Gerakan pemberontakan adalah sebuah
sistem yang memerlukan input tertentu (dapat diperolah dari sumber internal
maupun eksternal) untuk dirubah menjadi output tertentu atau aktivitas
tertentu. Secara umum gerakan pemberontakan memerlukan input berupa rekruitmen
anggota, tempat perlindungan, informasi, dan makanan yang diperoleh dari
lingkungan internal, juga memerlukan publisitas, materi, dan pendanaan yang
biasanya diperoleh dari lingkungan luar pergerakan.
Sebagaimana prinsip organisasi pada
umumnya, sebagai strategi internal gerakan pemberontakan cenderung
mengorganisasi personel, keuangan, logistik, inteligen, dan komunikasi untuk
dirubah menjadi aktivitas tertentu untuk mendapatkan tujuan yang diinginkannya
seperti pengakuan keberadaannya. Output dari gerakan pemberontakan dapat berupa
aktivitas sabotase, tindak kekerasan terhadap individu atau kelompok masyarakat
tertentu, demonstrasi, serangan skala kecil dan besar, atau bahkan pengerahan
kekuatan militer besar-besaran.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar