Senin, 12 Desember 2016

Proses Akuntansi (skripsi dan tesis)


Akuntansi menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomik dan bisnis. Untuk menyediakan informasi tersebut, dibutuhkan data keuangan dan diproses dengan cara tertentu. Tahap-tahap yang dijalani dalam proses akuntansi disebut siklus akuntansi. Secara berurutan siklus akuntansi meliputi tahap-tahap sebagai berikut.(Baridwan, 2004)
1.      Analisis transaksi
Agar transaksi-transaksi yang terjadi dapat dicatat dalam rekening-rekening yang benar, diperlukan analisis terhadap transaksi-transaksi itu untuk mengetahui akibat dari transaksi tadi. Dalam melakukan analisis ini dicari akibat dari suatu transaksi, kepada paling sedikit dua rekening karena sistem yang digunakan adalah pembukuan berpasangan (double entry). Atau dengan kata lain, analisis transaksi ini dilakukan dalam kesamaan debet dan kredit.
Transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a.     Transaksi-transaksi ekstern, yaitu transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan, antara lain penjualan, pembelian, pengeluaran dan penerimaan uang.
b.      Transaksi-transaksi intern, yaitu pembagian kembali biaya-biaya dalam perusahaan, seperti depresiasi aset tetap, pemakian bahan baku untuk produksi, transfer dari barang dalam proses ke barang jadi dan lain-lain.
2.      Jurnal
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing (Jusuf, 2001). Kegiatan menjurnal dilakukan tiap kali terjadi transaksi. Transaksi-transaksi yang telah dianalisis dimasukkan ke dalam buku jurnal. Transaksi yang selalu berulang-ulang terjadi biasanya tidak dicatat dalam buku jurnal debet kredit, tetapi dicatat dalam buku jurnal spesial atau khusus yang berkolom-kolom. Buku jurnal seperti ini khusus dirancang untuk pencatatan transaksi-transaksi tertentu, dengan memperhatikan rekening-rekening yang harus didebet dan dikredit. Buku jurnal khusus biasanya dibuat berpasangan untuk transaksi-transaksi yang sering terjadi seperti:
1.      Jurnal pembelian
Jurnal pembelian merupakan jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit, yakni pembelian yang menimbulkan kewajiban (hutang) kepada pemasok.
 2.      Jurnal penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit, yaitu penjualan yang menimbulkan tagihan (piutang) kepada pelanggan.
3.      Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang disediakan khusus untuk mencatat transaksi penerimaan kas. Seperti penjualan tunai, pelunasan piutang, pendapatan bunga, pendapatan sewa dan lain sebagainya.
4.      Jurnal pengeluaran kas
Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang disediakan untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran kas. Seperti pembelian tunai, pelunasan hutang, membayar gaji pegawai, membayar biaya listrik dan lain sebagainya.
Selain menggunakan jurnal khusus seperti yang telah diterangkan di atas, perusahaan juga menggunakan satu jurnal lagi yaitu jurnal umum. Jurnal umum adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-trasaksi yang tidak dapat dicatat kedalam keempat buku jurnal khusus yang di atas. Misalnya untuk mencatat transaksi retur pembelian, penyesuaian akhir periode, koreksi dan lain-lain sebagainya.
3.      Buku Besar
Buku besar (Ledger) merupakan buku (catatan) yang berisi kumpulan akun terpadu yang sering disebut sebagai rekening atau perkiraan. Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar disebut posting, yaitu memindahkan jumlah dalam kolom debet jurnal ke dalam sisi debet rekening dan memindahkan jumlah dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening. Waktu untuk memposting dilakukan tergantung dari jurnal yang digunakan. Nama rekening yang diposting dibuku besar harus sesuai dengan nama rekening yang tertulis di dalam jurnal. Urut-urutan kegiatan memindahkan ke rekening buku besar ini harus sejalan dengan urut-urutan mendebet dan mengkredit dari jurnal.
Buku besar memiliki dua kelompok akun, yaitu akun riil berupa aset, kewajiban dan ekuitas serta akun nominal yaitu pendapatan dan biaya-biaya. Di dalam praktik, tiap perusahaan memiliki dan menggunakan akun yang bentuk dan kolomnya bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan. Tabel di bawah ini merupakan contoh bentuk buku besar yang dapat digunakan :
Tabel 2.6 : Contoh Kolom Buku Besar
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo








4.      Neraca Saldo
Dalam sistem pembukuan berpasangan, pendebetan sebagai akibat dari suatu transaksi harus sama dengan pengkreditan dari transaksi yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam buku besar, jumlah pendebetan atas rekening-rekening harus selalu sama dengan jumlah pengkreditannya. Untuk menguji kebenaran pendebetan dan pengkreditan ini, maka pada akhir masa tertentu harus dibuat neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh rekening yang ada di dalam buku besar pada suatu saat tertentu. Neraca saldo dibuat pada setiap akhir bulan.
5.      Penyesuaian
Pada setiap akhir periode perlu dibuat beberapa penyesuaian terhadap saldo rekening-rekening buku besar. Penyesuaian-penyesuaian ini timbul karena digunakannya dasar waktu (accrual basis) di dalam akuntansi dan juga diperlukan untuk dapat memisahkan rekening-rekening neraca dan rugi laba. Pemisahan seperti itu diperlukan karena ada beberapa rekening yang saldonya masih bersifat campuran, yaitu sebagian merupakan pos neraca dan sebagian merupakan pos rugi laba. Disamping itu, ada beberapa transaksi yang belum dicatat selam periode tahun buku yang bersangkutan oleh karena itu pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut. Dari uraian tersebut jelas kiranya bahwa tujuan proses penyesuaian adalah:
a.       Agar setiap rekening riil, khususnya rekening-rekening aset dan    rekening-rekening utang, menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
b.      Agar setiap rekening nominal (rekening-rekening pendapatan dan -rekening rekening biaya) menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.
 Penyesuaian-penyesuaian yang dibuat setiap akhir periode dilakukan terhadap elemen-elemen sebagai berikut:
1)      Piutang Pendapatan: yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
2)      Utang Biaya: yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
3)      Pendapatan Diterima di Muka: yaitu pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang.
4)      Biaya Dibayar di Muka: yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang.
5)      Kerugian Piutang: yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa ditagih.
6)      Depresiasi (Penyusutan): yaitu penyusutan aset tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
7)      Biaya Pemakaian Perlengkapan: yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi selama periode akuntansi.
6.      Menyusun Neraca Lajur
Setelah membuat jurnal penyesuaian langkah selanjutnya adalah membuat neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis (Jusuf, 2005). Neraca lajur sifatnya tidak formal dan bukan laporan keuangan. Tujuan pembuatan neraca lajur adalah:
a.       Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
b.      Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
c.       Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.
Tabel 2.8 : Contoh Kolom Neraca Lajur
No
Keterangan
Neraca saldo
Penyesuaian
Neraca Saldo Disesuaikan
Rugi Laba
Neraca
D
K
D
K
D
K
D
K
D
K













7.      Jurnal Penutup
Jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo rekening sementara (rekening-rekening nominal dan rekening prive) disebut jurnal penutup. Jurnal penutup dibuat setelah laporan keuangan dibuat (Naraca, Laporan rugi laba, Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas). Tujuan pembuatan jurnal penutup adalah:
a.       Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua rekening sementara. Kata menutup berarti mengurangi saldo rekening sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya semua rekening sementara akan dimulai dengan saldo nol. Dengan cara ini pula akan dapat dipisahkan jumlah saldo-saldo rekening sementara untuk periode ini dengan jumlah saldo-saldo rekening sementara pada periode berikutnya.
b.      Agar saldo rekening modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode. Dengan adanya jurnal ini, maka saldo rekening modal akan sama dengan jumlah akhir yang dilaporkan dalam neraca.
Dalam menyelenggarakan penutupan buku digunakan istilah sebuah rekening sementara yang baru, yaitu Rekening Rugi-Laba (atau Ikhtisar Rugi-Laba). Rekening ini hanya digunakan dalam penutupan buku pada akhir periode. Penutupan pembukuan biasanya dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1)      Menutup semua rekening pendapatan dengan memindahkan saldo setiap rekening pendapatan ke rekening Rugi-Laba.
2)      Menutup semua rekening biaya dengan memindahkan saldo setiap rekening biaya ke rekening Rugi-Laba.
3)      Menutup rekening Rugi-Laba dengan memindahkan saldo rekening tersebut ke rekening modal.
4)      Menutup rekening prive (jika ada) dengan memindahkan saldo rekening tersebut ke rekening modal
               
Perbedaan antara akuntansi untuk perusahaan dagang dan akuntansi untuk perusahaan jasa terletak pada prosedur akuntansi untuk transaksi jual-beli barang dagangan, bukan pada siklus akuntansinya.











Tidak ada komentar: