Glasson (1997) menyatakan bahwa teori pertumbuhan regional jangka panjang
harus memperhitungkan faktor-faktor yang dianalisis jangka pendek yang iasumsikan
konstan, seperti penduduk, upah, harga teknologi dan distribusi pendapatan.
Mobilitas faktor-faktor terutama tenaga kerja dan modal harus menjadi
pertimbangan yang sangat penting. Pada umumnya orang sependapat bahwa
pertumbuhan regional dapat terjadi sebagai akibat dari penentu-penentu endogen
atau eksogen, yakni faktor-faktor yang terdapat pada daerah yang bersangkutan
ataupun faktor-faktor di luar daerah atau kombinasi dari keduanya. Faktor-faktor
penentu penting dari dalam daerah meliputi distribusi faktor-faktor produksi
seperti tanah, tenaga kerja dan modal. Sedangkan salah satu faktor penentu dari
luar daerah yang penting adalah tingkat permintaan dari daerah lain terhadap
komoditi yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Suatu pendekatan yang lebih baru
untuk menjelaskan faktor penentu endogen dari pertumbuhan ekonomi regional
adalah melalui penggunaan model ekonomi makro. Model ini berorientasi pada segi
penawaran dan berusaha menjelaskan output regional menurut faktor-faktor
regional tertentu yang masingmasing dapat dianalisa secara sendiri-sendiri
(Glasson, 1997) dan dapat dituliskan sebagai berikut :
On
= fn (K, L, Q, Tr, T, So). . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .(2.19)
Keterangan
:
On
: Output potensial dari daerah n
K
: Modal (Kapital)
L
: Tenaga Kerja
Q
: Tanah
Tr
: Sumber daya pengangkutan
T
: Teknologi
So
: Sistem Sosial Politik
Apabila
dirumuskan menurut faktor-faktor yang lebih penting dan lebih mudah dikuantitaskan,
maka rumus mengenai persamaan pertumbuhan sebagai berikut :
On
= a n k n + (1-an) ln + tn . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.20)
Keterangan
:
O,
k, l, t : tingkat pertumbuhan output, modal,
tenaga kerja dan teknologi a : bagian pendapatan yang diperoleh modal
(yakni produk marginal dari modal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar