Beberapa ahli yang membagi aspek perilaku prososial dalam konteks yang berbeda seperti berdasarkan kriteria perilaku prososia, bentuk perilaku prososial dan tipe kepribadian pelaku prososial. Menurut Bringham (1991) ada beberapa aspek dari perilaku prososial, yaitu :
a. Persahabatan (friendship) : Kesediaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan orang lain.
b. Kerjasama (cooperating) : Kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain demi tercapai suatu tujuan.
c. Menolong (helping) : Kesediaan untuk menolong orang lain yang sedang berada dalam kesulitan. d. Bertindak jujur (honesty) : Kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tidak berbuat curang.
e. Berderma (generousity) : Kesediaan untuk memberikan sukarela sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan.
Sedangkan Carlo dan Randall (2002) menekankan pengukuran prososial lebih pada konteks bentuk-bentuk perilaku prososial, yaitu:
a. Altruistic, yaitu memberikan bantuan secara sukarela yang termotivasi oleh kepedulian dan kesejahteraan orang lain yang sering disebabkan oleh simpati dan diinternalisasi dengan norma dan prinsip dalam membantu orang lain.
b. Compliant, yaitu kecendrungan untuk menolong atau membantu orang lain ketika diminta atau dituntut baik secara verbal maupun nonverbal.
c. Emotional, yaitu Perilaku prososial emosional yang dikonsep sebagai orientasi ke arah membantu orang lain dalam keadaan emosional menggugah.
Beberapa situasi membantu dapat dicirikan seperti sangat emosional. Sebagai contoh yaitu orang yang ketika terluka dan ia menangis situasinya terlihat lebih emosional dibandingkan orang yang terluka namin ia tidak menunjukkan kesakitan.
d. Public, yaitu perilaku prososial yang dilakukan karena ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain untuk dapat meningkatkan harga dirinya.
e. Dire, yaitu kecenderungan untuk berperilaku prososial dalam situasi darurat.
f. Anonymous, yaitu perilaku prososial yang dilakukan tanpa diketahui oleh siapapun, bentuk perilaku prososial ini adalah kebalikan dari bentuk prososial public.
a. Persahabatan (friendship) : Kesediaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan orang lain.
b. Kerjasama (cooperating) : Kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain demi tercapai suatu tujuan.
c. Menolong (helping) : Kesediaan untuk menolong orang lain yang sedang berada dalam kesulitan. d. Bertindak jujur (honesty) : Kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tidak berbuat curang.
e. Berderma (generousity) : Kesediaan untuk memberikan sukarela sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan.
Sedangkan Carlo dan Randall (2002) menekankan pengukuran prososial lebih pada konteks bentuk-bentuk perilaku prososial, yaitu:
a. Altruistic, yaitu memberikan bantuan secara sukarela yang termotivasi oleh kepedulian dan kesejahteraan orang lain yang sering disebabkan oleh simpati dan diinternalisasi dengan norma dan prinsip dalam membantu orang lain.
b. Compliant, yaitu kecendrungan untuk menolong atau membantu orang lain ketika diminta atau dituntut baik secara verbal maupun nonverbal.
c. Emotional, yaitu Perilaku prososial emosional yang dikonsep sebagai orientasi ke arah membantu orang lain dalam keadaan emosional menggugah.
Beberapa situasi membantu dapat dicirikan seperti sangat emosional. Sebagai contoh yaitu orang yang ketika terluka dan ia menangis situasinya terlihat lebih emosional dibandingkan orang yang terluka namin ia tidak menunjukkan kesakitan.
d. Public, yaitu perilaku prososial yang dilakukan karena ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain untuk dapat meningkatkan harga dirinya.
e. Dire, yaitu kecenderungan untuk berperilaku prososial dalam situasi darurat.
f. Anonymous, yaitu perilaku prososial yang dilakukan tanpa diketahui oleh siapapun, bentuk perilaku prososial ini adalah kebalikan dari bentuk prososial public.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar