Salah
satu definisi mengemukakan bahwa “ Penilaian prestasi kerja adalah proses
melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan “. ( Handoko Hani, 1995 : 135 ). Ahli lain memberikan pandangan bahwa
penilaian prestasi kerja adalah sebuah proses yang melibatkan penentuan dan
pemberitahuan kepada karyawan tentang prestasi kerja mereka dan penetapan rencana
bagi pengembangan ( Rue dan Byars, 2000 : 400 )
Pandangan
lain menyatakan bahwa “ Penilaian prestasi kerja karyawan pada dasarnya
merupakan penilaian yang sistematik terhadap penampilan kerja karyawan itu
sendiri dan terhadap taraf karyawan dalam upayanya mengembangkan diri imtil
kepentingan perusahaan dan organisasi
(Martoyo Susilo, 1990 : 84).
(Martoyo Susilo, 1990 : 84).
Di
dalam melaksanakan prestasi kerja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk memenuhi obyektifitas penilaian, yaitu :
a. Siapa
yang hendak melaksanakan penilaian atau bertindak sebagai penilai.
b. Kapan
penilaian akan diolah.
c. Dimana
hasil penelitian akan dilah
d. Sifat-sifat
rahasia dari penelitian.
e. Pelatihan
bagi penilai
f. Memonitor
efektifitas program penilaian.
Sesungguhnya
yang akan bertindak sebagai penilai sangatlah tergantung pada besar kecilnya
perusahaan. Bagi perusahaan yang masih kecil jumlah karyawan sedikit, maka yang
bertindak sebagai penilai adalah pemilik perusahaan yang bersangkutan.
Sebaliknya dalam perusahaan yang besar, dimana jumlah karyawan yang perlu
diawasi cukup banyak, biasanya yang bertindak sebagai penilai adalah atasan
langsung, karena secara pasti telah dapat menilai prestasi kerja karyawan.
Untuk
menghindari tingkat subyektifitas yang tinggi dalam proses penilaian prestasi
kerja bisa ditempuh dengan cara sebagai berikut :
a. Menggunakan
beberapa orang untuk menilai prestasi bawahan.
b. Menilai
kembali hasi penilaian seorang atasan dalam suatu departemen kerja.
c. Dengan
mengajak bawahan sendiri untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar