Menurut Iverson
(2003) tujuan SMART adalah untuk memudahkan mengenali dengan tepat apa
tujuannya, bermaksud untuk mencapai dan kepada siapa itu ditujukan, dengan
demikian akan lebih mudah untuk melacak sejauh mana tujuan tercapai. Boise
State University (2007) dan Swinton (2006) menjelaskan SMART dikembangkan
dengan tujuan penting sedemikian hingga dapat sangat membantu dalam menulis
tujuan yang dapat dijadikan modal dalam mengevaluasi kualitas program-program
yang diajukan dan dilaksanakan.
Deskripsikan
karakteristik pengukuran SMART yaitu sebagai berikut :
1.
Specific.
Tujuan yang ingin diraih perlu kejelasan dan bersifat
spesifik. Paul J. Meyer menjelaskan bahwa spesifik berarti menjabarkan sasaran
secara jelas dan tanpa ambigĂș. Beberapa atribut yang digunakan adalah apa yang
ingin dicapai, alasan atau keuntungan apa yang ingin diraih dengan mencapai
sasaran tersebut, siapa saja yang terkait dan berhubungan dengan pencapaian
sasaran, dimana lokasi atau fasilitas dan prasarana apa saja yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
2.
Measurable (terukur).
Tingkat keberhasilan suatu rencana perlu dapat diukur
secara kuantitatif. Paul J. Meyer menjelaskan bahwa pengukuran yang kongkrit
seperti berapa banyak atau kapan sebuah
sasaran bisa diketahui dapat tercapai harus dapat diperhitungkan dari awal
penetapan targetnya.
3.
Attainable.
Rencana yang telah dibuat perlu diproyeksikan pada
capaian target, tidak berhenti pada angan-angan belaka. Paul J. Meyer juga
menjelaskan bahwa attainable lebih
menekankan pada pentingnya seberapa realistis sebuah target itu. Jika
sasarannya terlalu jauh diluar standar, dapat menjadi demotivator karena tidak
sesuai dengan keahlian, kapasitas, kemampuan, serta perilaku yang dimiliki
untuk meraih sasaran tersebut. Sehingga kemungkinan bagaimana sebuah tujuan
dapat diraih dapat terjawab ketika mulai menilai sebuah kelayakan target.
Target yang terlalu tinggi dan tidak dapat dijangkau akan memberikan tekanan
yang terlalu besar dan akhirnya membawa perasaan apatis atau rasa malas
dan penundaan. Sedangkan target yang
terlalu rendah hanya akan menciptakan
kinerja yang tidak optimal karena rasa bosan yang dapat menimbulkan rasa
malas dan penundaan.
4.
Relevant (Relevansi)
Tujuan yang dinyatakan dengan memilih prioritas bagi
sasaran-sasaran yang paling vital dan berarti bagi organisasi. Sebuah tujuan
bisa saja spesifik, terukur, realistis, dan ada batas waktu, namun juka tidak
relevan terhadap atasan, manajemen secara keseluruhan maka tidak akan didukung
penuh oleh tim kerja atau rekan kerja yang lain.
5.
Time Bound
Program yang dirancang memiliki batasan waktu
pencapaian atau pelaksanaan yang jelas. Ukuran waktu dengan kerangka waktu
dalam memulai serta tenggat waktu yang diharapkan untuk dapat menyelesaikan
sasaran yang telah ditetapkan. Ini merupakan kriteria terakhir dari metode
SMART. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan memilah strategi menjadi taktik
jangka pendek atau aktivitas harian, lalu taktik jangka menengah, dan jangka
panjang atau tahunan serta lima tahunan agar indikator-indikator yang
menunjukkan kemajuan menuju pencapaian dapat dievaluasi dan dire-evaluasi.
Awangga (2007) juga menjelaskan bahwa rencana yang dibuat dibatasi oleh waktu tertentu.
Sehingga jelas bahwa target yang ingin diraih sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan agar terjadi efisiensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar