Ada beberapa ukuran yang sering
digunakan untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan yaitu Kurve Lorenz,
Indeks Gini, Theil Indeks, dan L-Indeks.
Kurva Lorenz
Kurve Lorenz
mengukur kesenjangaan pendapatan dengan menggunakan data pendapatan dan populasi. Tingginya kesenjangan ditentukan pertama-tama dengan melakukan perengkingan
individual atas dasar pendapatan. Langkah selanjutnya menarik garis dari
individu yang berpendapatan terendah ke tingkat pendapatan yang tertinggi, dan
Kurva Lorenz
adalah plot proporsi total pendapatan dalam masyarakat (gambar 2.1)
Bank Dunia mengukur tinggi rendahnya
ketimpangan dengan mendasarkan pada distribusi pendapatan yang diterima oleh 40
persen penduduk yang berpendapatan terendah. Ketimpangan pendapatan
diklasifikasikan menjadi :
a) tinggi jika
40 persen penduduk berpendapatan terendah menerima pendapatan kurang dari 12
persen, b) sedang ketimpangan dikatakan sedang jika 40 persen
penduduk berpendapatan terendah menguasai 12 sampai 17 persen bagian
pendapatan, c) rendah, ketimpangan
dikatakan rendah jika 40 persen penduduk berpendapatan terendah menerima lebih
dari 17 persen bagian pendapatan (BPS; 1994).
Indeks
Gini
Ide dasar Indeks Gini diturunkan dari
Kurva Lorenz.
Indeks Gini diperoleh dari rasio antara luas area A, (luas area antara garis
lurus OP dengan kurva OP) dengan luas area OQP.
Persamaan Indeks Gini G = 1
- ∑[ ( Pi -
Pi - 1 )/ ( Yi - Yi – 1 )] (2.1)
G =
Indeks Gini
Pi =
Populasi kumulatif grup i
Yi = Pendapatan kumulatif grup i
Indeks Gini berkisar antara nol sampai satu.
Indeks Gini nol berarti terjadi distribusi pendapatan yang merata sempurna
artinya setiap golongan penduduk menerima pendapatan yang sama. Sebaliknya, Indeks Gini satu,
berarti terjadi ketimpangan distribusi pendapatan sempurna. Semua pendapatan
hanya dikuasai oleh satu orang (kelompok). Semakin tinggi Indeks Gini berarti
ketimpangan pendapatan semakin tinggi juga. Ketimpangan dikatakan tinggi bila
Indeks Gini berada antara 0,50 – 0,70, rendah jika Indeks Gini kurang dari 0,20
(Todaro, 2004).
Theil
Index.
Dalam
Theil indeks ini diasumsikan bahwa penduduk secara eksklusif dikelompokkan dalam provinsi dan distrik.
Atas dasar asumsi tersebut kesenjangan dapat diformulasikan sebagai berikut
(BPS, 2007):
n n Yij Yij
T =
∑∑ Ln (2.2)
i
j Y Y
Yij = Total pendapatan wilayah i grop j
Y = Total pendapatan nasional
Yij = pendapatan
agregat wilayah i grop j
Y = Pendapatan Agregat Nasional.
Theil indeks sebagai ukuran ketimpangan mempunyai
kelebihan tertentu. Pertama, Theil
Indeks dapat
digunakan untuk mengukur kesenjangan pendapatan dalam
daerah maupun antar daerah yang satu
dengan daerah yang lain sehingga cakupan analisa
menjadi lebih luas (Sjafrizal, 2008).
Kedua, dengan menggunakan indeks ini dapat dihitung
kontribusi masing-masing daerah terhadap ketimpangan pendapatan secara
keseluruhan sehingga dapat memberikan implikasi kebijakan yang lebih penting. Semakin tinggi nilai T semakin tinggi kesenjangan
antar daerah.
L-Indeks
Indeks ini diformulasikan oleh
Bourguignon, dengan pertimbangan Indeks Gini tidak dapat dipecah-pecah.
L-Indeks dapat dipecah menjadi dua yaitu within
group inequality dan between group inequality. Adapun
formulasi L-Indeks sebagai berikut (Sritua Arif , 2006)
n n
L = Log
( 1/n ∑ Yi ) – 1/n ∑Log Yi
(2.3)
i = 1 i = 1
Yi =
Pendapatan perkapita menurut kelompok pendapatan i
n =
Jumlah kelompok dalam golongan pendapatan i
Formulasi L tersebut
mendasarkan pada Laplace Distribution
Indeks, yang mengukur suatau kemencengan observe dari rata-ratanya. Dalam pengukuran kesenjangan pendapatan
Bourguignon mengartikan kesenjangan dalam sektor sebagai totalitas (jumlah)
hasil perkalian L dengan proporsi tenaga kerja kelompok pendapatan tertentu
dalam suatu golongan. Sedangkan kesenjangan antar sektor dihitung sebagai
totalitas hasil perkalian L dengan ratio proporsi tenaga kerja dengan proporsi
pendapatan kelompok (Laplace Distribution-Wikipedia, The Free Encyclopedia).
Pengembangan tersebut menghasilkan
rumus:
m m
L-Indeks
= ∑ Wj Lj + ∑ Wj Log Wj /Vj (2.4)
j =1 j =1
m
∑ Wj
Lj = menunjukkan
komponen Within Inequality.
j =1
m
∑ Wj
Log Wj /Vj =
menunjukkan komponen Between Inequality
j =1
Wj =
Sumbangan jumlah penduduk atau pekerja menurut kelompok pendapatan j.
Vj = Sumbangan jumlah pendapatan menurut
kelompok penerima pendapatan j
M =
Jumlah kelompok penerima pendapatan (j = 1,2,3...........m).
L-Indeks =
Kesenjangan sektoral dengan metode L indeks.
L-Indeks bergerak antara 0 – 1, L-Indeks = 0
berarti pendapatan terdistribusi merata
sempurna (tidak terjadi kesenjangan), Jika L-Indeks = 1 berarti terjadi
kesenjangan pendapatan yang sempurna. Semakin tinggi L-Indeks semakin tinggi
kesenjangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar