Generasi Y adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1977 – 2002
(Erickson, 2008). Dalam konteks dunia kerja, Generasi Y mempunyai
karakteristik yang tentunya berbeda dengan generasi sebelumnya. Beberapa
karakteristik antara lain: Otonomi atau kebebasan kerja, ambisisus, dan
menuntut makna dalam kerja (Balda & Mora, 2011 dalam Kilber, Barclay,
& Ohmer, 2014). Dino Martin (CEO karir.com) juga menambahkan bahwa
Generasi Y cenderung tidak formal, ingin selalu fleksibel dalam kerja, kritis,
dan cenderung siap menghadapi perubahan-perubahan tentunya dalam
dunia kerja.
19
Karakteristik tersebut terbentuk oleh tren yang berkembang selama
hidupnya, terutama teknologi (Cran, 2014). Tren yang berkembang tentunya
semakin memberikan kemudahan, dan hal tersebut tidak disia-siakan oleh
Generasi Y. Dalam bekerja, mereka cenderung menggunakan cara yang
lebih mudah (dengan bantuan teknologi), untuk mendapatkan hasil yang
maksimal (Lloyd, 2007 dalam Brown, et. al., 2009).
Generasi Y juga memiliki kecenderungan untuk fleksibel dalam
bekerja. Bukan tidak mungkin, Generasi Y akan mengubah desain kerja
sesuai dengan keinginannya sendiri, terlebih apabila mereka melihat adanya
kesempatan yang menguntungkan (Cruz, 2007). Keseimbangan hidup
(Angeline, 2011), relasi (Cran, 2014), kebermaknaan (Balda & Mora, 2011)
dan kenyamanan kerja (O’neil, 2010) merupakan beberapa keinginan dari
Generasi Y.
Cran (2014) juga menambahkan, keinginan-keinginan yang dimiliki
Generasi Y akan menjadi prioritas utama dibandingan benefit berupa uang
yang diberikan sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Mereka
akan melakukan usaha untuk mencapai apa yang diinginkan, dan apabila
mereka tidak berhasil, produktivitas kerja akan menurun, bahkan muncul
keinginan untuk meninggalkan pekerjaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar