Ketimpangan
pendapatan semakin menarik perhatian publik setelah Kuznets mencetuskan
hipotesis U terbalik. Hipotesis tersebut dirumuskan dengan
membangun model yang mengkaitkan
kesenjangan pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi. Kuznets menyatakan bahwa
pada awalnya pertumbuhan berdampak pada peningkatan kesenjangan pendapatan. Pertumbuhan akan
menghasilkan pemerataan jika pendapatan suatu negara sudah melampaui batas
tertentu. Observasi ini kemudian dikenal sebagai kurva
Kuznets “U-terbalik”, karena perubahan longitudinal (time series) dalam distribusi pendapatan seperti yang diukur
misalnya dengan koefisien Gini—tampak seperti kurva berbentuk U terbalik,
seiring dengan naiknya GNP sebagaimana dalam Gambar 2.2.
Hipotesis Kuznets ini didasarkan pada
teori-teori pertumbuhan ekonomi umum tahun limapuluhan, dan dilengkapi dengan
pengamatan-pengamatan empiris. Teori-teori tersebut menjelaskan pertumbuhan
sebagai suatu proses yang mana kelompok yang bekerja bergerak dari aktivitas
tradisional (seperti pertanian) menuju ke sektor industri yang lebih produktif.
Untuk mengetahui bagaimana corak perubahan dalam
struktur ekonomi, Kuznet mengumpulkan data mengenai sumbangan berbagai sektor
kepada produksi nasional di tiga belas negara yang masuk dalam golongan negara
maju antara permulaan abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 (Sukirno, 2007).
Berdasarkan data tersebut, Kuznet membuat simpulan mengenai corak perubahan
sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi yaitu: Pertama, Sumbangan sektor pertanian
kepada produksi nasional pada umumnya telah menurun dimana pada taraf permulaan pembangunan
ekonomi, peranan sektor pertanian mendekati setengah dan adakalnya mencapai
sampai hampir dua pertiga dari seluruh produksi nasional; Kedua, Peranan sektor
industri dalam menghasilkan produksi nasional meningkat yaitu pada akhir masa
observasi, peranannya paling sedikit meningkat sebesar 20 persen poin sehingga
pada akhirnya menyumbangkan antara 40 dan adakalanya lebih 50 persen produksi
nasional; Ketiga, sumbangan sektor jasa dalam menciptakan pendapatan nasional
tidak mengalami perubahan yang berarti dan perubahan tersebut tidak konsisten
sifatnya.
Pengamatan empiris menemukan bahwa
pendapatan sektor tradisional lebih rendah dan terdistribusi secara sempit
dibanding pendapatan perindustrian. Dalam kondisi ini Kuznets menyatakan bahwa,
pengalaman suatu negara tertentu telah terbentuk pola antara pendapatan
perkapita yang lebih tinggi dengan kesenjangan pendapatan yang tinggi.
Teori Kuznets selanjutnya menyatakan
bahwa kebijakan redistribusi mengabaikan dampak terhadap pembangunan.
Distribusi pendapatan dipandang sebagai faktor endogenus, sebagaimana yang
dijelaskan teori sebagai an outcome of
the development process. Sebaliknya pertumbuhan diperlakukan sebagai
faktor eksogenus, tidak dijelaskan oleh
teori dan tidak dipengaruhi secara khusus oleh distribusi pendapatan. Kondisi
tersebut mengisyaratkan terbentuk hubungan kausal antara pertumbuhan dengan
kesenjangan. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kesenjangan tetapi tidak
sebaliknya (kesenjangan tidak mempengaruhi pertumbuhan).
Dari pernyataan di atas model Kuznets
dirumuskan sebagai berikut :
INEQ
= a1 + b1 (LogYi ) + c1 (LogYi )2 + Ui
(2.6)
INEQ
= Inequality
Log
Y = Log pendapatan perkapita
a =
Konstanta
b
dan c = parameter
U = faktor
pengganggu.
Banyak penelitian dilakukan untuk menguji kebenaran
hipotesis Kuznets tersebut. Hipotesis Kuznets banyak mendapat perhatian dalam
literatur-literatur pembangunan, pertumbuhan dan distribusi pendapatan (Rati
Ram, 1995). Ide Kuznets lebih lanjut dikembangkan oleh Robinson (1976), fokus
pada pergeseran individu-individu dari sektor pertanian ke sektor industri. Dalam kasus ini sektor pertanian (desa) pada awalnya
mempunyai kontribusi yang besar dalam ekonomi, yang ditandai dengan pendapatan
perkapita yang rendah, tingkat kesenjangan antar individu dalam sektor rendah.
Sedangkan sektor industri pada awalnya peranannya kecil, dengan pendapatan perkapita
lebih tinggi, dengan tingkat kesenjangan dalam sektor relatif tinggi (Barro, 1999).
Pertumbuhan ekonomi yang diwarnai
dengan perpindahan individu dari sektor pertanian ke sektor industri, diikuti dengan peningkatan
pendapatan perkapita individu yang pindah dari sektor pertanian ke sektor
industri. Kenaikan pendapatan perkapita tersebut berakibat meningkatnya
kesenjangan pendapatan secara keseluruhan. Dari sini dapat dikatakan bahwa pada
tahap awal pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kesenjangan.
Perpindahan pekerja dari sektor pertanian ke sektor industri berdampak pada penurunan jumlah tenaga kerja disektor
pertanian, disisi lain pekerja-pekerja sektor pertanian yang miskin
dimungkinkan bekerja di sektor
industri yang relatif kaya. Banyak diantara mereka yang mengalami peningkatan
pendapatan sebagai akibat kenaikan upah. Kombinasi tersebut menurunkan indeks
kesenjangan, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan
ekonomi berpengaruh negatif terhadap kesenjangan. Kondisi pengaruh pertumbuhan
ekonomi terhadap kesenjangan yang demikian inilah yang akhirnya disebut dengan
Hipotesis U terbalik Kuznets.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar