Sabtu, 12 Oktober 2024

Faktor-Faktor Disiplin Kerja


Disiplin seseorang di tempat kerja baik atau buruk tidak hanya terlihat, tetapi
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Sutrisno (2017:89), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan yaitu:

  1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
    Tingkat kompensasi dapat mempengaruhi terciptanya disiplin, pekerja akan
    mematuhi semua peraturan yang belaku, jika mereka merasa telah menerima
    jaminan kompensasi yang sepadan dengan usaha yang mereka bawa ke
    perusahaan. Jika diberi kompensasi yang tepat, mereka akan bekerja dengan
    tenang, rajin, dan selalu berusaha melakukan yang terbaik yang mereka bisa.
    Jika kompensasi yang diterima jauh dari mencukupi, maka ia akan berpikir
    untuk mencari penghasilan tambahan di luar, sehingga ia sewaktu-waktu
    mangkir dan sering meminta cuti. Namun, kompensasi yang memadai tidak
    serta merta menjamin disiplin.
  2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan
    Keteladanan pemimpin sangat penting sekali untuk menegakkan kedisiplinan
    karyawan, karena dalam lingkungan kerja, semua karyawan akan selalu
    memperhatikan dan mengikuti cara pemimpin menerapkan disiplinnya dan
    bagaimana ia dapat mengendalikan diri dari perkataan, tindakan dan sikap
    yang dapat merugikan. Aturan disiplin telah ditetapkan, misalnya pengaturan
    jam kerja, maka manajer tidak akan terlambat bekerja dari waktu yang telah
    ditentukan. Pemimpin harus memberikan contoh yang baik kepada bawahan
    untuk meniru sikap positif pemimpin.
  3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
    Pembinaan disiplin tidak akan dilakukan di perusahaan. Jika tidak ada aturan
    tertulis khusus untuk digunakan sebagai panduan bersama. Disiplin tidak
    dapat ditegakkan jika aturan dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan dan
    dapat bervariasi tergantung pad kondisi dan situasi. Oleh karena itu, disiplin
    akan ditegakkan dalam bisnis. Jika ada aturan tertulis yang telah disepakati
    oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu, karyawan akan yakin bahwa siapapun
    dan semua orang akan dihukum tanpa diskriminasi.
  4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
    Keberanian pimpinan atas tingkat pelanggaran yang telah dilakukannya,
    dengan tindakan terhadap pelanggaran disiplin sesuai dengan sanksi yang ada
    seluruh karyawan merasa mereka merasa terlindungi dan dalam hati berjanji
    tidak akan melakukan hal yang sama. Jika pimpinan tidak berani bertindak
    meskipun karyawan secara terang-terangan telah melanggar disiplin, hal ini
    akan sangat mempengaruhi suasana kerja di perusahaan. Tanpa pemimpin
    yang berani menghukum banyak karyawan akan mengatakan untuk apa
    disiplin, sedangkan orang yang melanggar disiplin tidak pernah dihukum.
  5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
    Dalam setiap kegiatan perusahaan harus ada pengawasan untuk membimbing
    karyawan agar dapat melakukan pekerjaan dengan benar dan sesuai dengan
    yang telah ditetapkan. Tapi itu juga sifat manusia mereka selalu ingin bebas,
    tidak terlihat terikat atau terikat oleh aturan apapun. Dengan adanya
    pengawasan, sedikit banyak pegawai akan terbiasa menegakkan disiplin kerja.
  6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan
    Karyawan tidak hanya senang menerima gaji yang tinggi dan pekerjaan yang
    menantang, tetapi juga membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya
    sendiri. Mereka ingin mendengar keluhan dan masalah mereka serta mencari
    jalan keluar. Pemimpin sukses yang sangat peduli terhadap karyawan akan
    menciptakan disiplin kerja yang baik karena akan selalu dihormati dan
    dihargai oleh karyawan, hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan,
    semangat kerja, dan semangat kerja karyawan.
  7. Kurangnya norma-norma yang mendukung tegaknya disiplin
    Dalam suatu organisasi harus menciptakan kebiasaan-kebiasaan positif seperti
    sebagai berikut:
    a. Saling menghormati, saat bertemu di lingkungan kerja.
    b. Berikan pujian pada waktu dan tempat, sehingga karyawan merasa bangga
    juga.
    c. Melibatkan karyawan dalam pertemuan rutin, terutama yang berkaitan
    dengan nasib dan pekerjaannya.
    d. Menjelaskan kapan harus meninggalkan tempat kerja kepada rekan kerja,
    menginformasikan, dimana dan tentang perusahaan bahkan kepada
    bawahan

Tidak ada komentar: