Roberts (1998) dalam Oktaviana (2007) mengidentifikasi kelompokfaktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan pembelian kompulsif.Faktor – faktor tersebut adalah faktor peranan keluarga, faktor psikologis,faktor sosial, dan faktor demografi (O’Guinn dan Faber, 1992) dalamOktaviana (2007) didalam penelitiannya mengatakan bahwa faktor yangmempengaruhi pembelian kompulsif adalah faktor keluarga.
Banyak orang tua menggunakan uang sebagai imbalan bagi perilakuyang diinginkan, ataupun untuk menggantikan perhatian emosional padaanak – anak mereka. O’ Guinn dan Faber (1989) dalam Oktaviana (2007)berpendapat pelaku pembelian kompulsif mungkin telah belajar bahwaimbalan seperti itu dapat menggantikan atau mengkompensasi perhatiandan kasih sayang orang tua. Penelitian d’ Asous (1990) menunjukanbahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsiresponden akan kecenderungan pembelian kompulsif dari orang tuamereka dengan kecenderungan pembelian kompulsif mereka sendiri.Berbagai penelitian tentang perilaku kompulsif sebelumnya telahbanyak dilakukan untuk menunjukan pengaruh kepribadian individu padaperilaku kompulsif (Shoham dan Brencic, 2003) dalam Oktaviana (2007).Individu dengan perilaku addictive cenderung memiliki kehidupan masaanak – anak ataupun dewasa dengan perasaan ketidak cukupan dan self –esteem yang rendah (O’ Guinn dan Faber, 1989). Scherorn et la (1990)juga mengatakan bahwa pelaku pembelian kompulsif memiliki pribadidengan self – esteem yang rendah. Status sosial pelaku pembelian memilikihubungan positif dengan kecenderungan pembelian kompulsif (Roberts,1998) dalam Oktaviana (2007). Kemampuan berfantasi diperlukan agarpembelian kompulsif dapat terjadi, karena kemungkinan seseorang untukmenekan perasaan negatife dan self – esteem yang rendah melalui fantasiakan sukses pribadi dan status sosial mereka (O’Guinn dan Faber, 1989) .dalam Oktaviana (2007).
2Faktor – faktor sosial dan beberapa faktor yang pernah ditelititermasuk kebiasaan menonton televisi, pengaruh teman, kekerapanberbelanja, akses pada kartu kredit, dan penggunaan kartu kredit (Robert,1998). Kekerapan menonton televisi berhubungan positif denganpembelian kompulsif (Faber dan O’Guinn, 1998 ; Rook, 1987) dalam Oktaviana (2007).
Peranan teman sering merupakan faktor yang kuatdalam pola konsumsi, terlebih pada individu yang mengalami kurangnyaperanan orang tua pada masa muda mereka. Pembelian kompulsifmempunyai hubungan positif dan signifikan dengan peranan teman(Roberts, 1998). Penggunaan kartu kredit akan menstimuli konsumsi danbila dibandingkan dengan uang tunai, kartu kredit menimbulkan pembelianyang lebih banyak. Untuk banyak orang, uang yang terlibat dalamtransaksi kartu kredit merupakan pengertian yang abstrak dan tidak nyata.Persoalanya yang timbul dengan peningkatan industri kartu kredit(Robert,1998) dalam Oktaviana (2007). Penelitian d’ Astous (1990) dalamOktaviana (2007) menunjukan hubungan yang positif dan signifikan darijumlah kepemilikan dari kartu kredit dengan pembelian kompulsif.Faktor demografi juga telah banyak diteliti yang menunjukan perananfaktor – faktor tersebut terhadap pembelian kompulsif (Roberts, 1998).Shoham dan Brencic (2003) dalam Oktaviana (2007) beragumentasibahwa wanita cenderung lebih merencanakan pembelian mereka darikaum pria. Hal ini karena secara tradisional wanita yang bertanggungjawab akan pembelian keperluan rumah tangga, sehingga lebih mengetahui tentang toko – toko dan barang – barang yang dijual, serta memiliki lebihbanyak pengetahuan tentang level persediaan barang di rumah mereka.Faktor umur juga telah dibuktikan secara empiris berhubungan secaranegatif dengan pembelian kompulsif (d’ Astous 1990; O’ Guinn danFaber, 1989). Roberts (1998) dalam Oktaviana (2007) berargumentasibahwa banyak perilaku pembelian dapat dijelaskan dengan status sosialseseorang. Hubungan yang negatif antara pembelian kompulsif denganstatus sosial ekonomi seseorang ditunjukan oleh penelitian d’ Astous(1990)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar