Teori yang menjelaskan mengenai
permintaan uang dapat dibedakan menjadi teori Klasik dan teori Keynesian.
a. Teori
Permintaan Klasik
Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,
bahwa pandangan ekonom Klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karena
jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output atau
pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang meningkat,
begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipengang oleh masyarakat bukanlah
semata-mata nilai nominalnya tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominalnya
dibandingkan dengan tingkat harga (real
money balances).
(M/P)d =
k.Y...............................................................(1)
Dimana:
(M/P)d = permintaan uang
M = nilai nominal
uang
P = tingkat harga
Y = pendapatan atau
output
k = proporsi
permintaan uang terhadap pendapatan atau output
Karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka
uang bersifat netral (money neutrality),
dalam arti uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Pendapatan tersebut
dinyatakandalam persamaan kuantitas klasik (classical
quantity or money)
M x V = P x T
...................................................................(2)
Atau
MV = PT
Dimana :
M = Jumlah Uang yang Beredar
V = Velositas uang
P = Tingkat Harga Umum
T = Jumlah Unit Transaksi
Dengan demikian :
Jumlah Uang x Velositas =
Harga x Transaksi
Velositas uang menunjukkan
konseo yang menunjukkan berapa kali dalam setahun uang berputar didalam sebuah
perekonomian. Dalam jangka pendek, kecepatan uang beredar dianggap tetap.
Kesulitan dari model
diatas adalah pengukuran unit transaksi (T) yang memungkinkan terjadinya
penghitungan ganda. Sebab dalam dunia nyata, output yang dihasilkan amat yang
digunkan adalah nilai output riil
(PDB riil):
M
x V = P x T
Jumlah Uang x Velositas = Harga x PDB riil
Karena fungsi uang
semata-mata sebagai alat transaksi, sedangkan velositas diasumsikan tetap, maka
dalam persamaan (1) diatas yaitu:
(M/P)d = kY
k proporsi kebutuhan uang terhadap
pandapatan, besarnya adalah 1/V.
b. Teori Permintaan Uang Keynes
Menurut teori Keynes dalam
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2005), ada 3 motivasi orang memegang
uang, yaitu untuk transaksi (transaction
motive), berjaga-jaga (precautionary
motive), dan memperoleh keuntungan (speculative
motive).
1)
Motivasi
Transaksi (Transaksi Motive)
Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan
permintaan uang dalam teori Klasik. Masyarakat memengang uang (holding money) dalam rangka mempermudah
kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan
positif dengan tingkat pendapatan. Bila pendapatan meningkat, maka kebutuhan
uang untuk transaksi meningkat.
2)
Motivasi
Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Hal lain yang juga memotivasi orang memengang uang adalah persiapan untuk
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga, misalnya sakit atau
mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga berhubungan
positif dengan tingkat pendapatan. Jika pendapatan meningkat, permintaan uang untuk
berjaga-jaga juga meningkat.
Karena permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga berhubungan searah
dengan tingkat pendapatan, maka hubungannya dapat diekspresikan sebagai
berikut:
Mt =
f(Y).............................................................................................................(3)
Dimana:
Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Y = pendapatan
3)
Motivasi
Mendapat Keuntungan (Speculative Motive)
Konsekuensi dari fungsinya
sebagai penyimpanan nilai (store of value),
uang dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Motivasi
menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan disebut sebagai motivasi spekulasi.
Keynes mengembangkan teori ini berdasarkan asumsi bahwa uang adalah salah satu
dari dua aset financial yang dapat dimiliki masyarakat. Aset yang lainnya
adalah obligasi (bond), yaitu surat utang yang disertai janji memberikan
pendapatn bunga. Jenis obligasi yang dimaksudkan oleh Keynes adalah obligasi
yang jatuh temponya tidak terbatas (consol
bond) dan tidak memiliki risiko
gagal ditagih (defauldt).
Keuntungan dari memengang
uang adalah likuiditasnya yang sempurna: kapanpun dubutuhkan, pada saat itu
juga dapat digunakan untuk transaksi. Tetapi biaya dari memengang uang adalah
hilangnya kesempatan memperoleh bunga, dibandingkan bila menyimpannya dalam
bentuk obligasi. Sebaliknyaobligasi akan memberikan pendapatn bunga. Resiko
dari memengang uang obligasi adalah harga jual yang lebih rendah dari harga
nominal (capital loss). Namun, resiko
ini diimbangi oleh kemungkinan mendapat keuntungan dari menjual obligasi (capital gain).
Pendapatan dari memengang
obligasi adalah pendapatan bunga dan pendapatan dari selisih penjualan.
Perubahan harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga pasar yang terjadi di
masa mendatang. Penilaian tentang tingkat bunga, dikaitkan dengan tingkat bunga
pasar yang dianggap normal. Bila masyarakat menilai tingkat bunga pasar yang
berlaku saat ini adalah terlalu tinggi, mereka berekspetasi tingkat bunga
dimasa mendatang akan turun. Tentunya harga obligasi akan naik, sehingga lebih
menguntungkan bila memengang obligasi. Jadi pada tingkat bunga yang tinggi
permintaan uang rendah. Bila tingkat bunga pasar yang berlaku saat ini dianggap
terlalu rendah, masyarakat berekspetasi tingkat bunga akan turun. Harga
obligasi akan turun, sehingga bila menguntungkan memengang uang. Pada tingkat
bunga rendah permintaan uang meningkat. Dengan demikian ada hubungan berbanding
terbalik antara tingkat bunga dengan permintaan uang berdasarkan pertimbangan
memperoleh keuntungan (spekulasi)
Msp =
f(r)............................................................................................(4)
Dimana:
Msp =
permintaan uang untuk spekulasi
R = tingakat bunga
Sehingga
total permintaan uang:
M
= M1
+ Msp........................................................................................(5)
= f(Y,r)
Dimana:
M
= Total
permintaan uang
Permintaan
uang mempunyai keterkaitan yang erat dengan fungsi uang, seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 2.1. Alasan Mengapa Masyarakat
Memegang Uang
Motivasi
|
Beberapa Karakteristik
|
Kebutuhan Transaksi
|
Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
Sebagai alat tukar
Berhubungan positif dengan pendapatan
Berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi
|
Berjaga-jaga
|
Untuk menghadapi
kondisis darurat/tak terduga
Sebagai alat tukar
Sebagai penyimpanan nilai
Berhubungan positif dengan pendapatan
Berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi
|
Mendapatkan keuntungan
|
Sebagai penyimpan nilai
Sebagai salah satu bentuk asset
Berhubungan negatif dengan tingkat bunga
Berhubungan nilai dengan perkiraan inflasi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar