Preferensi konsumen adalah
nilai-nilai bagi pelanggan yang diperhatikan dalam menentukan sebuah pilihan.
Dalam kaitan dengan preferensi ini, maka konsumen akan menggunakan harapannya
sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan pelangganlah yang
melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai
berbeda oleh pelanggannya. Dalam konteks preferensi konsumen, umumnya harapan
merupakan perkiraaan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya.
Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengertian preferensi konsumen mencakup
penilaian atau keinginan terbaik dari konsumen. Preferensi konsumen menentukan
pilihan konsumen jika konsumen dihadapkan pada banyak ragam pilihan produk yang
sejenis.
Simamora (2003) memberikan
ilustrasi tentang preferensi konsumen dengan ilustrasi sebagai berikut: “Saya
lebih meyukai merek ini, “ kata Susan sambil menunjuk teh siap minum merek
terkenal. Preferensi merek tercermin dari kata: I prefer this brand, sebenarnya
merupakan hasil proses evaluasi. Bermula dari preferensi merek ini, tinggal
selangkah lagi menuju keputusan. “Saya lebih menyukai merek ini” adalah
preferensi. “Saya putuskan untuk membelinya,” inilah keputusan sebelum
pembelian (pre-purchase decision). Namun, masih ada faktor situasi dan pengaruh orang lain
yang memungkinkan keputusan pembelian sebenarnya (purchase decision) berbeda
dari keputusan sebelumnya (pre- purchase decision).”
Sudibyo (2002), menyatakan
bahwa preferensi konsumen merupakan nilai-nilai yang dianut konsumen dalam
menghadapi berbagai bentuk konflik dalam lingkungannya. Konflik ini tidak harus
konflik dalam bentuk fisik, namun pengertian konflik yang dimaskudkan meliputi
konflik dalam arti perbedaan antara harapan dengan realisasi yang dirasakan
dari permasalahan yang dihadapi.
Petamis (2004): “Kemampuan untuk menjual produk semurah
mungkin, tidak pula menjamin mampu bersaing kalau atribut dari produk itu tidak
sesuai dengan preferensi konsumen (tuntutan konsumen) Oleh karena itu kemampuan
bersaing ditunjukkan oleh kemampuan memasok produk sesuai dengan preferensi
konsumen dan ini merupakan kondisi yang diharuskan (necessary condition).
Mengetahui preferensi konsumen dari pasar yang dituju sangat mendukung dalam
keunggulan kompetitif, dan preferensi konsumen ini terus berkembang dan secara
fundamental mengalami perubahan.”
Pendapat tersebut lebih
melihat preferensi konsumen dari perspektif tuntutan. Dalam kondisi ini,
konsumen selalu dihadapkan pada pilihan untuk memnuhi keinginan atau kebutuhan
yang di sandang. Preferensi konsumen
merupakan harapan atau keinginan atas sebuah produk. Dalam kajian ini,
maka dapat dipahami bahwa preferensi konsumen dianggap sebagai pandangan ideal
atas keberadaan sebuah produk dilihat dari perspektif keinginan dan tuntutan
konsumen.
Berdasarkan
pendapat-pendapat yang diungkapkan tersebut, dipahami bahwa preferensi konsumen
adalah gambaran-gambaran dari nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan konsumen
dalam menentukan sebuah pilihan. Selain itu, preferensi konsumen juga mampu
membentuk sebuah perilaku yang lebih mengarah pada sikap atau respon atas
sebuah produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar