Orientasi masa depan adalah gambaran individu
tentang dirinya dalam konteks masa depan, yang akan membantu individu
mengarahkan dirinya untuk mencapai
sejumlah perubahan yang sistematis, guna meraih apa yang diinginkannya. Menurut
Jari-Erik Nurmi (1991), orientasi masa depan ini terkait dengan harapan,
tujuan, standar, ketertiban, rencana dan strategi yang akan dihadapi di masa
depan. Orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang
kompleks yaitu antisipasi dan evaluasi diri di masa depan saat berinteraksi
dengan lingkungan (Trommsdorf, 1983).
Kualitas motivasional dan afektif berkaitan dengan pemuasan kebutuhan bersifat
subyektif, pernyataan sikap optimis atau pesimis, penilaian negatif atau
positif, juga berkaitan dengan sistem nilai dan tujuan individu, yang tergambar
dalam schemata mengenai diri dan lingkungannya.
Dalam kualitas motivasional dan afeksinya, orientasi masa depan berkaitan
dengan pemuasan kebutuhan subyektif, termasuk kecenderungan untuk mendekatkan
atau menjauhkan diri dan bisa digambarkan dalam sikap yang lebih optimis atau
pesimis, atau juga lebih positif atau negatif (Nurmi, 1989). Dengan adanya
orientasi masa depan berarti individu telah melakukan antisipasi terhadap
masalah yang mungkin timbul di masa depan (Nurmi, 1991)
Aspek kognitif terlihat dalam struktur antisipasi
individu. Termasuk di dalamnya adalah lebih atau kurang diperluas
terdiferensiasi, tepat, koheren dan/atau realistik. Selain itu, aspek kognitif
membuat masa depan terlihat lebih atau kurang terkontrol, dan membuat orientasi
masa depan individu dapat terfokus pada hal-hal yang memiliki sebab-sebab yang lebih
internal atau eksternal
Menurut Poole, Cooney, Nurmi dan Green (dalam
Raffaelli dan. Koller, 2005) bahwa setiap keputusan yang diambil oleh
remaja mulai memperhatikan masa depan,
seperti; pekerjaan di masa depan,
pendidikan di masa depan, dan membangun keluarga di masa depan. Sebagai ruang
lingkup orientasi masa depan remaja memberikan perhatian dan harapan yang
terbentuk tentang masa depan, serta perencanaan untuk mewujudkannya, inilah
yang dikenal dengan orientasi masa depan (OMD). Menurut Nurmi (dalam Steinberg,
2009) Orientasi masa depan merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang
dirinya dalam konteks masa depan. Gambaran ini memungkinkan individu untuk
menentukan tujuan-tujuannya, dan mengevaluasi sejauh mana tujuan-tujuan
tersebut dapat direalisasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar