Dalam prosesnya, komunikasi memiliki dua tahap, yaitu proses komunikasi
secara primer dan sekunder.
- Proses Komunikasi Secara Primer
proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah
jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemaahkan pikiran
seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau
opini, baik mengenai hal yang konkret maupun abstrak, bukan saja
tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan
juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang, (Effendy, 2011:
Pada tahapan pertama, seorang komunikator menyandi (encode) pesan
atau informasi yang akan disampaikan kepada komunikan. Pada tahap
ini komunikator mentransisikan pikiran/ perasaan ke dalam lambang
yang diperkirakan dapat dimengerti oleh komunikan. Kemudian
komunikan mengawasi (decode) pesan ataupun informasi tersebut
dimana komunikan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Setelah
itu, komunikan akan bereaksi (response) tehadap pesan tersebut dan
memberikan umpan balik (feedback). Jika terdapat umpan balik positif,
komunikan akan memberikan reaksi yang menyenangkan sehingga
komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, jika terdapat umpan balik
negatif, komunikan memberikan reaksi yang tidak menyenangkan
sehinngga komunikator enggan melanjutkan komunikasinya. Dalam
tahap umpan balik ini, terdapat transisi fungsi dimana komunikan
menjadi encoder dan komunikator menjadi decoder. - Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi ini adalah lanjutan dari proses komunikasi primer
dimana terdapat alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama dalam penyampaian pesan oleh
sesorang kepada orang lainnya. Biasanya penggunaan alat atau sarana
ini digunakan seseorang dalam melancarkan komunikasi dimana
komunikannya berada relatif jauh atau berjumlah banyak. Terdapat
beberapa contoh media kedua yang dimaksud yang sering digunakan
dalam komunikasi, yaitu telepon, surat, surat kabar, radio, majalah,
televisi, dan banyak lainnya. Peranan media sekunder ini dilihat penting
dalam proses komunikasi karena dapat menciptakan efiesiensi dalam
mencapai komunikan. Contohnya adalah surat kabar atau televisi
dimana media ini dapat mencapai komunikan dengan jumlah yang
sangat banyak dengan hanya menyampaikan sebuah pesan satu kali saja.
Tetapi kekurangan dari media sekunder ini adalah keefektifan dan
keefesiensian penyebaran pesan-pesan yang bersifat persuasif karena
kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya tidak
diketahui komunikator dan dalam prosesnya, umpan balik berlangsung
tidak pada saat itu yang dalam hal ini disebut umpan balik tertunda
(delayed feedback).
(Effendy, 2011: 11-18)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar