Rabu, 27 November 2019

Pentingnya Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Dukungan sosial bisa efektif dalam mengatasi tekanan psikologis
pada masa sulit dan menekan. Misalnya, dukungan sosial membantu
mahasiswa mengatasi stresor dalam kehidupan kampus. Dukungan sosial
juga membantu memperkuat fungsi kekebalan tubuh, mengurangi respons
fisiologis terhadap stres, dan memperkuat fungsi untuk merespons penyakit
kronis. (Taylor, dkk., 2009: 555-556).
Hubungan sosial dapat membantu hubungan psikologis, memperkuat
praktik hidup sehat, dan membantu pemulihan dari sakit hanya ketika
hubungan itu bersifat sportif. Dukungan sosial mungkin paling efektif
apabila ia “tidak terlihat”. Ketika kita mengetahui bahwa ada orang lain yang
akan membantu kita, kita merasa ada beban emosional, yang mengurangi
efektivitas dukungan sosial yang kita trima. Tetapi ketika dukungan sosial itu
diberikan secara diam-diam, secara otomatis, berkat hubungan baiik kita,
maka ia dapat mereduksi stres dan meningkatkan kesehatan. (Taylor, dkk.,
2009: 555-556).
Menurut Kumalasari & Ahyani (2012: 25) dukungan sosial selalu
mencakup dua hal yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan persepsi
individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu
membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).
2. Tingkat kepuasan akan dukungan sosial yang diterima yaitu berkaitan
dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi
(pendekatan berdasarkan kualitas).
Dukungan sosial bukan sekedar pemberian bantuan, tetapi yang
penting adalah bagaimana persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan
tersebut. Hal itu erat hubungannya dengan ketepatan dukungan sosial yang
diberikan, dalam arti bahwa orang yang menerima sangat merasakan manfaat
bantuan bagi dirinya karena sesuatu yangaktual dan memberikan kepuasan.
e. Faktor-faktor yang menghambat pemberian Dukungan Sosial
Faktor-faktor yang menghambat pemberian dukungan sosial adalah
sebagai berikut (Apollo & Cahyadi, 2012: 262) :
1. Penarikan diri dari orang lain, disebabkan karena harga diri yang
rendah, ketakutan untuk dikritik, pengaharapan bahwa orang lain tidak
akan menolong, seperti menghindar, mengutuk diri, diam, menjauh,
tidak mau meminta bantuan.
2. Melawan orang lain, seperti sikap curiga, tidak sensitif, tidak timbal
balik, dan agresif.
3. Tindakan sosial yang tidak pantas, seperti membicarakan dirinya
secara terus menerus, menganggu orang lain, berpakaian tidak pantas,
dan tidak pernah merasa puas.

Tidak ada komentar: