Sabtu, 23 November 2019

Konsep Teknik Thought Stopping (skripsi dan tesis)


Dalam Dunia Konseling Konsep dasar konseling thought stopping yaitu membantu konseli mengidentifikasi pikiran negative, menghentikan pikiran- pikiran negatifnya kemudian mengantikkan dengan pikiran yang lebih rasional dan realitas. Dalam pelaksanaan teknik thought stopping ini berasal dari teknik Cognitive Restructrusing dalam pendekatan rational emotif behavior therapy. Konseling rational emotive atau lebih tepatnya disebut rational behavior therapy (REBT) dikembangkan oleh Albert Ellis pada tahun 1962. Rational emotive adalah aliran yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah objek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya. Dalam memandang hakikat REBT memiliki sejumlah asumsi tentang kebahagian dan ketidakbahagian dalam hubungannya dengan dinamika pikiran dan perasaan. Asumsi tentang hakikat manusia menurut REBT adalah manusia merupakan pribadi unik yang dipandang sebagai makhluk rasional dan juga dapat irasional serta pikiran, perasaan dan tindakan manusia merupakan proses yang saling berhubungan dengan lainnya yang tidak dapat dipisahkan.24 Manusia sebagai pribadi yang unik, yang memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasannya serta kemampuan mengubah pandangan dasar dan system nilainya dan untuk melawan kecenderungan untuk menolak diri sendiri.
 Konseling REBT yang berusaha menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri dibagi menjadi beberapa teknik diantaranya:
 1. Teknik-teknik Perilaku ialah teknik-teknik intervensi yang bertujuan membiasakan konseli mengalami dan bertindak dengan perilaku baru yang disepakati dalam proses terapi. Teknik perilaku antara lain berupa teknikteknik penguatan, penghentian, pembentukan perilaku, kendali stimulus, kendali afersif, pengelolah diri, desensitisasi sistematis, teknik relaksasi, modeling, perlakuan asertif dan kontrak perilaku.
2. Teknik-teknik Kognitif merupakan kelompok teknik intervensi yang dimaksudkan untuk membongkar akar-akar keyakinan irasional konseli. Teknik tersebut antara lain menentang keyakinan irasional, pekerjaan rumah yang bersifat kognitif, pengubahan pernyataan dan bahasa konseli, penggunaan humor, restrukturisasi kognitif, penghentian pikiran irasional, diskusi, dan terapi bacaan 3. Teknik –teknik Emotif untuk menghabiskan konseli dengan emosi baru yang diharapkan. Teknik emotif antara lain berupa imajinasi rasional emotif, permainan peran, latihan taklukkan rasa malu, penggunaan kekuatan dan tenaga untuk menghindari emosi negative, dan perkerjaan rumah yang berkaitan dengan pengembangaan emosi. Dalam mengubah pikiran negative siswa tentang harga dirinya digunakan teknik thought stopping yang berada dalam naungan teknik cognitive restructuring pada pendekatan REBT tersebut. Teknik cognitive restructuring yang dikembangkan oleh Meichenbaum, yang terpusat pada pesan-pesan negative yang disampaikan oleh orang kepada diri sendiri dan cenderung melumpuhkan kreativitasnya serta menghambat dalam mengambil tindakan penyesuaian diri yang realistis. Menurut pandangan Meichenbaum, orang mendengarkan diri sendiri dan berbicara kepada diri sendiri, yang bersama-sama menciptakan suatu dialog internal dan berkisar pada mendengarkan pesan negative dari sendiri dan menyampaikan pesan negative pula kepada diri sendiri. Dialog internal yang berisikan penilaian negative terhadap diri sendiri akan membuat orang lain gelisah dalam menghadapi tantangan hidup dan kurang mampu mengambil tindakan penyesuaian diri yang tepat. Struktur kognitif merupakan pikiran yang dapat menentukan kapan melanjutkan pikiran, menghentikan pikiran, dan mengubah pikiran. Struktur kognitif mempunyai beberapa aspek yaitu aspek mengatur pikiran, aspek memantau, aspek mengarahkan strategi, aspek menentukan penyebab masalah, aspek menentukan pilihan. Cognitive Restructuring adalah suatu cara untuk menata kembali pikiran yang menimbulkan atau menyebabkan ketegangan pada individu atau proses belajar untuk menyangkal distorsi kognitif atau fundamental“kesalahan berpikir,” dengan tujuan menggantikan pikiran seseorang yang tidak rasional, keyakinan kontra-faktual yang akurat dan dominan.
 Penggunaan rekonstruksi kognitif ini telah digunakan dalam berbagai sasaran perilaku, seperti mengurangi pernyataan diri irasional, untuk mengatasi kecemasan, untuk mengubah perilaku rendah diri dan pernyataan negative. Corminer mengemukakan bahwa prosedur teknik cognitive restructuring ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
 1. Menyajikan rasional tentang cognitive restructuring itu dilatih dan dipelajari oleh konseli.
2. Menyuruh konseli mengidentifikasi pikiran-pikiran positif dan negative terhadap sesuatu situasi masalah.
3. Memperkenalkan prosedur dan cara meningkatkan harga diri.
 4. Beralih dari pikiran yang merusak diri pada pikiran penaggulangan positif. 5. Pengenalan dan latihan-latihan pernyataan positif atau memberi penguatan. 6. Tindak lanjut. Tujuan dari teknik ini yaitu agar konseli terampil dalam mengenali dan mengamati sejauh mana pikiran dan perasaan pada saat itu, mengubah cara berpikir konseli yang salah, belajar tentang proses pembuatan keputusan, agar konseli dapat mengevaluasi tingkah laku mereka yang menitikberatkan pada pribadi yang negative.

Tidak ada komentar: