah semua jenis data
2. PLS memiliki dua uji didalamnya yaitu uji measurement model yang
menyangkut validitas konstruk dan reliabilitas konstruk. Selain itu juga
memiliki uji structural model, yaitu uji t dari partial least square itu sendiri.
Sehingga dapat menyajikan berbagai hasil lengkap dan dapat dianalisa secara
menyeluruh.
3. PLS dapat digunakan untuk prediksi, konfimasi teori, dan menjelaskan ada
tidaknya hubungan antar variabel laten. (Jogiyanto dan Abdillah, 2009).
4. PLS memiliki hubungan antara variabel laten dan indikatornya dalam bentuk
refleksif maupun formatif. Model refleksif mengasumsikan bahwa konstruk
atau variabel laten mempengaruhi indikator (arah hubungan kausalitas dari
konstruk ke indikator atau manifest). Model refleksif sering disebut dengan
principal factor model dimana covariance pengukuran indikator dipengaruhi
oleh konstruk laten atau yang mencerminkan variasi dari konstruk laten. Pada
model refleksif konstruk unidimensional, digambarkan dalam bentuk elips
dengan beberapa anak panah dari konstruk ke indikator. Model ini memberikan arti bahwa perubahan pada konstruk laten akan mempengaruhi
perubahan pada indikator.
5. PLS merupakan pendekatan alternative yang bergeser dari pendekatan SEM
berbasis covariance menjadi berbasis variance (Ghozali, 2006). SEM yang
berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS
lebih bersifat predictive model
Tidak ada komentar:
Posting Komentar