Jumat, 04 Oktober 2024

Brand Image


Dalam suatu bisnis, brand image bertujuan untuk mempengaruhi
konsumen terhadap merek tertentu agar menciptakan minat beli serta
sebagai strategi marketing dalam memperkenalkan dan mempertahankan
identitas produk tersebut.

  1. Pengertian Brand Image
    Secara umum, brand image terdiri dari kata brand (merek) dan image
    (citra). Brand image atau biasa disebut citra merek merupakan suatu
    gambaran sebuah produk yang ditujukan kepada konsumen. Merek berperan
    dalam memberikan identitas, ciri khas dan membedakan suatu produk yang
    sejenis dengan produk yang lainnya. Adapun seperti yang dikemukakan
    oleh Aaker (2018:9), yaitu:
    “Brand (Merek) adalah nama dan/atau simbol yang bersifat membedakan
    (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi
    barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual
    tertentu, dengan demikian dapat lebih mudah membedakan barang dan jasa
    yang dihasilkan oleh para kompetitor. Merek-merek tersebut bersaing dalam
    benak konsumen untuk menjadi yang terbaik.”
    Dalam pengertiannya image (citra) secara bahasa merupakan
    gambaran yang dapat dirasakan atau memberikan kesan bagi orang lain.
    Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan melaksanakan kegiatan
    operasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan
    Selanjutnya menurut ahli untuk pengertian brand image (citra merek)
    dikemukakan bahwa citra merek mencerminkan perasaan yang dimiliki
    konsumen dan bisnis tentang keseluruhan organisasi serta produk atau lini
    produk individu (Kenneth dan Donald, 2018:42). Ahli lain mengemukakan
    bahwa brand image tercipta bersamaan dengan produk atau jasa yang
    memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi, unik dalam nilai mutunya, atau
    dapat mempresentasikan pernyataan tentang pengguna (Sudirman, 2019:3).
    Berdasarkan uraian pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan
    bahwa brand image (citra merek) merupakan faktor penting dalam
    memberikan identitas terhadap suatu produk dengan tujuan konsumen lebih
    mudah mengenali, mengingat dan membedakan serta memberikan kesan
    agar lebih mudah bersaing dengan kompetitor.
  2. Faktor-Faktor Pembentuk Brand Image
    Dalam brand image terdapat faktor-faktor pembentuk tebentuknya
    dapat dijelaskan (Ferrinadewi dalam Erni Yunaida, 2017:798) berikut :
    a. Keunggulan asosiasi merek (favor-ability of brand association)
    Hal ini dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat
    yang diberikan oleh suatu brand dapat memuaskan kebutuhan dan
    keinginan tersebut.
    b. Kekuatan asosiasi merek (strength of brand asociation)
    Hal ini bergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan
    konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data
    sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen
    secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu
    produk atau jasa, akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada
    ingatan konsumen.
    c. Keunikan aosiasi merek (uniqueness of brand association)
    Sebuah brand haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut
    memiliki ciri khas dan sulit unuk ditiru para pesaing. Keunikan suatu
    produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap
    ingatan pelanggan akan keunikan brand. Sebuah brand yang memiliki
    ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk
    mengetahui lebih jauh dimensi brand yang dimilikinya.
  3. Tolak Ukur Brand Image
    Pengukuran citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek
    sebuah merek dan bersifat subjektif dimana artinya tidak ada ketentuan yang
    baku terhadap brand image (Kotler dan Keller dalam Aziz, 2018), seperti:
    a. Strengthness (Kekuatan)
    Dalam hal ini adalah keunggulan, keunggulan yang dimiliki oleh
    merek yang bersifat fisik dan tidak dimiliki oleh merek lainnya.
    Keunggulan merek itu mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek
    tersebut, sehingga biasa dianggap sebagai sebuah kelebihan
    dibandingkan dengan merek lain. Yang termasuk pada kelompok
    strenght ini antara lain: fisik produk, fungsi semua fasilitas produk,
    harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk
    tersebut.
    b. Uniqueness (Keunikan)
    Kesan unik ini muncul dari atribut produk, menjadi kesan unik berarti
    terdapat diferensias antara antara produk satu dengan produk lainnya.
    Termasuk dalam kelompok unik ini antara lain: variasi layanan yang
    biasa diberikan sebuah produk, variasi harga dari produk-produk yang
    bersangkutan maupun diferensiasi dari penampilan fisik sebuah
    produk.
    c. Favorable (Kesukaan)
    Mengarah pada kemampuan merek tersebuat agar mudah diingat oleh
    konsumen, yang termasuk dalam kelompok favorable ini antar lain:
    kemudahan merek tersebut diucapkan, kemampuan merek untuk tetap
    diingat oleh pelanggan, maupun kesesuaian antara kesan merek
    dibenak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas
    merek yang bersangkutan.
  4. Indikator Brand Image
    Brand image (citra merek) tercipta bersamaan dengan produk atau
    jasa yang memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi, unik dalam nilai
    mutunya, atau dapat mempresentasikan pernyataan tentang pengguna
    (Sudirman, 2019:3). Berdasarkan pernyataan tersebut ada tiga hal yang
    dapat menjadi indikator brand image (Sudirman, 2019:5), diantaranya:
    a. Citra Perusahaan
    Perkumpulan asosiasi yang digambarkan publik atau dipresepsikan
    oleh konsumen sebagai suatu perushaan yang membuat atau
    menghasilkan produk maupun jasa.
    b. Citra Pemakai
    Sekumpulan pemikiran yang diartikan atau di presepsikan konsumen
    terhadap orang yang menggunakan produk atau jasa.
    c. Citra Produk
    Kesan atau presepsi yang terbentuk dalam benak maupun presepsi
    konsumen terhadap produk atau jasa dipasarkan

Tidak ada komentar: