Metode penilaian
ekonomi terhadap barang lingkungan sampai saat ini telah berkembang sekitar 15
jenis metode menurut Yakin (1997). Diantaranya adalah the Dose-Response
Method (DRM), Hedonic Price Method (HPM), TravelCost Method (TCM),
dan the Averting Behaviour Method (ABM). Namun, yang paling populer saat
ini adalah Contingent Valuation Method
(CVM) dan superior karena bisa mengukur dengan baik nilai penggunaan (use
values) dan nilai dari non pengguna (non use values). Berikut ini
akan disinggung sedikit mengenai metode penilaian ekonomi terhadap lingkungan
selain CVM.
a. The Dose-Response Method
(DRM)
Metode ini menurut Yakin (1997) berdasarkan pada
gagasan bahwa kualitas lingkungan bisa dianggap sebagai suatu faktor produksi.
Peningkatan kualitas lingkungan akan mengakibatkan perubahan dalam biaya
produksi yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya suatu perubahan harga,
output, dan atau tingkat pengembalian modalnya. Masalah yang bisa diterapkan
dengan metode ini misalnya dampak kualitas air terhadap produktivitas
pertanian, perikanan komersial, industri pengguna air bersih, dan dampak polusi
udara terhadap bahan/material, kesehatan, produktivitas manusia, serta
kebersihan rumah tangga atau bangunan. Saat ini metode ini umumnya
diaplikasikan pada penilaian ekonomi dari lingkungan pertanian.
Kelebihan DRM
Adapun
kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut :
1) Metode
ini dapat diterapkan pada kasus-kasus dimana orang tidak sadar terhadap dampak
yang diakibatkan oleh polusi.
2) Merupakan
metode pengukuran manfaat yang sulit dan biasanya menjadi perhatian pembuat
kebijaksanaan
Kelemahan DRM
Adapun
kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut :
1) Metode
ini kesulitan untuk memperkirakan fungsi dose-response, yaitu modelling
respon produsen dan memasukkan efek dari output dan harga.
2) Jika
nilai non pengguna cukup tinggi maka metode ini akan menyebabkan estimasi yang
terlalu rendah terhadap keuntungan dari kebijaksanaan lingkungan.
b. Hedonic
Price Method (HPM)
Menurut Yakin (1997), metode ini berdasarkan asumsi
bahwa barang pasar menyediakan pembeli dan sejumlah jasa yang beberapa
diantaranya bisa merupakan kualitas lingkungan. Misalnya, bangunan rumah dengan
kualitas udara segar disekitarnya, pembelinya akan menerima sebagai pelengkap.
Jika seseorang merasa tertarik dengan panorama lingkungan pelengkap tersebut,
mereka maumembayar lebih untuk rumah yang berada di area kualitas lingkungan
yang baik dibandingkan dengan rumah dengan kualitas yang sama pada tempat lain
yang kualitas lingkungannya lebih jelek.
Kelebihan
HPM
Adapun
kelebihan dari metode HPM adalah sebagai berikut :
1) Hasil
perhitungan manfaat yang diperoleh berdasarkan tingkah laku pasar yang
diteliti. Akibatnya, banyak ahli ekonomi telah memperlakukan metode ini baik
daripada hasil survei.
2) Metode
ini dapat digunakan untuk mengestimasi nilai dari ”green premium”pada
barang konsumen ramah lingkungan atau nilai dari resiko lingkungan pada
kesehatan manusia melalui pembedaan upah.
Kelemahan
HPM
Adapun
kelemahan dari metode HPM adalah sebagai berikut :
1) Harga
yang tersedia harus valid.
2) Tidak
mampu mendapatkan pilihan estimasi harga dengan terdapatnya ketidak pastian.
3) Tidak
bisa mengestimasi nilai pengukuran kesejahteraan yang didasarkan pada surplus
konsumen.
4) Adanya
tingkat multikolinearitas yang tinggi dalam persamaan HPM.
5) Memiliki
reabilitas yang rendah karena data yang dibutuhkan sangat besar dan sulit
diperoleh.
c. Travel
Cost Method (TCM)
Menurut Yakin (1997), model yang mendasari metode
ini yaitu dengan asumsi bahwa orang lain akan melakukan perjalanan
berulang-ulang ke tempat tersebut sampai pada titik dimana nilai marginal dari
perjalanan terakhir bernilai sama dengan jumlah uang dan waktu yang dikeluarkan
untuk mencapai lokasi tersebut dan untuk mengestimasi besarnya nilai manfaat
dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari tempat rekreasi yang dikunjungi.
Kelebihan
TCM
Adapun
kelebihan dari metode TCM adalah sebagai berikut :
1) Hasil
perhitungan manfaat berdasarkan tingkah laku pasar yang diteliti
2) Metode
ini dapat mengestimasi besarnya surplus konsumen
Kelemahan
TCM
Adapun
Kelemahan dari metode TCM adalah sebagai berikut :
1) Biaya
perjalanan yang dipakai harus valid sedangkan dalam kenyataannya susah untuk
mengestimasi dengan tepat.
2) Opportunity
cost harus dimasukkan dalam perhitungan
3) Teori
ekonomi gagal untuk menjelaskan hubungan jumlah kunjungan denganbiaya
perjalanan.
Metode ini hanya berdasarkan pada
ketegasan (fitting) garisregresi pada satu set data yang dikumpulkan
karena dibatasi pada nilai yang memanfaatkan lokasi tersebut, sehingga jika
pelestarian lingkungan padalokasi tersebut penting bagi non pengguna, maka
manfaat yang diestimasi jauh lebih kecil dari yang sebenarnya.
d. The Averting Behaviour Method
(ABM)
Menurut Yakin (1997) metode ini menilai kualitas
lingkungan berdasarkan pada pengeluaran untuk mengurangi atau mengatasi efek
negatif dari polusi. Misalnya, dalam kasus keabnormalan yang disebabkan oleh
polusi udara yang mengharuskan seseorang berobat ke dokter. Biaya berobat ke
dokter ini dianggap sebagai nilai dari benefit untuk memperbaiki kualitas
lingkungan.
2. Contingent
Valuation Method (CVM)
Menurut Fauzi (2006), metode CVM ini sangat
tergantung pada hipotesis yang akan dibangun. Misalnya, seberapa besar biaya
yang harus ditanggung, bagaimana pembayarannya, dan sebagainya. Metode CVM ini
secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu teknis eksperimental
melalui simulasi dan teknik survei. Metode CVM sering digunakan untuk mengukur
nilai pasif sumber daya alam atau sering juga dikenal dengan nilai keberadaaan.
Metode CVM pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui keinginan membayar dari
masyarakat terhadap perbaikan lingkungan dan keinginan menerima kompensasi dari
kerusakan lingkungan.
Contingent Valuation Method (CVM) adalah metode
teknik survei untuk menanyakan kepada penduduk tentang nilai atau harga yang
mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang
lingkungan (Yakin, 1997). CVM menggunakan pendekatan secara langsung yang pada
dasarnya menanyakan kepada masyarakat berapa besarnya Willingness to Pay (WTP)
untuk manfaat tambahan dan atau berapa besarnya Willingness to Accept (WTA)
sebagai kompensasi dari kerusakan barang lingkungan. Dalam penelitian ini,
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan WTP. Tujuan dari CVM adalah untuk
menghitung nilai atau penawaran yang mendekati dari barang-barang lingkungan
jika pasar dari barang-barang tersebut benar-benar ada.
Oleh karena itu, pasar hipotetik (kuisioner dan
responden) harus sebisa mungkin mendekati kondisi pasar yang sebenarnya.
Responden harus mengenal dengan baik komoditas yang ditanyakan dalam kuisioner.
Responden juga harus mengenal alat hipotetik yang digunakan untuk pembayaran.
Kelebihan Contingent Valuation Method (CVM)
Penggunaan CVM dalam memperkirakan nilai ekonomi suatu lingkungan memiliki
kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
a.
Dapat diaplikasikan pada semua kondisi
dan memiliki dua hal penting yaitu seringkali menjadi satu-satunya teknik untuk
mengestimasi manfaat dan dapat diaplikasikan pada berbagai konteks kebijakan
lingkungan.
b.
Dapat digunakan dalam berbagai macam
penilaian barang-barang lingkungan di sekitar masyarakat.
c.
Dibandingkan dengan teknik penilaian
lingkungan lainnya, CVM memiliki kemampuan untuk mengestimasi nilai
non-pengguna. Dengan CVM, seseorang mungkin dapat mengukur utilitas dari
penggunaan barang lingkungan bahkan jika tidak digunakan secara langsung.
d.
Meskipun teknik dalam CVM membutuhkan
analisis yang kompeten, namun hasil dari penelitian menggunakan metode ini
tidak sulit untuk dianalisis dan dijabarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar