Kesenjangan merupakan masalah sosial yang dapat berdampak luas bagi
kehidupan masyarakat. Masalah kesenjangan ini dapat diatasi secara efisien melalui campur tangan
pemerintah melalui perumuskan kebijakan secara tepat dengan memahami secara tepat hubungan antara kesenjangan
dengan pertumbuhan ekonomi (Chang, 1994). Pemahaman yang keliru terhadap
hubungan tersebut dapat menimbulkan masalah baru.
Pandangan
bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kesenjangan pendapatan berkembang
setelah Kuznets (dalam Todaro dan Smith, 2006) mengembangkan hipotesis teoritis tentang
hubungan antara kesenjangan dengan pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan. Ia meneliti kesenjangan di
berbagai negara secara cross-sectional dan menemukan pola U terbalik. Kuznets
menyimpulkan bahwa pendapatan rata-rata perkapita pada awal perkembangan negara
masih rendah, dan tingkat kesenjangan juga rendah. Ketika pendapatan rata-rata
naik, maka kesenjangan juga meningkat. Kemudian ketika pendapatan rata-rata
naik lebih tinggi, maka kesenjangan akan turun kembali. Dengan kata lain Kuznets berpendapat bahwa evolusi
distribusi pendapatan membentuk kurve U terbalik (Hipotesis U terbalik).
Pertumbuhan ekonomi berakibat kelompok yang miskin secara relatif menjadi lebih
miskin pada tahap awal pembangunan suatu negara, dan relatif menjadi lebih kaya
pada akhir tahap pembangunan.
Penjelasan-penjelasan
logis dan model-model teoritis terhadap fenomena Kuznets
tersebut banyak dilakukan oleh para
ahli, seperti Kuznets sendiri, J Cromwell, G.S. Fields, J.B. Nugent dan
S.Robinson (Crowell, 2000). Disamping itu juga banyak para ahli yang
mempertanyakan hipotesis tersebut. Misalnya Aswant Saith (dalam Rati Ram, 1995)
mempertanyakan validitas paradigma dan kesimpulan hipotesis U terbalik Kuznets.
Menurutnya hipotesis Kuznets lebih berupa rintangan dari pada bantuan dalam
memahami hubungan antara pertumbuhan dan distribusi pendapatan. Tanggapan lain
dari para ekonom adalah dilakukannya penelitian empiris untuk menguji kebenaran
hipotesis tersebut. Peneliti–peneliti yang telah menguji Hipotesis Kuznets
secara empiris seperti Anand dan
S.Kanbur, Deininger dan L. Squire. Dengan menggunakan multi country data. Hasil
penelitian empiris mereka tidak mendukung Hipotesis Kuznets. Sedangkan
penelitian lain yang dilakukan oleh S. Randolph dan W.Lott, Rati.Ram dan Jha,
Papanek dan Aldrich Kyn, William Cline, dan Felix Poukert mendukung Hipotesis
Kuznets tersebut (Chang dan Rati Ram, 2002). Dari penelitian-penelitan di atas
muncul dua pandangan tentang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan
kesenjangan. Ada yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pertumbuhan
dengan distribusi pendapatan dan ada pandangan yang menyatakan bahwa antara
pertumbuhan dengan kesenjangan berhubungan negatif.
Haslag dan Slottje (1988) menjelaskan bahwa
hubungan antara pertumbuhan dengan kesenjangan dapat dijelaskan melalui Pendekatan
Tabungan, Industrialisasi, perubahan Komposisi Industri dan Pendidikan.
Pendekatan Tabungan
Dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka
pendapatan kelompok kaya meningkat. Peningkatan pendapatan ini akan diikuti
dengan peningkatan tabungan, yang selanjutnya diikuti peningkatan investasi.
Peningkatan investasi berdampak pada semakin meningkatkan pendapatan kelompok
pemilik modal (kelompok kaya). Sementara itu kelompok yang berpendapatan rendah
tidak dapat menabung, yang berarti tidak terjadi investasi, sehingga pendapatan
rendah. Kondisi ini berakibat tingginya kesenjangan pendapatan.
Pendekatan
Industrialisasi.
Dalam mengembangkan teori pengaruh pertumbuhan
terhadap ketimpangan, Kuznets berasumsi bahwa aktivitas ekonomi masyarakat
mengalami pergeseran dari aktivitas yang tradisional (pertanian) ke aktivitas
yang lebih modern (industri), seiring dengan proses industrialisasi. Industrialisasi
mendorong terjadinya urbanisasi. Kondisi
ini akan menimbulkan kesenjangan yang tinggi antara kota dan desa, yang terjadi
karena perbedaan upah, dengan asumsi rate
return of capital lebih tinggi daripada rate
return of labor.
Pendekatan
Perubahan Komposisi Industri.
Melalui industrialisasi banyak bermunculan
industri-industri baru. Kondisi ini akan merubah komposisi industri yang ada.
Industri yang baru rate of return
yang diperoleh lebih besar dari industri yang lama dengan asumsi pemodal lama
tidak mudah untuk melakukan investasi baru. Negara-negara yang mengalami
perubahan industri yang lebih besar, tingkat kesenjangan pendapatan keluarga
lebih besar (Beeson dan Tannery, 2004). Kesenjangan ini terjadi karena upah
yang berbeda secara signifikan antara sektor industri dengan sektor lainnya.
Pendekatan
Pendidikan.
Dengan semakin meningkatnya pembangunan maka
peluang untuk memperoleh pendidikan semakin tinggi. Pendidikan dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas memacu pertumbuhan
ekonomi, hanya saja dalam kondisi yang demikian tidak semua memiliki peluang
yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kelompok atas biasanya memiliki peluang
yang lebih tinggi dalam merespon pendidikan, sebaliknya kelompok bawah lebih
terbatas kemampuan untuk merespon pendidikan. Akibatnya produktivitas kelopok
bawah rendah sedangkan kelompok atas produktivitasnya tinggi. Mereka yang
berpendidikan tinggi akan memperoleh upah yang lebih tinggi dibanding yang
berpendidikan rendah, maka terjadilah kesenjangan.
2.1.3. Penelitian
Terdahulu
Simon Kuznets dengan teori hipotesis U
terbaliknya diakui sebagai pelopor studi tentang distribusi pendapatan. Teori
Kuznets tersebut banyak mendapat respon dari pakar pembangunan. Kajian-kajian
empiris banyak dilakukan untuk menguji kebenaran teori tersebut. Studi antara
lain dilakukan oleh Kravis (1970), Oshima (1962), Adelman dan Moris (1973),
Chenery dan Syrquin (1975), Ahluwalia, Charter dan Chenery (1979). Studi
tersebut menggunakan data silang tempat dengan hasil mendukung hipotesis U
terbalik Kuznets. Penelitian juga dilakukan dengan data runtut waktu, antara
lain oleh Weisskoff (1970) yang mengamati perubahan pola distribusi pendapatan
di negara-negara Amerika Latin, Fishlow (1972) menunjukkan bahwa sukses ekonomi
makro di negara-negara Amerika Latin tidak diikuti oleh membaiknya distribusi
pendapatan (Kuncoro, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar