Senin, 04 November 2019

Etika engineering (skripsi dan tesis)


            Etika adalah bidang studi mengenai moralitas tindakan manusia. Etika merupakan ilmu yang menentukan nilai-nilai di dalam perilaku manusia dan memutuskan apa yang harus diperbuat dalam berbagai keadaan dan situasi yang berbeda. Etika engineering mewakili upaya-upaya para engineer profesional untuk mendefinisikan tindakan yang layak dilakukan dalam berhubungan antara satu sama lain, dengan klien dan pemberi kerja, dan dengan masyarakat umum.
Bertens (1993) menuliskan bahwa seperti halnya dengan banyak istilah yang menyangkut konteks ilmiah, istilah ”etika” pun berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani “ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak “ta-etha” artinya adalah adat kebiasaan. Lebih lanjut kemudian Bertens merumuskan etika sebagai nilai dan norma sosial yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Rumusan etika tersebut juga dipandang sebagai sebuah sistem nilai dalam hidup manusia, baik secara individu maupun secara berkelompok. Menurut Bertens, etika dapat dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral, yang disebut kode etik, misalnya kode etik advokat, kode etik dokter, dan lain-lain. Bertens juga merumuskan bahwa etika juga dapat dipakai dalam arti ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, yang disebut dengan filsafat moral.
            Sebagai suatu ilmu, objek dari etika dalah tingkah laku manusia. Akan tetapi, berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang juga meneliti tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut baik dan buruk. Etika seseorang dapat berpengaruh terhadap persepsi yang dimiliki setiap individu. Individu yang memiliki etika yang tinggi dianggap memiliki persepsi etis yang tinggi, sehingga tidak akan melakukan kecurangan dalam menjalankan tugas profesinya.
Permasalahan dengan etika engineering, sebagaimana juga di dalam profesi-profesi lainnya, berakar pada kenyataan bahwa seorang profesional memiliki pengetahuan yang istimewa yang lebih tinggi dari yang dimiliki oleh klien, pemberi kerja, maupun masyarakat umum. Dengan pengetahuan yang demikian, seorang engineer yang jujur dan bertanggungjawab dapat menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat. Seorang engineer yang korup dan tidak bertanggungjawab dapat melemahkan kepercayaan publik terhadap profesi engineering dan bahkan menjadi anggota  masyarakat yang berbahaya.
            Ironisnya, sebagai suatu bidang atau disiplin ilmu yang tajam dipertanyakan, etika engineering ternyata masih muda, jauh lebih muda, misalnya daripada etika medis atau etika legal. Engineering merupakan profesi terdidik yang paling besar, dan memiliki dampak terhadap kita semua di dalam kebanyakan aspek kehidupan. Hasil karya engineering dapat kita temui hampir setiap kali kita menolehkan kepala dan melakukan sesuatu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh satu dokter atau pengacara biasanya memiliki dampak terhadap satu orang pada suatu waktu tertentu, tapi pertimbangan yang dilakukan oleh seorang engineer dalam bidang desain dapat memberikan dampak terhadap ratusan jiwa pada suatu waktu.
            Shuriye (2011) menjelaskan bahwa etika engineering berfungsi untuk mencapai tujuan pada penciptaan produk dan layanan teknologi yang berguna dan aman bagi masyarakat luas. Etika engineering mencakup prinsip-prinsip moral dan hubungannya dengan profesionalisme seorang engineer. Etika engineering adalah tentang hak moral seorang engineer. Hak moral yang merujuk pada apa yang secara moral dan etis bagi seorang engineer. Hal ini juga mencerminkan kemampuan engineer untuk mengklaim apa yang secara moral adalah miliknya, apa yang berada dibawah kendalinya, dan tindakan apa yang secara moral dapat diterima.
Lebih lanjut Shuriye (2011) menjelaskan bahwa etika engineering mengatur bagaimana seorang engineer berprilaku dan apa jenis standar moral yang harus mereka ikuti, dan mencakup berbagai macam masalah yang berhubungan dengan pekerjaan engineering dan profesinya, yaitu prinsip kerahasiaan, korupsi, konflik kepentingan, dan whistleblowing. Dalam engineering, prinsip kerahasiaan adalah proses untuk memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki wewenang untuk itu. Prinsip kerahasiaan memiliki skema bahwa tidak ada fakta, data, atau informasi apapun yang bisa diakses tanpa persetujuan klien. Korupsi adalah apapun yang diperoleh oleh pribadi atau organisasi secara tidak sah/ilegal. Suap adalah hadiah yang ditawarkan kepada seorang engineer  untuk melakukan tindakan tidak jujur dan melawan etika profesinya. Tindakan korupsi merupakan tindakan yang memiliki makna lebih luas dari praktek suap karena memungkinkan untuk mencakup tindakan penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan. Konflik kepentingan mengacu pada serangkaian kondisi dimana penilaian profesional terlalu dipengaruhi oleh kepentingan pribadi. Potensi konflik kepentingan dapat terjadi pada situasi dimana seorang engineer menjalin hubungan pertemanan/persahabatan dengan supplier, klien, atau  provider.
Whistleblowing merupakan tindakan seorang engineer untuk mengungkapkan perilaku tidak etis atau ilegal yang dilakukan oleh atasan atau organisasi kepada pihak manajemen yang lebih tinggi atau ke ranah publik. Seorang engineer memiliki kewajiban untuk melakukan whistleblowing pada tindakan atau proyek yang melanggar nilai-nilai etika, agama, atau nilai moral pada umumnya yang dianut oleh masyarakat luas.

Tidak ada komentar: