Akuntansi
menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan
ekonomik dan bisnis. Untuk menyediakan informasi tersebut, dibutuhkan data keuangan
dan diproses dengan cara tertentu. Tahap-tahap yang dijalani dalam proses
akuntansi disebut siklus akuntansi. Secara berurutan siklus akuntansi meliputi
tahap-tahap sebagai berikut.(Baridwan, 2004)
1.
Analisis transaksi
Agar
transaksi-transaksi yang terjadi dapat dicatat dalam rekening-rekening yang
benar, diperlukan analisis terhadap transaksi-transaksi itu untuk mengetahui
akibat dari transaksi tadi. Dalam melakukan analisis ini dicari akibat dari
suatu transaksi, kepada paling sedikit dua rekening karena sistem yang
digunakan adalah pembukuan berpasangan (double
entry). Atau dengan kata lain, analisis transaksi ini dilakukan dalam
kesamaan debet dan kredit.
Transaksi
yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a.
Transaksi-transaksi
ekstern, yaitu transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan,
antara lain penjualan, pembelian, pengeluaran dan penerimaan uang.
b.
Transaksi-transaksi
intern, yaitu pembagian kembali biaya-biaya dalam perusahaan, seperti
depresiasi aset tetap, pemakian bahan baku
untuk produksi, transfer dari barang dalam proses ke barang jadi dan lain-lain.
2.
Jurnal
Jurnal
adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara
kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang
harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing (Jusuf, 2001).
Kegiatan menjurnal dilakukan tiap kali terjadi transaksi. Transaksi-transaksi
yang telah dianalisis dimasukkan ke dalam buku jurnal. Transaksi yang selalu berulang-ulang
terjadi biasanya tidak dicatat dalam buku jurnal debet kredit, tetapi dicatat
dalam buku jurnal spesial atau khusus yang berkolom-kolom. Buku jurnal seperti
ini khusus dirancang untuk pencatatan transaksi-transaksi tertentu, dengan
memperhatikan rekening-rekening yang harus didebet dan dikredit. Buku jurnal
khusus biasanya dibuat berpasangan untuk transaksi-transaksi yang sering
terjadi seperti:
1.
Jurnal pembelian
Jurnal pembelian merupakan jurnal
yang khusus digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit, yakni pembelian
yang menimbulkan kewajiban (hutang) kepada pemasok.
2.
Jurnal penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal yang
khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan yang dilakukan
secara kredit, yaitu penjualan yang menimbulkan tagihan (piutang) kepada
pelanggan.
3.
Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas adalah jurnal
yang disediakan khusus untuk mencatat transaksi penerimaan kas. Seperti
penjualan tunai, pelunasan piutang, pendapatan bunga, pendapatan sewa dan lain
sebagainya.
4.
Jurnal pengeluaran kas
Jurnal pengeluaran kas adalah
jurnal khusus yang disediakan untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran
kas. Seperti pembelian tunai, pelunasan hutang, membayar gaji pegawai, membayar
biaya listrik dan lain sebagainya.
Selain menggunakan jurnal khusus
seperti yang telah diterangkan di atas, perusahaan juga menggunakan satu jurnal
lagi yaitu jurnal umum. Jurnal umum adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi-trasaksi yang tidak dapat dicatat kedalam keempat buku jurnal khusus
yang di atas. Misalnya untuk mencatat transaksi retur pembelian, penyesuaian
akhir periode, koreksi dan lain-lain sebagainya.
3.
Buku Besar
Buku besar (Ledger) merupakan buku (catatan) yang berisi kumpulan akun terpadu
yang sering disebut sebagai rekening atau perkiraan. Proses memindahkan
ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar disebut posting, yaitu memindahkan jumlah dalam
kolom debet jurnal ke dalam sisi debet rekening dan memindahkan jumlah dalam
kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening. Waktu untuk memposting
dilakukan tergantung dari jurnal yang digunakan. Nama rekening yang diposting
dibuku besar harus sesuai dengan nama rekening yang tertulis di dalam jurnal.
Urut-urutan kegiatan memindahkan ke rekening buku besar ini harus sejalan
dengan urut-urutan mendebet dan mengkredit dari jurnal.
Buku besar memiliki dua kelompok
akun, yaitu akun riil berupa aset, kewajiban dan ekuitas serta akun nominal
yaitu pendapatan dan biaya-biaya. Di dalam praktik, tiap perusahaan memiliki
dan menggunakan akun yang bentuk dan kolomnya bervariasi dan sesuai dengan
kebutuhan. Tabel di bawah ini merupakan contoh bentuk buku besar yang dapat
digunakan :
Tabel
2.6 : Contoh Kolom Buku Besar
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
Neraca Saldo
Dalam sistem pembukuan berpasangan,
pendebetan sebagai akibat dari suatu transaksi harus sama dengan pengkreditan
dari transaksi yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam buku besar, jumlah
pendebetan atas rekening-rekening harus selalu sama dengan jumlah
pengkreditannya. Untuk menguji kebenaran pendebetan dan pengkreditan ini, maka
pada akhir masa tertentu harus dibuat neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar
yang berisi saldo-saldo dari seluruh rekening yang ada di dalam buku besar pada
suatu saat tertentu. Neraca saldo dibuat pada setiap akhir bulan.
5.
Penyesuaian
Pada setiap akhir periode perlu
dibuat beberapa penyesuaian terhadap saldo rekening-rekening buku besar.
Penyesuaian-penyesuaian ini timbul karena digunakannya dasar waktu (accrual basis) di dalam akuntansi dan
juga diperlukan untuk dapat memisahkan rekening-rekening neraca dan rugi laba.
Pemisahan seperti itu diperlukan karena ada beberapa rekening yang saldonya
masih bersifat campuran, yaitu sebagian merupakan pos neraca dan sebagian
merupakan pos rugi laba. Disamping itu, ada beberapa transaksi yang belum
dicatat selam periode tahun buku yang bersangkutan oleh karena itu pada akhir
periode dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut.
Dari uraian tersebut jelas kiranya bahwa tujuan proses penyesuaian adalah:
a.
Agar setiap rekening
riil, khususnya rekening-rekening aset dan rekening-rekening utang, menunjukkan jumlah
yang sebenarnya pada akhir periode.
b.
Agar setiap rekening
nominal (rekening-rekening pendapatan dan -rekening rekening biaya) menunjukkan
pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.
Penyesuaian-penyesuaian yang dibuat setiap
akhir periode dilakukan terhadap elemen-elemen sebagai berikut:
1)
Piutang Pendapatan:
yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
2)
Utang Biaya: yaitu
biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
3)
Pendapatan Diterima di
Muka: yaitu pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan
pendapatan untuk periode yang akan datang.
4)
Biaya Dibayar di Muka:
yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada
periode yang akan datang.
5)
Kerugian Piutang: yaitu
taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa ditagih.
6)
Depresiasi
(Penyusutan): yaitu penyusutan aset tetap yang harus dibebankan pada suatu
periode akuntansi.
7)
Biaya Pemakaian
Perlengkapan: yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi
selama periode akuntansi.
6.
Menyusun Neraca Lajur
Setelah membuat jurnal penyesuaian
langkah selanjutnya adalah membuat neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu
kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua
data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun
laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis (Jusuf, 2005). Neraca
lajur sifatnya tidak formal dan bukan laporan keuangan. Tujuan pembuatan neraca
lajur adalah:
a.
Untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan.
b.
Untuk menggolongkan dan
meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan
persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
c.
Untuk mempermudah
menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.
Tabel 2.8 : Contoh Kolom Neraca
Lajur
No
|
Keterangan
|
Neraca saldo
|
Penyesuaian
|
Neraca Saldo Disesuaikan
|
Rugi Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Jurnal Penutup
Jurnal yang dibuat untuk
memindahkan saldo-saldo rekening sementara (rekening-rekening nominal dan
rekening prive) disebut jurnal penutup. Jurnal penutup dibuat setelah laporan
keuangan dibuat (Naraca, Laporan rugi laba, Laporan perubahan ekuitas, Laporan
arus kas). Tujuan pembuatan jurnal penutup adalah:
a.
Untuk menutup saldo
yang terdapat dalam semua rekening sementara. Kata menutup berarti mengurangi
saldo rekening sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya
semua rekening sementara akan dimulai dengan saldo nol. Dengan cara ini pula
akan dapat dipisahkan jumlah saldo-saldo rekening sementara untuk periode ini
dengan jumlah saldo-saldo rekening sementara pada periode berikutnya.
b.
Agar saldo rekening
modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode. Dengan
adanya jurnal ini, maka saldo rekening modal akan sama dengan jumlah akhir yang
dilaporkan dalam neraca.
Dalam menyelenggarakan penutupan
buku digunakan istilah sebuah rekening sementara yang baru, yaitu Rekening Rugi-Laba (atau Ikhtisar
Rugi-Laba). Rekening ini hanya digunakan dalam penutupan buku pada akhir
periode. Penutupan pembukuan biasanya dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1)
Menutup semua rekening
pendapatan dengan memindahkan saldo setiap rekening pendapatan ke rekening
Rugi-Laba.
2)
Menutup semua rekening
biaya dengan memindahkan saldo setiap rekening biaya ke rekening Rugi-Laba.
3)
Menutup rekening
Rugi-Laba dengan memindahkan saldo rekening tersebut ke rekening modal.
4)
Menutup rekening prive
(jika ada) dengan memindahkan saldo rekening tersebut ke rekening modal
Perbedaan antara
akuntansi untuk perusahaan dagang dan akuntansi untuk perusahaan jasa terletak
pada prosedur akuntansi untuk transaksi jual-beli barang dagangan, bukan pada
siklus akuntansinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar