Langkah analisis dalam PLS untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang Model Struktural (inner model). Struktural model adalah
model yang menspesifikasikan hubungan antar variabel laten. Model ini
menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substantif
(Ghozali, 2006)
.2. Merancang Model Pengukuran (outer model). Outer model adalah model
yang menspesifikasikan hubungan antara variabel laten dengan indikatorindikatornya, atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan
bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya
(Ghozali, 2006).
3. Mengkonstruksi Diagram Jalur. Langkah ini lebih mudah untuk dipahami,
dimana hasil perancangan inner model dan outer model tersebut Estimasi: Koefisien Jalur, Loading dan Weight. Metode pendugaan
parameter (estimasi) didalam metode PLS adalah metode kuadrat terkecil
(ordinary least square). Proses perhitungan dilakukan dengan cara
interaksi, dimana interaksi akan berhenti jika telah mencapai kondisi
konvergen.
5. Evaluasi Goodness of Fit. Evaluasi goodness of fit dibagi menjadi dua
yaitu outer model dan inner model.
a. Outer model dibagi menjadi dua, yaitu formatif dan reflektif. Dalam penelitian
ini, indikator yang digunakan adalah indikator reflektif. Outer model dengan
indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari
indikatornya dan composite reliability untuk blok indikator. Convergent
validity dinilai berdasarkan korelasi antara item score/ component score
dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual
dikatakan tinggi jika berkolerasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin
diukur. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala
pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Chin, 1998).
Discriminant validity dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan
konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada
ukuran konstruk lainnya, hal tersebut menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok
lainnya. Selain itu untuk menilai discriminant validity juga dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted
(AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar
daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model,
maka dikatakan memiliki discriminant validity yang baik (Fornell dalam
Ghozali, 2006). Fornnel dan Larcker (1981) dalam Ghozali (2006)
menyatakan bahwa pengukuran ini dapat dilakukan untuk mengukur
reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif
dibanding composite reliability. Nilai AVE harus lebih besar dari 0,5.
Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat
dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan cronbach
alpha.
b. Inner model dievaluasi dengan melihat prosentase varian yang dijelaskan,
yaitu dengan melihat R2
. Perubahan nilai R2
dapat digunakan untuk menilai
pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen
apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Nilai ƒ
2
sama dengan 0,02;
0,15; dan 0,35 dapat diinterpretasikan bahwa predictor variabel laten memiliki
pengaruh kecil, menengah, dan besar pada level struktural.
Selain itu dilakukan evaluasi Stone-Geisser Q-square untuk predictive
relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.
Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan
juga parameternya. Nilai Q-square lebih besar dari 0 (nol) menunjukkan
bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square
kurang dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive
relevance
6. Pengujian Hipotesis
Langkah terakhir adalah pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai
berikut:
Jika H : λ ≤ 0 ; maka berarti hipotesis ditolak
Jika H : λ > 0 ; maka berarti hipotesis diterima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar