Shumaker & Brownell (Zimet, dkk., 1988) memberikan definisi bahwa, dukungan sosial adalah pertukaran sumber-sumber, yaitu berupa dukungan yang dilakukan minimal oleh dua individu yang disadari oleh pemberi maupun penerima yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penerima. Sama halnya dengan penjelasan Frey & Rothlisberger (1996), bahwa dukungan sosial merupakan ketentuan dan efek dari dukungan yang diperoleh melalui hubungan secara luas yang ditentukan oleh individu yang dirasa telah cukup.
Dukungan sosial menurut Lin (Zimet, dkk., 1988) yaitu proses penilaian individu terhadap bantuan yang diberikan yang terdiri dari informasi atau nasehat, baik bersifat verbal maupun tidak verbal, perhatian, bantuan instrumental, diperoleh dari komunitas, hubungan sosial dan partner yang dipercaya. Dukungan sosial yang diperoleh individu dari lingkungan sosialnya dapat berasal dari sumber-sumber yang berbeda, misalnya dari pasangan suami-istri atau orang tercinta, keluarga, teman, partner kerja, psikolog, organisasi atau komunitas (Sarafino, 1994). Suatu jaringan sosial dapat menghasilkan bantuan maupun dukungan yang dibutuhkan individu, yaitu berupa bantuan dalam bentuk emosional, instrumental dan finansial (Sener, 2011).
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Walen & Lachman (2000), bahwa dukungan sosial dioperasionalkan sebagai persepsi yang dirasakan individu mengenai kepedulian dan kepahaman yang diperoleh dari suatu jaringan atau hubungan sosial, seperti sumber bantuan dan dukungan yang diperoleh individu dari keluarga, teman, partner kerja dan orang lain yang dapat menimbulkan perasaan nyaman bagi individu. Hal tersebut sejalan dengan pengertian dari Jacob (Orford, 1992) bahwa, dukungan sosial merupakan bentuk tingkah laku yang menimbulkan perasaan nyaman, menyebabkan individu yakin bahwa dirinya dihargai dan dicintai oleh 36 orang lain serta bersedia memberikan perhatian, kenyamanan kepada diri individu. Menurut Sheridan & Radmascher (1992), dukungan sosial merupakan kehadiran orang lain yang dapat menyebabkan individu percaya bahwa dirinya dicintai, diperhatikan dan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, teman dekat dan rekan kerja.
Procidano & Heller (Dahlem, Zimet & Walker, 1991) menambahkan bahwa keluarga dan teman dapat menjadi sumber utama dukungan sosial. Dari beragam pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu keluarga, teman-teman dan orang yang dianggap penting (significant other), dimana dukungan tersebut dapat menimbulkan perasaan nyaman, diperhatikan dan sejahtera (Dahlem, Zimet & Walker, 1991).
Dukungan sosial menurut Lin (Zimet, dkk., 1988) yaitu proses penilaian individu terhadap bantuan yang diberikan yang terdiri dari informasi atau nasehat, baik bersifat verbal maupun tidak verbal, perhatian, bantuan instrumental, diperoleh dari komunitas, hubungan sosial dan partner yang dipercaya. Dukungan sosial yang diperoleh individu dari lingkungan sosialnya dapat berasal dari sumber-sumber yang berbeda, misalnya dari pasangan suami-istri atau orang tercinta, keluarga, teman, partner kerja, psikolog, organisasi atau komunitas (Sarafino, 1994). Suatu jaringan sosial dapat menghasilkan bantuan maupun dukungan yang dibutuhkan individu, yaitu berupa bantuan dalam bentuk emosional, instrumental dan finansial (Sener, 2011).
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Walen & Lachman (2000), bahwa dukungan sosial dioperasionalkan sebagai persepsi yang dirasakan individu mengenai kepedulian dan kepahaman yang diperoleh dari suatu jaringan atau hubungan sosial, seperti sumber bantuan dan dukungan yang diperoleh individu dari keluarga, teman, partner kerja dan orang lain yang dapat menimbulkan perasaan nyaman bagi individu. Hal tersebut sejalan dengan pengertian dari Jacob (Orford, 1992) bahwa, dukungan sosial merupakan bentuk tingkah laku yang menimbulkan perasaan nyaman, menyebabkan individu yakin bahwa dirinya dihargai dan dicintai oleh 36 orang lain serta bersedia memberikan perhatian, kenyamanan kepada diri individu. Menurut Sheridan & Radmascher (1992), dukungan sosial merupakan kehadiran orang lain yang dapat menyebabkan individu percaya bahwa dirinya dicintai, diperhatikan dan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, teman dekat dan rekan kerja.
Procidano & Heller (Dahlem, Zimet & Walker, 1991) menambahkan bahwa keluarga dan teman dapat menjadi sumber utama dukungan sosial. Dari beragam pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu keluarga, teman-teman dan orang yang dianggap penting (significant other), dimana dukungan tersebut dapat menimbulkan perasaan nyaman, diperhatikan dan sejahtera (Dahlem, Zimet & Walker, 1991).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar