Menurut Santrock (2007) harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif (rendah atau tinggi). Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang diperolehnya. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi akan menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya. Penilaian yang tinggi terhadap diri sendiri adalah penilaian terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta menerima kekurangan yang ada, sedangkan yang dimaksud penilaian rendah terhadap diri sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri sendiri, tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang. Menurut Fenzel (dalam Santrock, 2007), rendahnya harga diri juga dapat mengakibatkan depresi, bunuh diri, anoreksia nervosa, kenakalan remaja, dan masalah-masalah penyesuaian diri lainnya. Menurut Clemes dan Bean (1995) harga diri merupakan dasar bagi pertumbuhan positif dalam hubungan kemanusiaan, belajar, kreatifitas, dan tanggung jawab pribadi. Self esteem (harga diri) merupakan semen yang mengikat kepribadian anak bersama-sama menjadi struktur yang positif, terpadu dan efektif.
Harga diri itu sendiri berasal dari fikiran, perasaan, sensasi, dan pengalaman yang telah dikumpulkan sepanjang rentang kehidupan. Selanjutnya menurut Coopersmith (1967) harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan biasanya mempertahankan segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Dari konsep tersebut Coopersmith menjelaskan bahwa harga diri mengekspresikan setuju atau tidak setuju dan menunjukkan sikap kepercayaan individu terhadap dirinya untuk menjadi mampu, penting, berhasil dan berharga. Jadi, harga diri adalah personal judgment (penilaian pribadi) mengenai perasaan pantas yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Menurut Tambunan (2001) harga diri mengandung arti suatu penilaian individu terhadap diri diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersikap negatif dan positif. Sedangkan menurut Branden (dalam Sari, 2008) harga diri adalah apa yang individu pikirkan dan rasakan tentang dirinya, bukan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain tentang siapa dirinya sebenarnya. Harga diri menurut Klass dan Hodge (dalam Izzah, 2012) harga diri merupakan evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut. Menurut Santrock (2007) harga diri juga dapat diartikan sebagai dimensi evaluative yang menyeluruh dari diri individu itu sendiri. Harga diri menurut Parker (dalam Kamila, 2013) artinya merasa senang, bahagia dan bangga terhadap diri sendiri. Artinya mencintai diri sendiri dan 12 merasa bahagia dan bangga dengan siapa dirinya. Jika individu memiliki harga diri, individu bahagia menjadi diri sendiri dan yakin dengan nilai intrinsik yang dimiliki sebagai seorang individu yang unik. Oleh karena itu, terbentuknya harga diri melibatkan juga adanya citra diri (gambaran diri) yang positif dan self awareness (kesadaran diri) yang akurat. Menurut Burns (1993) harga diri adalah perasaan bahwa diri itu penting dan efektif, dan melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya sendiri. sedangkan gagasan-gagasan tentang evaluasi diri menyiratkan bahwa perasaaan harga diri seseorang berasal dari memiliki sifat-sifat yang memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan standar-standar tertentu, dan standar bagi mencakupi aspirasi-aspirasinya sendiri dan orang-orang lain baginya merupakan perasaan harga diri.
Rosenberg (dalam Burns, 1993) harga diri merupakan suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus yaitu diri. Perasaan harga diri tampaknya dengan sederhana menyatakan secara tidak langsung bahwa individu yang bersangkutan merasakan bahwa ia seseorang yang berharga, menghargai dirinya sendiri terhadap sebagai apa dia sekarang ini, tidak mencela tentang apa dia yang tidak dilakukan, dan tingkatan dimana dia merasa positif tentang dirinya sendiri. perasaan harga diri yang rendah menyiratkan penolakan diri, penghinaan diri, dan evaluasi diri yang negatif. James (dalam Burn,1993) perasaan harga diri merupakan ratio antara hasil-hasil yang sebenarnya dan aspirasi-aspirasi yang merupakan pernyataan dari titik acuan yang utama dalam evaluasi diri, aktualisasi darititik acuan yang utama didalam evaluasi diri, aktualisasi dari cita-cita. Mereka yang menyadari memiliki 13 sifat-sifat yang kehendaki oleh cita-cita mereka kemungkinan besar memiliki perasaan harga diri yang positif
Harga diri itu sendiri berasal dari fikiran, perasaan, sensasi, dan pengalaman yang telah dikumpulkan sepanjang rentang kehidupan. Selanjutnya menurut Coopersmith (1967) harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan biasanya mempertahankan segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Dari konsep tersebut Coopersmith menjelaskan bahwa harga diri mengekspresikan setuju atau tidak setuju dan menunjukkan sikap kepercayaan individu terhadap dirinya untuk menjadi mampu, penting, berhasil dan berharga. Jadi, harga diri adalah personal judgment (penilaian pribadi) mengenai perasaan pantas yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Menurut Tambunan (2001) harga diri mengandung arti suatu penilaian individu terhadap diri diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersikap negatif dan positif. Sedangkan menurut Branden (dalam Sari, 2008) harga diri adalah apa yang individu pikirkan dan rasakan tentang dirinya, bukan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain tentang siapa dirinya sebenarnya. Harga diri menurut Klass dan Hodge (dalam Izzah, 2012) harga diri merupakan evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut. Menurut Santrock (2007) harga diri juga dapat diartikan sebagai dimensi evaluative yang menyeluruh dari diri individu itu sendiri. Harga diri menurut Parker (dalam Kamila, 2013) artinya merasa senang, bahagia dan bangga terhadap diri sendiri. Artinya mencintai diri sendiri dan 12 merasa bahagia dan bangga dengan siapa dirinya. Jika individu memiliki harga diri, individu bahagia menjadi diri sendiri dan yakin dengan nilai intrinsik yang dimiliki sebagai seorang individu yang unik. Oleh karena itu, terbentuknya harga diri melibatkan juga adanya citra diri (gambaran diri) yang positif dan self awareness (kesadaran diri) yang akurat. Menurut Burns (1993) harga diri adalah perasaan bahwa diri itu penting dan efektif, dan melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya sendiri. sedangkan gagasan-gagasan tentang evaluasi diri menyiratkan bahwa perasaaan harga diri seseorang berasal dari memiliki sifat-sifat yang memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan standar-standar tertentu, dan standar bagi mencakupi aspirasi-aspirasinya sendiri dan orang-orang lain baginya merupakan perasaan harga diri.
Rosenberg (dalam Burns, 1993) harga diri merupakan suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus yaitu diri. Perasaan harga diri tampaknya dengan sederhana menyatakan secara tidak langsung bahwa individu yang bersangkutan merasakan bahwa ia seseorang yang berharga, menghargai dirinya sendiri terhadap sebagai apa dia sekarang ini, tidak mencela tentang apa dia yang tidak dilakukan, dan tingkatan dimana dia merasa positif tentang dirinya sendiri. perasaan harga diri yang rendah menyiratkan penolakan diri, penghinaan diri, dan evaluasi diri yang negatif. James (dalam Burn,1993) perasaan harga diri merupakan ratio antara hasil-hasil yang sebenarnya dan aspirasi-aspirasi yang merupakan pernyataan dari titik acuan yang utama dalam evaluasi diri, aktualisasi darititik acuan yang utama didalam evaluasi diri, aktualisasi dari cita-cita. Mereka yang menyadari memiliki 13 sifat-sifat yang kehendaki oleh cita-cita mereka kemungkinan besar memiliki perasaan harga diri yang positif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar