Metode
Objective Matrix (OMAX), suatu metode pengukuran produktivitas yang menilai
performansi kerja ditiap-tiap bagian perusahaan secara objektif, sekaligus
mencari faktor-faktor penyebab penurunan produktivitas apabila ditemukan. Dalam
penyusunan matriks OMAX, ada tiga langkah utama yang harus dilakukan, antara
lain (Joniarto Parung, dalam Sudiyarto dan Waskito (2012)) :
1.
Defining. Langkah ini dilakukan
pendefinisian dari kriteria produktivitas yang ingin diteliti. Kriteria ini sebaiknya
independen dan mudah diukur. Ukuran/dimensi, yang berkaitan dengan volume dan
waktu, harus ditetapkan dengan baik. Cara pengukuran dan pengambilan data juga
harus ditetapkan.
a.
Kriteria Produktivitas, adalah
kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada bagian atau departemen yang
akan diukur produktivitasnya, dan kriteria produktivitas sebaiknya lebih dari
satu.
b.
Performansi Sekarang adalah
nilai tiap produktivitas yang sebenarnya berdasarkan pengukuran selama periode
yang ditetapkan. Beberapa contoh dari kriteria dan rasio pengukuran
produktivitas yang digunakan adalah :
Dalam
kuantitas = output / jam kerja
Dalam
kualitas = jumlah cacat / jumlah produksi
Dalam waktu
= total waktu tunggu/total waktu tersedia
Dalam
utilisasi = tenaga kerja aktual/tenaga kerja standar
2.
Quantifying adalah badan dari
matriks yang berisi tentang tingkat pencapaian dari kriteria produktivitas.
Matriks-matriks ini memiliki beberapa skala penilaian, antara lain :
a.
Level 10, berisi tingkat
pencapaian realistis optimal yang mungkin dicapai.
b.
Level 3, berisi tingkat
performansi pada waktu awal pengukuran.
c.
Level 0, berisi tingkat
pencapaian terburuk yang mungkin terjadi.
Diantara
level 0 sampai level 10 terdapat level 1-9, yang berisi kisaran pencapaian dari
nilai terjelek sampai nilai optimal. Level 1 dan 2 diperoleh dari interpolasi
nilai level 0 dan 3, dan level 4-9 diperoleh dari interpolasi nilai level 3 dan
10. Anggota dari grup kerja yang dibentuk seharusnya berpartisipasi dalam
penetuan level-level tersebut.
3.
Monitoring pada dasarnya
matriks adalah perhitungan dari performance indicator (indikasi unjuk kerja),
hasil dari perhitungan ini terletak dibagian paling bawah dari matriks.
Pengamatan terdiri dari :
a.
Score (Skor)
Nilai level dimana nilai pengukuran produktivitas
berada. Misalnya, jika output / jam sama dengan 100 terletak pada level 5, maka
skor untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat
sesuai dengan angka pada matriks, maka harus dilakukan pembulatan kebawah.
b.
Weight (Bobot)
Besarnya bobot dari setiap kriteria mempunyai pengaruh
yang berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas yang diukur, maka dari itu
perlu dicatat prosentase kepentingan total produktivitas. Bobot ini yang
nantinya akan diukur menggunakan metode AHP.
c.
Value (Nilai)
Nilai yang dihasilkan dari perkalian skor pada kriteria
tertentu dengan bobot kriteria tersebut.
d.
Performance Indicators Pada bagian ini
terdapat tiga bagian, yaitu :
Current = jumlah nilai
semua kriteria pengukuran
Previous = jumlah
pengukuran sebelumnya
Indeks Produktivitas (IP) =
perbandingan antara periode yang diukur dengan periode sebelumnya (untuk
mengetahui apakah terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas)
Rumus :
IP = current - previous X 100%
Previous
dimana :
IP = Indeks Produktivitas (Productivity Index)
Current = nilai kriteria saat pengukuran
Previous = nilai kriteria periode
sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar